Yuk Dalami Makna Sholat Agar Lebih Khusyuk Menjalankan

Yuk Dalami Makna Sholat Agar Lebih Khusyuk Menjalankan

Allah-lah yang telah mewajibkan sholat kepada hamba-hambanya, yang telah memerintahkan kepada mereka untuk menegakkan dan melaksanakannya dengan sebaik-baiknya, yang telah menjanjikan kesuksesan dan kebahagiaan di dalam mengajarkannya se'cara khusyuk, dan yang telah menjadikan shalat sebagai pemisah antara keimanan dan kekafiran, serta sebagai pence'gah terhadap perbuatan keji dan mungkar. Dan keselamatain serta kesejahteraan semoga dilimpahkan kepada Nabi kita Muhammad saw.

makna dan perintah sholat



Perintah Sholat Pada Peristiwa  Isra' dan mi'raj



Apabila kita menelusuri tentang asal mula sholat diajarkan dalam Islam kita akan menemukan kedahsyatan shalat, bahwa sholat merupakan ajaran Islam yang secara langsung diterima oleh Nabi Muhammad saw ketika isra' mi'raj tanpa melalui perantaraan Malaikat Jibril.

sholat dalam peristiwa isra miraj


Isra' dan mi'raj adalah mukjizat perintah sholat yang dikhususkan untuk Muhammad saw semata. Bertujuan untuk diperlihatkan kepada beliau sebagian dari tanda-tanda kebesaran-Nya, meneguhkan hatinya, dipersaksikan dengan segala hal yang tidak pernah disaksikan oleh siapa pun, dan untuk mengukuhkan kedudukan beliau yang mulia.

Allah SWT berfirman, "Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (QS. al-Isra': 1).

Di dalam mukjizat yang agung tersebut, Allah Yang Maha Perkasa memperlihatkan sejumlah besar tanda-tanda kekuasaan dan kebesaran-Nya serta mewahyukan kepada beliau apa yang tidak pernah diwahyukan kepada para nabi sebelumnya. Firman Allah SWT:

"Demi bintang ketika terbenam. Kawammu (Muhammad saw) tidak sesat dan tidak pula keliru. Dan tiadalah yang diucapkan itu (al-Qur'an) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya). Yang diajarkan kepadanya oleh (Jibril) yang sangat kuat. Yang mempunyai akal yang cerdas, dan (Jibril itu) menampakkan diri dengan rupa yang asli. Sedang dia berada di ufuk yang tinggi. Maka jadilah ia dekat (pada Muhammad sejarak) dua ujung busur panah atau lebih dekat (lagi). Lalu dia menyampaikan kepada hamba-Nya (Muhammad) apa yang telah diwahyukan Allah. Hatinya tidak mendustakan apa yang telah dilihatnya." (QS. an-Najm: 1-11).

“Dan sesungguhnya nabi Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain, yaitu di Sidratul Muntaha. Di dekatnya ada surga tempat tinggal, (Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratull Muntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya. Penglihatannya (Muhammad) tidak berpaling dariyang dilihatnya itu dan tidakpula melampauinya. Sesungguhnya dia telah melihat sebahagian tanda-tanda (kekuasaan) Tuhannya yang paling besar.” (QS. An-Najm : 13 – 18).

Sebelum melakukan rihlah (perjalanan) isra' mi'raj, telah ada persiapan Ilahiyah bagi jiwa Rasulullah saw. Yaitu tatkala Jibril menemuinya dan membelah dadanya lalu membasuhnya dengan air zamzam. Selanjutnya, Jibril memegang tangannya dan menaikkannya (mi'raj) ke langit, mendaki dari langit ke langit. Demikian seterusnya hingga beliau sampai di sebuah tempat khusus sebagaimana disebutkan dalam riwayat,

"Kemudian aku dan jibril naik ke mustawa dan aku mendengar bunyi pena dari-tempat itu"
sampai sabda, "Kemudian Allah mewajibkan shalat lima puluh waktu kepada umatku." (HR. Bukhari), hingga Allah memberikan keringanan berupa shalat lima waktu.

Sejarah Perintah Sholat Dimulai



Perjalanan perintah sholat dimulai saat Rasulullah mengendarai buraq bersama Jibril.
Jibril berkata kepada Rasul, “turunlah dan kerjakan sholat."

Rasulullah pun turun. Jibril kemudian bertanya, “dimanakah engkau sekarang ?”

“Aku tidak tahu”, Jawab Rasulullah.

“Engkau berada di Madinah, disanalah engkau akan berhijrah “, kata Jibril menanggapi.
Kemudian setelah Rasul selesai mengerjakan Sholat, Perjalanan mereka dilanjutkan ke Syajar Musa (Masyan) tempat penghentian Nabi Musa ketika lari dari Mesir, kemudian kembali ke Tunisia tempat Nabi Musa menerima wahyu, lalu ke Baitullhmi (Betlehem) tempat kelahiran Nabi Isa AS, dan diteruskan ke Masjidil Aqsha di Yerussalem sebagai kiblat nabi-nabi terdahulu.

Kemudian Malaikat Jibril menurunkan Rasulullah SAW dan menambatkan kendaraannya Buraq. Setelah rasul memasuki masjid ternyata telah menunggu Para nabi dan rasul.

Rasul bertanya kepada Jibril: “Siapakah mereka ?”

“Saudaramu para Nabi dan Rasul”. Jawab Jibril sambil Jibril membimbing Rasul kesebuah batu besar, saat itu Rasul melihat tangga yang sangat indah, pangkalnya di Baitul Maqdis dan ujungnya mencapai langit. Kemudian Rasulullah bersama Jibril menaiki tangga itu menuju kelangit tujuh dan ke Sidratul Muntaha.

Dan Jibril pun Membawa Nabi Muhammad SAW

Berita dari Anas bin Malik mengatakan,

Riwayat Al Bukhari dari Anas bin Malik Mengatakan dari Abu Dzar pernah bercerita, bahwa Rasulullah saw. bersabda:

"Pada suatu waktu ketika aku berada di Mekkah, tiba-tiba atap rumahku dibuka orang Maka turunlah Jibril, lalu dibedahnya dadaku, kemudian dibersihkannya dengan air zamzam. Sesudah itu dibawanya sebuah bejana emas penuh berisi hikmat dan iman, lalu dituangkannya ke dalam dadaku, dan sesudah itu dadaku dipertautkannya kembali."

Kemudian ditariknya tanganku, dan ia membawaku naik ke langit-dunia. Setelah tiba di langit pertama, Jibril berkata kepada pengawal, "Buka pintu!"

Malaikat pengawal bertanya, "Siapa itu?

Kata Jibril, "Saya, Jibril!

Kata pengawal, "Adakah orang beserta anda?

Jawab Jibril,Ada! Muhammad saw besertaku."

 Tanya pengawal,  "Sudah diutuskah dia?"

Setelah pintu terbuka, maka kami naik ke langit pertama. Sekonyong konyong kami bertemu dengan seorang laki-laki sedang duduk, di kanan kirinya  tampak menghitam kelompok orang banyak. Apabila dia menengok ke kanan dia tertawa, tetapi apabila dia menengok ke kiri dia menangis.
Orang itu berujar,
"Selamat datang, wahai Nabi dan anak yang saleh."

Aku bertanya kepada Jibril, "Siapakah orang ini?"

Jawabnya, "Inilah Adam.

Kumpulan orang yang banyak di kanan-kirinya ialah roh anak-cucunya. Yang sebelah kanan penduduk surga dan yang sebelah kiri penduduk neraka. Maka apabila ia menengok kekanan, ia tertawa dan apabila ia menengokke kiri ia menagis.

Kemudian Jibril membawaku naik kelangit kedua. la berkata kepada pengawal,

Buka pintu!"

Penjaga pintu bertanya kepada Jibril seperti penjaga pintu pertama bertanya, kemudian ia membukakan pintu.

Kata Anas, "Rasulullah saw. menceritakan, bahwa di beberapa langit beliau bertemu dengan para Nabi, Adam, Idris, Musa, Isa, dan Ibrahim Shalawatullahi Alaihim), tetapi tidak diceritakannya dilangit mana masing-masing berada, selain hanya menyebutkan, Adam di langit pertama dan Ibrahim di langit keenam."

Kata Anas, "Tatkala Jibril beserta Nabi saw. bertemu dengan Idris, Idris mengucapkan salam,

"Selamat datang, wahai Nabi dan Saudara yang saleh."

Nabi saw. bertanya kepada Jibril, "Siapa ini?"

Jawab Jibril, "Inilah Idris."

Rasulullah meneruskan: "Aku bertemu dengan Musa. Dia pun mengucapkan, Selamat datang, wahai Nabi dan Saudara yang saleh."

Aku bertanya, "Siapa ini?"

Jawab Jibril, "Ini Musa."

Kemudian aku bertemu dengan Isa. Isa pun berkata,"Selamat datang, wahai Saudara dan Nabi Yang saleh."

Aku bertanya, "Siapa ini?"

Kata Jibril, "Ini Isa."

Setelah itu aku bertemu dengan Ibrahim. Dia pun mengucapkan, "Selamat datang, wahai Nabi dan anak yang saleh."

Aku bertanya pula,"Siapa ini?"

Jawab Jibril, "Inilah Ibrahim alaihissalatu was salam."

Sesungguhnya Ibnu Abbas dan Abu Hayyah al Anshari, kedua-duanya pernah bercerita bahwa Nabi saw. bersabda:
 
"Kemudian aku dibawanya naik keempat yang lebih tinggi, di mana aku dapat mendengar bunyi goretan pena:"

Kata Ibnu Hazm dan Anas bin Malik,Nabi saw. bersabda, "Allah swt. mewajibkan sholat atas umatku lima puluh kali (sehari semalam). Maka aku turun membawa perintah itu. Ketika aku lewat di hadapan Musa, ia bertanya kepadaku,"Apa yang diperintahkan Allah kepadamu untuk dilaksanakan umatmu?"

Jawabku, "Allah swt. mewajibkan sholat limapuluh kali."

Kata Musa, "Kembalilah kepada Tuhanmu, karena umatmu tidak akan sanggup melaksanakannya."

Maka kembalilah aku kepada Tuhanku, lalu dikuranginya sebagian. Kemudian aku kembali kepada Musa dan berkata,

"Allah mengurangi seperdua."

Kata Musa, "Kembalilah kepada Tuhanmu, sesungguhnya umatmu tidak akan sanggup melaksanakannya."

Maka kembali pulalah aku kepada Tuhanku. Lalu Allah menguranginya pula seperdua. Sesudah itu aku kembali pula mengabarkannya kepada Musa.

Kata Musa. "Kembalilah kepada Tuhanmu, sesungguhnya umatmu tidak sang-
gup melaksanakannya."

Maka kembali pulalah aku kepada Tuhanku.

Dia (Allah) berfirman,"Walaupun lima, namun lima puluh juga. Putusan-Ku tidak dapat dirubah lagi."

Maka aku kembali pula mengabarkannya kepada Musa.

Kata Musa, Kembalilah kepada Tuhanmu.

Jawabku, "Malu aku kepada Tuhanku."

Kemudian Jibril membawaku hingga sampai ke Sidratul Muntaha. Tempat mana ditutup dengan aneka ragam warna yang aku tak tahu warna-warna apa namanya. Sesudah itu aku dibawa masuk ke dalam Surga, di mana di dalamnya terdapat mutiara bersusun-susun sedangkan buminya bagaikan kasturi.

(H.R Al Bukhari No. 211)

Berfirman Allah SWT : “Hai Muhammad Aku mengambilmu sebagai kekasih sebagaimana Aku telah mengambil Ibrahim sebagai kesayanagan dan Akupun memberi firman kepadamu seperti firman kepada Musa Akupun menjadikan ummatmu sebagai umat yang terbaik yang pernah dikeluarkan pada manusia, dan Akupun menjadikan mereka sebagai umat wasath (adil dan pilihan), Maka ambillah apa yang aku berikan kepadamu dan jadilah engkau termasuk orang-orang yang bersyukur“.

“Kembalilah kepada umatmu dan sampaikanlah kepada mereka dari Ku”.

Kemudian Rasul turun ke Sidratul Muntaha, dan bertemu kembali dengan Jibril yang sedang menunggunya, dan Jibril berkata :

“Allah telah memberikan kehormatan kepadamu dengan penghormatan yang tidak pernah diberikan kepada seorangpun dari hamban Nya baik malaikat yang terdekat maupun nabi yang diutus. Dan Allah telah membuatmu sampai suatu kedudukan yang tak seorangpun dari penghuni langit maupun penghuni bumi dapat mencapainya. Berbahagialah engkau dengan penghormatan yang diberikan Allah kepadamu berupa kedudukan tinggi dan kemuliaan yang tak tertandingi. Ambillah kedudukan tersebut dengan bersyukur kepadanya karena Allah Maha pemberi nikmat yang menyukai orang-orang yang bersyukur”.

Atas kejadian tersebut kemudian Rasul memuji Allah atas semua itu.

Rasulullah Diperlihatkan Surga dan Neraka

Setelah peristiwa Rasulullah menerima perintah Sholat, Kemudian Jibril berkata :

“Berangkatlah ke surga agar aku perlihatkan kepadamu apa yang menjadi milikmu disana sehingga engkau lebih zuhud disamping zuhudmu yang telah ada, dan sampai lah disurga dengan Allah SWT. Tidak ada sebuah tempat pun aku biarkan terlewatkan”.

Rasulullah kemudian mengikuti Jibril, Beliau melihat bangunan - bangunan dari intan mutiara dan sejenisnya, Rasul juga melihat pohon-pohon dari emas. Rasul melihat disurga apa yang mata belum pernah melihat, telinga belum pernah mendengar dan tidak terlintas dipikiran dan dihati manusia.

Tempat tersebut semuanya masih kosong, disediakan hanya kepada pemiliknya yang ditunjuk menjadi kekasih Allah yang dapat melihatnya. Semua itu membuat Rasul kagum untuk seperti inilah mestinya manusia beramal. Kemudian Rasul diperlihatkan neraka sehingga rasul dapat melihat belenggu-belenggu dan rantai-rantainya selanjutnya Rasulullah turun ke bumi dan kembali ke masjidil haram menjelang subuh.

Al-Hafiz Ibnu Hajar Al-'Asqalani berpendapat bahwa ditetapkannya kewajiban sholat pada malam mi raj tercermin dari kesucian lahir dan batin Rasulullah saw sewaktu dibasuh dadanya yang terbelah dengan air zamzamn untuk diisi dengan iman dan hikmah.

Hal itu terkait dengan sholat yang harus didahului dengan bersuci (wudhu) dan wajibnya keadaan suci ketika shalat juga untuk menjelaskan posisi beliau yang tinggi di mana para nabi dan malaikat mendoakannya, dan supaya beliau dapat bermunajat kepada Tuhannya. Jadi, siapa saja yang mendirikan sholat, berarti ia telah bermunajat kepada Tuhannya Yang Maha Agung lagi Maha Tinggi.

Mukjizat isra' dan mi'raj ini secara gamblang menjelaskan bagaimana mikjizat ini menyinari kehiduran Islam dan bagaimana pula menerangi dunia manusia berkat kekuasaan-Nya. Ini jelas mendahului kemajuan hasil ilmu pengetahuan modern. Berkat mu jizat isra' dan mi'raj tersebut, kalbu menjadi bersih dan murni terhadap Islam sebagaimana tersingkapnya gambaran-gambaran dan contoh Contoh (dalam perjalanan isra' dan mi raj) sesuai dengan kelurusan fitrah dan batasan manusia.

Namun hal yang paling urgen dan signifikan dalam perjalanan isra dan mi'raj adalah kewajiban sholat lima waktu. Shalat memiliki kedudukan yang tinggi dalam Islam sebagaimana kedudukan kepala dalam tubuh manusia.

Ada pula pendapat lain terkait dengan hikmah dikhususkannya kewajiban sholat pada malam isra', bahwa tatkala Nabi saw di-mi'raj-kan, beliau melihat para malaikat yang beribadah. Di antara mereka (para malaikat itu) ada yang berdiri saja dan tidak duduk. Kemudian Allah menghimpun seluruh ibadah mereka dalam sejumlah raka'at,

yang dengannya beliau dan umatnya melaksanakan sholat, ditambah dengan syarat-syarat berupa thuma'ninah (ketenangan) dan ikhlas dalam menjalankannya. Sehubungan dengan itu, Ibnu Abi Jamrah berkata,

"Dikhususkannya kewajiban sholat pada malam isra' menunjukkan kepada agungnya kewajiban shalat tersebut, dan karenanya perintah sholat tersebut disampaikan secara langsung tanpa melalui perantara."

Panduan Dalam Melakukan Sholat



Sholat ialah berhadap hati kepada Allah sebagai ibadah, dalam bentuk beberapa perkataan dan perbuatan, yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam serta menurut syarat-syarat yang telah ditentukan syara.

panduan melakukan sholat

Dalil yang mewajibkan sholat banyak sekali, baik dalam AlQuran maupun dalam hadits Nabi Muhammad saw.

وَاَقِيۡمُوا الصَّلٰوةَ وَاٰتُوا الزَّكٰوةَ وَارۡكَعُوۡا مَعَ الرّٰكِعِيۡنَ

Artinya:
"Dan dirikanlah shalat, dan keluarkanlah zakat, dan tunduklah/rukuk bersama-sama orang-orang yang pada rukuk." (S. Al-Baqarah: 43)

... ‌ؕ اِنَّ الصَّلٰوةَ تَنۡهٰى عَنِ الۡفَحۡشَآءِ وَالۡمُنۡكَرِ‌ؕ...

Artinya:
"Kerjakanlah shalat, sesungguhnya shalat itu mencegah perbuatan yang jahat (keji) dan yang mungkar." (S. Al-Ankabut: 45)

Perintah sholat ini hendaklah ditanamkan ke dalam hati dan jiwa anak-anak dengan cara pendidikan yang cermat, dan dilakukan sejak kecil, sebagaimana tersebut dalam hadits Nabi Muhammad SAW. sebagai berikut

"Perintahlah anak-anakmu mengerjakan shalat di waktu usia mereka meningkat tujuh tahun, dan pukullah (kalau enggan melakukan shalat) di waktu mereka meningkat usia sepuluh tahun." (HR. Abu Dawud)

Macam Sholat dan Waktunya



Perintah sholat yang diterima Nabi Muhammad saw dalam peristiwa Isra Miraj adalah perintah yang 5, perintah tentang sholat wajib 5 waktu, dzuhur, ashar, maghrib, isya dan subuh. Kemudian Rasul mendapatkan perintah sholat sunnah sebagai amalan tambahan untuk umatnya. Oleh karenanya, Sholat lalu di bagi atas dua yaitu: sholat fardu atau wajib dan sholat sunnah.

Macam-Macam Shalat Fardu.



Shalat fardu adalah shalat yang diwajibkan atas kaum muslimin yang mukallaf. Melakukan shalat fardu merupakan rukun Islam yang kedua yang diisyaratkan pada malam di israh dan dimirajkannya Nabi Muhammad SAW.

  • Shalat Dzuhur
    Shalat Dzuhur terdiri dari empat rakaat dan waktunya sejak matahari condong ke arah barat sampai bayangan sama panjangnya dengan benda.

  • Shalat Ashar
    Shalat ashar terdiri dari empat rakaat, dan waktunya yaitu sejak bayangan lebih panjang dari benda sampai bayangan dua kali lebih panjang dari benda, hampir terbentang matahari.

  • Shalat Magrib
    Shalat Magrib terdiri atas tiga rakaat dan waktunya sejak terbenam matahari hingga terbenamnya mega yang merah.

  • Shalat Isya
    Shalat isya terdiri atas empat rakaat dan waktunya dimulai dengan terbenamnya mega yang merah hingga terbitnya fajar shadiq

  • Shalat Subuh
    Shalat subuh terdiri atas dua rakaat dan waktunya dimulai dari terbitnya fajar shadiq hingga terbitnya matahari.

  • Shalat Jumat
    Shalat Jumat adalah sholat penganti dzuhur pada hari jumat. sholat ini hanya wajib bagi laki-laki dan boleh bagi wanita yang ingin melaksanakannya

Macam-Macam Shalat Sunnah



Dalam Islam, selain ada kewajiban untuk melaksanakan shalat yang wajib (fardhu), juga terdapat shalat-shalat yang dikategorikan sunnah dilaksanakannya. Macam Sholat sunnah yaitu:
  • Shalat Sunnat Rawatib
    Shalat sunnat rawatib adalah shalat sunnat yang dikerjakan mengiringi shalat-shalat fardu, baik yang dilakukan sebelum shalat fardu yang dinamakan sunnat qabliyah atau sesuda shalat fardu yang dinamakan sunnat ba,diyah. Shalat sunnat ini sebanyak dua rakaat yang dikerjakan sebelum dan sesudah shalat fardu.


  • Sholat Sunnah Witir
    Shalat sunnat witir adalah shalat sunnat yang dilakukan sebagai shalat penutup di malam hari. Dinamakan shalat witir karena jumlah bilangan rakaatnya ganjil. Shalat witir bisa dilaksanakan satu rakaat tiga rakaat atau lima rakaat. Waktunya setelah shalat isya hingga terbitnya fajar.


  • Shalat Sunnat Dhuha
    Shalat sunnat dhuha dipaksakan pada pagi hari sesudah matahari menampakkan sinarnya, kurang lebih jam 07.15 -17.30. Dua jam lebih 10 menit shalat Dzuhur. Shalat dhuha sekurang-kurangnya dua rakaat, dan sebanyak-banyaknya adalah delapan rakaat, dengan tiap dua rakaat salam.



  • Sholat sunnat tahiyatul masjid
    Shalat sunnat tahiyatul masjid adalah shalat sarat dua rakaat yang dikerjakan oleh jamaah yang baru masuk ke dalam masjid sebelum duduk.



  • Shalat sunnat tasbih
    Shalat sunnat tasbih adalah shalat sunnat yang bermaksud untuk memperbanyak tasbih kepada Allah SWT. Dengan cara-cara khusus. Shalat tasbih empat rakaat, jika dilakukan pada waktu malam, maka sebaiknya dengan dua salam, yaitu selepas rakaat salam dan jika dilakukan pada waktu siang hari baik dengan satu salam atau dua salam sama saja hukumnya.



  • Shalat sunnat Al-awwabin
    Shalat sunnat Al-awwabin dikerjakan ba’dah Magrib, sedikitnya dikerjakan dua rakaat dan sebanyak-banyak enam rakaat, dengan satu salam setiap dua rakaat. Shalat sunnah ini sebaiknya dilakukan setelah melakukan dzikir shalat Magrib, dan setelah shalat sunnat ba’dah Magrib.

  • Shalat Sunnat Ibrahim
    Seseorang yang hendak irhram untuk haji, atau umrah, disunnatkan shalat dua rakaat, sebelum niat ihram untuk haji atau umrah.

  • Shalat Sunnat Tawaf
    Seseorang yang mau melakukan tawaf di masjidil haram disunnatkan setelah tawaf, melakukan shalat dua rakaat di muhazam, yaitu di antara Al-Hajar, Al-Aswad, dan pintu Ka’bah ataupun di Hijir Ismail

  • Shalat Sunnat Wudhu
    Shalat sunnat wudhu adalah shalat dua rakaat yang dilakukan setelah wudhu, sebelum mengerjakana shalat lain.



  • Shalat Sunnat Istikharah
    Shalat sunnat istikharah adalah shalat sunnat yang dilakukan dengan maksud untuk meminta petunjuk dari Allah dengan memilih dua pilihan atau lebih agar keputusan yang diambil atau dipilih memberikan keberkahan, kebaikan dan kerendahan Allah SWT. Shalat ini dipaksakan pada malam hari atau pagi hari sebanyak dua rakaat.



  • Shalat Sunnah Hajat
    Shalat sunnat hajat adalah shalat sunnat yang dilakukan karena ada hajat atau cita-cita atau keinginan yang ingin dikabulkan atau dimudahkan oleh Allah SWT. Shalat hajat ini sebanyak dua rakaat. Di laksanakan baik pada waktu siang hari atau pun pada malam hari.


  • Shalat sunnat taubat
    Shalat sunnat taubah adalah shalat yang dilakukan untuk mendapatkan ampunan dari Allah dari dosa-dosa yang telah diperbuat oleh hambanya terhadap Allah SWT. Shalat taubah boleh dilakukan kapan saja, baik malam atau siang hari dan shalat ini sebanyak dua rakaat.



  • Shalat Tahajjud
    Shalat tahajjud atau disebut juga sebagai shalat al-lail adalah shalat yang dilakukan pada waktu malam, selepas bangun dari tidur hingga sebelum adzan subuh. Shalat tahajjud dilaksanakan paling sedikit dua rakaat dan paling banyak tidak terbatas, kemudian diakhiri dengan shalat witir. Pada setiap rakaat diselingi dengan salam 



  • Shalat Sunnat Mutlak
    Shalat sunnat mutlak adalah shalat sunnat yang tidak terikat dengan waktu atau sebab tertentu, dan juga tidak terbatas bilangan rakaatnya.

  • Shalat Sunnat Ied (Idul Adha dan Idul Fitri)
    Shalat sunnat I’d adalah shalat sunnat yang dilaksanakan pada dua hari raya, yaitu hari raya idul Fitri pada tanggal syawal dan hari raya Idul Adha pada tanggal Dzulhijja. Shalat ini dilakukan secara berjamaah tanpa didahului oleh adzan dan iqamah. Pelaksanaan shalat I’d dimulai dari terbit matahari sehingga jadwal (mulai tergelincirnya). Dia yang terbaik adalah ketiak meningginya matahari kadar satu tombak pada pandangan mata, karena Rasulullah SAW biasa melakukannya pada waktu tersebut. Dan jumlah rakaat shalat I’d adalah dua rakaat.



  • Shalat Sunnat Kusuf (gerhana matahari) dan Shalat Sunnat Khusuf (gerhana bulan)
    Shalat sunnat gerhana adalah shalat sunnat yang dilakukan saat terjadinya gerhana, baik gerhana matahari (kusuf) maupun gerhana bulan (khusuf). Shalat sunnat gerhana termasuk shalat sunnat muakkadah. Jika gerhana terjadi sesudah dzuhur dan sebelum ashar maka dikerjakan empat rakaat seperti shalat dzuhur, dan begitu seterusnya.

  • Shalat Sunnat Istisqa (Minta Hujan)
    Shalat sunnat istisqah adalah shalat sunnat memohon turunnya hujan. Shalat ini dilakukan secara berjamaah. Tanpa didahului oleh adzan dan iqamah dan dilakukan di lapangan ketika terjadinya kemarau panjang sebanyak dua rakaat.



  • Shalat Sunnat Tarwih
    Shalat tarwih adalah shalat sunnat yang dilakukan hanya pada bulan Ramadhan, shalat tarawih adalah shalat sunnat muakkadah yang dikerjakan sesudah shalat rawatib ba’da isya. Dan waktunya sangat panjang, yaitu mulai selesai shalat isya hingga terbitnya fajar. Adapun cara-cara mengerjakannya adalah boleh dilakukan secara berjamaah ataupun sendiri-sendiri. Shalat tarawih dilaksanakan dengan dua rakaat, atau dalam artian tiap dua rakaat diakhir dengan salam. Setelah selesai shalat terawih hendaklah diakhiri dengan shalat witir, sekurang-kurangnya satu rakaat.


Syarat-syarat Shalat



Sebelum melakukan Sholat, ada hal penting sebagai syarat sah seseorang diterimanya sholat
  • Beragama Islam
  • Sudah baligh dan berakal
  • Suci dari hadats
  • Suci seluruh anggota badan, pakaian dan tempat
  • Menutup aurat, laki-laki auratnya antara pusar dan lutut, sedang wanita seluruh anggota badannya kecuali muka dan dua belah tapak tangan.
  • Masuk waktu yang telah ditentukan untuk masing-masing shalat.
  • Menghadap kiblat
  • Mengetahui mana yang rukun dan mana yang sunah.

Rukun Sholat



Rukun dalam sholat adalah urut-urutan yang menjadi syarat dalam sholat, dilakukan secara berurutan baik secara gerakan maupun pengucapannya.
  • Niat
  • Takbiratul ihram
  • Berdiri tegak bagi yang berkuasa ketika shalat fardhu. Boleh sambil duduk atau berbaring bagi yang sedang sakit / tak mampu.
  • Membaca surat Al-Fatihah pada tiap-tiap rakaat
  • Rukuk dengan tumakninah
  • I'tidal dengan tumakninah
  • Sujud dua kali dengan tumakninah
  • Duduk antara dua sujud dengan tumakninah
  • Duduk tasyahud akhir dengan tumakninah
  • Membaca tasyahud akhir
  • Membaca shalawat nabi pada tasyahud akhir
  • Membaca salam yang pertama
  • Tertib: berurutan mengerjakan rukun-rukun tersebut.

Yang Membatalkan Shalat



Shalat itu batal (tidak sah) apabila salah satu syarat rukunnya tidak dilaksanakan atau ditinggalkan dengan sengaja. Dan shalat itu batal dengan hal-hal yang seperti tersebut di bawah ini

  • Berhadats
  • Terkena najis yang tidak dimaafkan
  • Berkata-kata dengan sengaja walaupun dengan satu huruf yang memberikan pengertian.
  • Terbuka auratnya
  • Mengubah niat, misalnya ingin memutuskan shalat
  • Makan atau minum meskipun sedikit
  • Bergerak berturut-turut tiga kali seperti melangkah atau berjalan sekali yang bersangatan.
  • Membelakangi kiblat
  • Menambah rukun yang berupa perbuatan, seperti rukuk dan sujud.
  • Tertawa terbahak-bahak
  • Mendahului imamnya dua rukun
  • Murtad, artinya keluar dari Islam


Sunnah Dalam Melakukan Shalat



Waktu mengerjakan shalat ada dua amalan sunnah, yaitu sunah ab'adh dan sunah hai'at.

Sunah Ab'adh

Sunnah Ab'adh adalah amalan sunah ketika seseorang dalam shalat yang apabila tidak dikerjakan atau terlupakan harus diganti dengan sujud sahwi. :
1. Membaca tasyahud awal
2. Membaca shalawat pada tasyahud awal
3. Membaca shalawat atas keluarga Nabi saw. pada tasyahud akhir
4. Membaca qunut pada shalat subuh, dan shalat witir dalam pertengahan bulan Ramadhan, hingga akhir bulan Ramadhan.

Sunah Hai'at

Sunah Hai'at adalah amalan sunah yang apabila tidak dikerjakan atau terlupakan tidak disunahkan sujud sahwi
  • Mengangkat kedua belah tangan ketika takbiratul ihram, ketika akan rukuk, dan ketika berdiri dari rukuk.
  • Meletakkan telapak tangan yang kanan di atas pergelangan yang kiri ketika berdekap (sedakep).
  • Membaca doa iftitah sehabis takbiratul ihram.
  • Membaca ta'awwudz (A 'uudzu billaahi minasysyaithaanir-rajiim) ketika hendak membaca fatihah.
  • Membaca amin sesudah membaca fatihah
  • Membaca surat Al-Qur'an pada dua raka'at permulaan (raka'at pertama dan kedua) sehabis membaca fatihah.
  • Mengeraskan bacaan fatihah dan surat pada raka'at pertama dan kedua pada shalat maghrib, isya' dan subuh selain makmum.
  • Membaca takbir ketika gerakan naik turun.
  • Membaca tasbih ketika rukuk dan sujud.
  • Membaca "Sami'allaahu liman hamidah" ketika bangkit dari rukuk dan membaca "Rabbanaa lakal-hamdu... " ketika i'tidal.
    Meletakkan telapak tangan di atas paha waktu duduk bertasyahud awal dan akhir, dengan membentangkan yang Kiri dan menggenggamkan yang kanan kecuali jari telunjuk.
  • Duduk iftirasy dalam semua duduk shalat.
  • Duduk tawarruk (bersimpuh) pada waktu duduk tasyahud akhir.
  • Membaca salam yang kedua.
  • Memalingkan muka ke kanan dan ke kiri masing-masing waktu membaca salam pertama dan kedua.

Makruh Shalat



Orang yang sedang shalat dimakruhkan (dapat mengurangi kebaikan atau pahala dalam sholat):
  • Menaruh telapak tangannya di dalam lengan bajunya ketika takbiraul ihram, rukuk dan sujud.
  • Menutup mulutnya rapat-rapat
  • Terbuka kepalanya
  • Bertolak pinggang
  • Memalingkan muka ke kiri dan ke kanan
  • Memejamkan mata
  • Menengadah ke langit
  • Menahan hadats
  • Berludah
  • Mengerjakan shalat di atas kuburan
  • Melakukan hal-hal yang mengurangi kekhusyukan shalat

Perbedaan Laki-laki dan Wanita Dalam Shalat

Laki-Laki Wanita
Merenggangkan dua siku tangannya dari kedua lambungnya waktu rukuk dan sujud. Merapatkan satu anggota tubuh kepada anggota lainnya.
Waktu rukuk dan sujud mengangkat perutnya dari dua pahanya. Meletakkan perutnya pada dua tangan/sikunya ketika sujud.
Menyaringkan suaranya/bacaannya di tempat keras. Merendahkan suaranya/bacaannya di hadapan laki-laki lain, yakni yang bukan muhrimnya.
Bila memberitahu sesuatu membaca tasbih, yakni membaca "Subhaanallah". Bila memberitahu sesuatu bertepuk tangan, yakni tangan yang kanan dipukulkan pada punggung telapak tangan kiri.
Auratnya dalam shalat barang antara pusat dan lutut. Auratnya dalam shalat seluruh tubuhnya, kecuali muka dan dua belah telapak tangan.

Hal-hal Yang mungkin Dilupakan



Dalam melaksanakan shalat mungkin ada hal-hal yang dilupakan, misalnya :

1. Lupa melaksanakan yang fardhu
Jika yang dilupakan itu fardhu, maka tidak cukup diganti dengan sujud sahwi. Jika orang telah ingat ketika ia sedang shalat, haruslah cepat-cepat ia melaksanakannya, atau ingat setelah salam, sedang jarak waktunya masih sebentar, maka wajiblah ia menunaikannya apa yang terlupakan, lalu sujud sahwi (sujud sunah karena lupa).

2. Lupa melaksanakan sunah ab'adh
Jika yang dilupakan itu sunah ab'adh, maka tidak perlu diulangi, yakni kita meneruskan shalat itu hingga selesai, dan sebelum salam kita disunahkan sujud sahwi.

3. Lupa melaksanakan sunah hai'at
Jika yang terlupakan itu sunah hai'at, maka tidak perlu diulangi apa yang dilupakan itu, dan tidak perlu sujud sahwi

Lafazh sujud sahwi: Subhaana man laa yanaamu wa laa yashuu.

Artinya:
"Maha Suci Allah yang tidak tidur dan tidak lupa."

Sujud sahwi itu hukumnya sunah, dan letaknya sebelum salam, dikerjakan dua kali sebagaimana sujud biasa. Apabila orang bimbang atau ragu-ragu tentang jumlah bilangan raka'at yang telah dilakukan, haruslah ia menetapkan yang yakin, yaitu yang paling sedikit dan hendaklah ia sujud sahwi.


Keutamaan dan Fadhilah Dalam Sholat



Tidaklah disebut beragama bagi orang yang tidak sholat. Sholat adalah masalah pertama yang akan dimintai pertanggungjawabannya pada hari kiamat. Sholat memiliki pengaruh yang besar bagi kehidupan dan perjalanan hidup manusia. Mencegah perbuatan keji dan mungkar serta penghapus segala kesalahan dan dosa.

keutamaan sholat

Sholat Sebagai Kebutuhan

Bersamaan dengan semua itu, dengan sholat maka badan, pakaian dan tempat menjadi bersih; badan, jiwa (ruh) dan akal menjadi terlatih sebab sholat adalah kekuatan jiwa (ruh), badan dan akhlak. Bukankah dengan demikian kewajiban shalat tersebut layak dianugerahkan pada malam yang penuh berkah, diatas tujuh langit?

Sholat adalah Syarat tegaknya Islam

Sebab, shalat adalah tiang agama, siapa saja yang mendirikan sholat berarti menegakkan agama dan siapa saja yang meninggalkan sholat berarti merobohkan agama. Sholat adalah "mi'raj" kepada Allah dan dengan shalat seorang yang beriman menyingkap tabir batas-batas dunia dan menerangi angkasa Ilahiyah, melintasi tingkatan/tahapan terjauh untuk mendekatkan diri kepada Allah.
Firman-Nya: "... Dan sujudlah dan dekatkanlah (dirimu kepada Tuhan)." (QS. al-Alaq: 19).

Sholat Adalah Amalan Penghapus Dosa

sholat pada dasarnya adalah istighfar. di dalam sholat banyak terdapat bacaan-bacaan yang mengandung makna istighfar atau permohonan ampun.Karena itu, Sholat adalah sarana penghapus dosa. Rasulullah shollallaahu ‘alaihi wasallam bersabda:

 الصَّلََةُ الْخَمْسُ وَالْجُمْعَةُ إِلَى الْجُمْعَةِ كَفَّارَة لِمَا بَيْنَهُنَّ مَا لَمْ تُغْشَ الْكَبَائِرُ

Sholat 5 waktu yang satu dengan berikutnya, Jumat yang satu dengan berikutnya adalah penghapus dosa selama tidak dikerjakan dosa besar (H.R Muslim)

Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam juga mempermisalkan sholat 5 waktu bagaikan sungai bersih dan jernih yang berada di dekat pintu rumah, yang dipakai mandi 5 kali sehari sehingga tidak tersisa kotoran sedikitpun pada badan. Hal itu adalah sholat yang merontokkan kotoran dosa-dosa.

 مَثَلُ الصَّلَوَاتِ الْخَمْسِ كَمَثَلِ نَهْرٍ جَارٍ غَمْرٍ عَلَى بَابِ أَحَدِكُمْ يَغْتَسِلُ مِنْهُ كُلَّ يَوْمٍ خَمْسَ مَ اَّ رتٍ

Permisalan sholat 5 waktu adalah seperti sungai mengalir yang deras di depan pintu rumah kalian yang dipakai mandi 5 kali sehari (H.R Imam Muslim)


Menggapai Khusyu’ Dalam Sholat 



Dikatakan bahwa "Sholat mencegah perbuatan keji dan Munkar, apabila perbuatan keji dan kemunkaran masih melekat pada dirinya, berarti tak ada sholat dalam dirinya."
Sedangkan untuk menggapai itu, Caranya dan termasuk Salah satu syarat diterimanya amalan sholat kita adalah dengan Khusyuk.

Khusyuk sendiri dapat diartikan segala bentuk penyerahan hati dan pikiran dalam kepatuhan dan ketundukan.

a. Memahami makna bacaan yang kita baca. 

Sesungguhnya kadar pahala kita dalam sholat sangat ditentukan oleh seberapa persen kita ingat kepada Allah, menghadirkan hati, menghayati ucapan dan gerakan dalam sholat. Sahabat Nabi Ammar bin Yasir menyatakan:

لاَ يُكْتَبُ لِلرَّجُلِ مِنْ صَلاَتِهِ مَا سَهَا عَنْه

Tidaklah dicatat (sebagai pahala) dalam sholat seseorang ketika ia lalai (diriwayatkan oleh Ibnul Mubarak dalam az-Zuhud no riwayat 1300)

b. Menghadirkan Hati dan Pikiran hanya Mengingat Allah 

Kadang orang sulit untuk mengingat Allah dalam sholat, karena ia tidak terbiasa. Ia terbiasa lalai dari mengingat Allah. Pada saat datang waktu sholat, maka ia baru berjuang mengingat Allah. Bagi orang yang banyak berdzikir, baik di luar maupun di dalam sholat, ketika datang panggilan sholat, lebih mudah baginya untuk menata hati menghadap Allah karena ia telah terbiasa dengan dzikir, sedangkan sholat pada hakikatnya adalah untuk mengingat (berdzikir) kepada Allah.

وَأَقِمِ الصَّلَاةَ لِذِكْرِي

“…Dan tunaikanlah sholat untuk mengingatKu…(Q.S Thaha:14)

c. Menjadikan dunia di tangan kita, bukan di hati kita. 

Seorang menjadikan “dunia” di tangannya jika ia jadikan seluruh aktifitas kehidupannya -seperti bekerja untuk menghidupi keluarga- sebagai sarana untuk beribadah kepada Allah. Jika ia menjadikan ibadah kepada Allah sebagai tujuan utama, jika ia yakin bahwa ia akan bertemu dengan Allah dan dikembalikan kepadaNya, maka ia tidak akan mudah larut memikirkan urusan dunia. Sebaliknya, jika dunia telah merasuk dalam hatinya, atau bahkan menjadi prioritas utama, jika ia temui permasalahan-permasalahan terkait pekerjaan menjadikan ia susah tidur, selalu memikirkan hal itu setiap waktu, termasuk ketika ia berada dalam sholat, pikiran-pikiran itu akan menyesaki hati dan otaknya.

   وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ واِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى الْخَاشِعِينَ    الَّذِينَ يَظُنُّونَ أَنَّهُمْ مُلَاقُو رَبِّهِمْ وَأَنَّهُمْ إِلَيْهِ اَ رجِعُونَ   

Dan minta tolonglah (kepada Allah) dengan sabar dan sholat, sesungguhnya itu adalah berat kecuali bagi orang yang khusyu’. Yaitu orang-orang yang yakin bahwa mereka akan bertemu dengan Rabb mereka dan bahwa mereka akan kembali kepadaNya (Q.S alBaqoroh:45-46)

d. Kita sedang Menyaksikan Allah atau Allah Menyaksikan Kita

Hadirkan perasaan dan keyakinan Kita sedang Menyaksikan Allah atau bila tak mampu, Allah Menyaksikan Kita.  kita sedang berdialog dengan Allah. Allah menjawab bacaan kita dengan jawaban yang sesuai. Juga diiiringi keyakinan bahwa Allah senantiasa melihat gerak-gerik dalam sholat kita.