Orang Alim Bila Mendapat Siksa Akan Dilipatagandakan

Orang Alim Bila Mendapat Siksa Akan Dilipatagandakan


Orang Alim Bila Mendapat Siksa Akan Dilipatagandakan
- Sungguh pernyataan yang menyesakkan dada, bagaimana tidak? bahwa orang yang alim yang bekerja keras untuk akhiratnya apabila tergelincir oleh sebuah dosa ,  maka siksa yang akan diterimanya dilipatgandakan dibandingkan orang bodoh.

Orang Alim Bila Mendapat Siksa Akan Dilipatagandakan
 

Siksa Yang Dilipatgandakan

Namun pernyataan tersebut adalah rambu yang harus dipegang erat-erat kepada sikap berhati-hati agar tidak tergelincir pada sebuah dosa. Orang alim dilipat gandakan siksanya, bila ia durhaka kepada Allah, karena ia durhaka sementara ia tahu.
 

Dan Allah telah berfirman:
 

Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-yang tidak mengetahui..(Q.S.39:9)

Juga karena orang alim itu suatu teladan, apabila la tersesat dan tergelincir, orang banyak akan ikut tersesat dan tergelincir pula. Sebagaimana kata pribahasa:

 

Guru kencing berdiri, murid kencing berlari

(ketersesatan orang alim adalah ketersesatan orang-orang sekalian alam).

Dan firman Allah:
 

Dan sesungguhnya mereka akan memikul beban (dosa) mereka, dan beban-beban (dosa yang lain) disamping beban-beban mereka sendiri, dan sesungguhnya mereka akan ditanya pada hari kiamat tentang apa yang selalu mereka ada-adakan." (Q.S.29:13)

Abu Ad-Darda' semoga Allah meridhainya- pernah berkata:
Kecelakaan bagi orang bodoh satu kali, dan kecelakaan bagi orang alim tujuh kali !"

Ali r.a (semoga Allah meridhainya) pernah berkata:
"Dua orang telah memotong-motong punggungku: seorang alim yang tak tahu malu dan seorang yang bodoh yang suka beribadat. Orang yang bodoh itu menipu manusia dengan ibadatnya, dan si alim menipu dengan sifat tak tahu malunya."
 

Seorang ahli hikmah berkata: "Orang bodoh yang suka beribadat dan orang pandai yang jahat telah berbuat kerusakan pada, manusia. Yang ini mengajak manusia dengan ibadatnya kepada kebodohannya, dan yang lain membuat manusia lari dari ilmunya dengan perbuatan fasiknya."

Imam Muslim dalam kitab Shahih-nya telah meriwayatkan sebuah hadits dari Usamah bin Zaid (semoga Allah meridhainya) ia bercerita: Aku mendengar Rasulullah Saw bersabda: 


Nanti pada hari kiamat ada seseorang dibawa kemudian dilemparkan ke dalam neraka, maka ususnya keluar. Lahu ia berputar-putar bagaikan keledai berputar-putar mengelilingi gilingan. Kemudian Peghuni neraka mengerumuninya dan bertanya: "Hai fulan, mengapa kamu? Apakah kamu tidak menyeru kepada kebaikan dan melarang dari kemungkaran? la menjawab: "Bahkan! Aku telah menyeru kepada Kebaikan, tapi aku sendiri tidak mengerjakannya; dan aku melarang orang aart mengerjakan kemungkaran tapi aku sendiri mengerjakannya.

Al-Qurthubi, dalam mengomentari hadits itu, mengatakan: "Hadits shahih ini memberi petunjuk, bahwa siksaan terhadap orang yang mengetahui kebaikan (al-ma'ruf) dan kemungkaran (al-munkar) dan mengetahui wajibnya mengerjakan masing-masing keduanya kemudian melanggarnya lebih berat dari siksaan terhadap orang yang tidak mengetanuinya.
 

Yang demikian itu karena ia seperti orang yang menghina larangan-larangan Allah dan meremehkan hukum-hukum-Nya. la termasuk orang yang tidak bermanfaat ilmunya."
 

Rasulullah Saw pernah bersabda:
 


"Orang yang paling berat siksanya nanti pada hari kiamat adalah orang yang tahu (berilmu) yang Allah menjadikan ilmu orang itu tidak bermanfaat baginya." (H.R.Ibnu Majah dalam kitab Sunannya).


3 Ayat Yang Membuat Para Ulama Enggan Memberi Peringatan

Ayat 44 dari surat Al-Baqarah di atas dan ayat-ayat semakna yang lain, membuat banyak ulama dahulu menghindarkan diri dari memperbanyak memberikan peringatan. Ibrahim an-Nakha'i berkata: "Ada tiga ayat yang membuat aku tidak suka memberikan cerita (peringatan):

Ayat pertama:

أَتَأْمُرُونَ ٱلنَّاسَ بِٱلْبِرِّ وَتَنسَوْنَ أَنفُسَكُمْ وَأَنتُمْ تَتْلُونَ ٱلْكِتَٰبَ ۚ أَفَلَا تَعْقِلُونَ
"Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaktian, sedang kamu melupakan dirimu sendiri, padahal kamu membaca Al-Kitab (Taurat)? Maka tidakkah kamu berpikir? (Q.S.2:44)


Ayat kedua:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لِمَ تَقُولُونَ مَا لَا تَفْعَلُونَ
"Hai orang-orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan sesuatu yang kamu tidak perbuat? (Q.S.61:2).


Ayat ketiga yang menceritakan tentang Nabi Syu'aib As:

وَمَآ أُرِيدُ أَنْ أُخَالِفَكُمْ إِلَىٰ مَآ أَنْهَىٰكُمْ عَنْهُ ۚ إِنْ أُرِيدُ إِلَّا ٱلْإِصْلَٰحَ مَا ٱسْتَطَعْتُ ۚ وَمَا تَوْفِيقِىٓ إِلَّا بِٱللَّهِ ۚ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَإِلَيْهِ أُنِيبُ
Dan aku tidak berkehendak mengerjakan apa yang aku larang kamu daripadanya. Aku tidak bermaksud kecuali (mendatangkan) perbaikan selama aku masih berkesanggupan. Dan tidak ada taufik bagiku melainkan dengan (pertolongan) Allah. Hanya kepada Allah aku bertawakkal dan hanya kepadaNya-lah aku kembali, "(Q.S.11:88).

Dan sesungguhnya orang-orang dahulu - Semoga Allah meridhai mereka- telah menyadari bahwa peringatan dengan (teladan) perbuatan lebih efektif daripada peringatan perkataan. Bahkan ada di antara mereka berkata:
 

(Perbuatan satu orang di tengah-tengah seribu orang. lebih fasih dari perkataan seribu orang kepada satu orang)