Tata Cara Melakukan Sholat Sunnah Istisqa Minta Hujan

Tata Cara Melakukan Sholat Sunnah Istisqa Minta Hujan


Pengertian Sholat sunnah Istisqa tercantum dalam Hadis Nabi Muhammad yang diriwayatkan oleh Anas dan tercantum dalam Alquran.

Dalam al-Qur'an disebutkan bahwa Allah SWT berfirman:

...وَاِذِ اسۡتَسۡقَىٰ مُوۡسٰى لِقَوۡمِهٖ

"Dan (ingatlah) ketika Musa memohon air untuk kaumnya." (QS. al-Baqarah: 60).

Dan firman-Nya:

وَيٰقَوۡمِ اسۡتَغۡفِرُوۡا رَبَّكُمۡ ثُمَّ تُوۡبُوۡۤا اِلَيۡهِ يُرۡسِلِ السَّمَآءَ عَلَيۡكُمۡ مِّدۡرَارًا وَّيَزِدۡكُمۡ قُوَّةً اِلٰى قُوَّتِكُمۡ وَلَا تَتَوَلَّوۡا مُجۡرِمِيۡنَ

"Dan (dia berkata): "Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Tuhanmu lalu bertaubatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras atasmu, dan akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa." (QS. Huud: 52).

Dalam hadis juga disebutkan bahwa suatu ketika penduduk Madinah ditimpa paceklik. Tatkala Rasulullah saw sedang memberikan ceramah, salah seorang lelaki yang hadir berdiri seraya berkata:

"Telah binasa binatang ternak dan para wanita kita, tolonglah wahai Rasul doakan kepada Allah agar memberi kami hujan".

Lalu Rasulullah saw pun mengangkat tangannya dan berdoa. Anas berkata:

"Ketika itu langit bersih seperti kaca. Maka sekonyong-konyong bertiuplah angin lalu terbentuk awan. Setelah berkumpul, maka turunlah hujan dengan derasnya. Kemudian kami keluar dan berjalan di jalanan yang sudah tergenang oleh air hujan, sampai tiba dirumah kami masing-masing. Hujan turun terus-menerus hingga hari Jum'at berikutnya. Maka berdirilah seorang laki-laki berkata: "Ya Rasulullah, rumah-rumah kami hampir ambruk dan para musafir terhalang perjalanannya, berdoalah kepada Allah agar menahan curahan hujan yang sangat deras itu."

Rasulullah tersenyum, lalu berdoa: "Ya Allah, curahkanlah air hujan ini ke sekitar kami, jangan di atas kami."

Anas melanjutkan: "Ketika saya memandang ke langit, maka tampak hujan tersebut turun mencair di sekitar kota Madinah, laksana sebuah mahkota"

Sebab-sebab Shalat Istisqa' adalah karena musim kemarau yang panjang, sedikitnya hujan dan menyusutnya air sungai. Seluruh ulama sepakat bahwa jika sesudah dilakukan Shalat Istisqa' ifu hujan masih belum juga turun, maka shalat itu harus diulang kembali. Di samping itu, diharuskan berpuasa tiga hari, dan dianjurkan agar orang-orang keluar sambil berjalan kakī ke lapangan dengan khusyu' dan berendah diri, disertai oleh kaum ibu, bayi-bayi, kakek-kakek dan nenek-nenek serta hewan peliharaan supaya lebih mengundang belas kasihan Allah.

Adapun tata caranya, menurut kesepakatan ulama, adalah dua raka'at seperti Shalat led dan persis sama, demikian pendapat semua mazhab selain mazhab Maliki dan Hambali, mereka mengatakan: Shalat Istisqa' itu seperti shalat led, hanya saja tidak ditambah takbirnya.

Imamiyah mengatakan: Disunnahkan membaca doa qunut setelah setiap takbir yang mengandung doa memohon belas kasihan, memohon rahmat dan meminta turunnya hujan.

Sedang keempat mazhab lainnya mengatakan: Doa seperti ini adalah diucapkan oleh khatib sesudah shalat dan di tengah-tengah khutbah, bukan di dalam shalat.

SHALAT SUNNAH ISTISQA

tata cara sholat sunnah istisqa minta hujan

Dari keterangan di atas, jelaslah bagi kita bahwa yang dimaksud dengan Shalat Istisqa' adalah shalat yang dikerjakan untuk memohon agar Allah SWT. menurunkan hujan.

Ketika sungai-sungai telah kering dan kemarau sangat panjang sehingga binatang ternak kurus dan tanaman mati, maka saat itulah kita melakukan Shalat Istisqa'.

Dengan demikian, yang dimaksud dengan Shalat Istisqa' tak lain ialah : shalat sunnat yang dikerjakan, karena ada keperluan untuk mohon hujan.

Hukum Shalat Istisqa'

Hukumnya Shalat Istisqa' adalah sunnat Mu'akkad. Meminta hujan hukumnya sunnat ketika ada hajat, dan caranya ada tiga:

1. Sekurang-kurangnya, berdoa saja, baik sendiri-sendiri atau orang banyak. Rasulullah s.a.w. pernah minta hujan dengan doa saja.

2. Berdoa di dalam khutbah Jum'at.

3. Yang lebih sempurna, hendaklah dengan sembahyang dua raka'at.

Sabda Rasulullah saw:

Rasulullah sa.w. telah keluar (pergi) untuk minta hujan. Kemudian beliau berpaling membelakangi orang banyak, beliau menghadap ke kiblat dan beliau balikkan syal beliau". (HR. Muslim).

Waktu Shalat Sunnat Istisqa

Waktu untuk mengerjakan shalat Istisqo' itu ialah: Sewaktu-waktu di mana sangat membutuhkan air dan saat itu sudah lama sekali tidak turun hujan.

Cara Shalat Sunnat Istisqa

Cara mengerjakan Shalat Istisqo adalah sebagai berikut:Pergi beramai-ramai laki-laki dan perempuan, tua dan muda, orang dewasa dan anak-anak pun orang yang lemah juga di ikhtiarkan supaya ikut, pergi ke tanah lapang (lapangan).

Hari-hari menjelang pelaksanaan Shalat Istisqa dianjurkan agar para pemimpin umat (ulama atau penguasa) memerintahkan kepada kaum muslimin untuk berpuasa hari.

Selama berpuasa dianjurkan supaya memperbanyak amal kebajikan dan memperbanyak bertaubat serta mohon ampun dengan membaca istighfar dan memperbanyak sedekah kepada fakir miskin sesuai dengan kemampuan mereka, menjauhi segala kemaksiatan bertaubat kepada Allah SWT. dan berhenti dari kezaliman,

karena pekerjaan yang tidak baik itu adalah sebab hilangnya rezeki dan sebab kemurkaan Allah, dan amal kebaikan itu menyebabkan keridhaan Allah.

Firman Allah SWT:

وَاِذَاۤ اَرَدۡنَاۤ اَنۡ نُّهۡلِكَ قَرۡيَةً اَمَرۡنَا مُتۡرَفِيۡهَا فَفَسَقُوۡا فِيۡهَا فَحَقَّ عَلَيۡهَا الۡقَوۡلُ فَدَمَّرۡنٰهَا تَدۡمِيۡرًا

Artinya:
"Apabila Kami hendak membinasakan satu negeri mu lebih dahulu Kami perbanyak orang-orang yang fasik, sebab kefasikannyalah mereka disiksa, lalu Kami robohkan (hancurkan) negeri mereka sehancur-hancurnya". (QS. al-Isra': 16).


Sesudah tiga hari berpuasa, keluarlah mereka pada hari yang keempat ketanah lapang, pagi-pagi, dan mereka masih berpuasa. Mereka keluar memakai pakaian biasa (pakaian untuk bekerja), berpakaian sederhana dan menampakkan sikap yang rendah hati serta bersahaja.

Mereka berjalan dengan tenang serta merendahkan diri sungguh-sungguh mengharapkan pertolongan dari Allah SWT. Berbeda dengan shalat ied, kita dianjurkan dengan berpakaian bagus dan memakai wangi-wangian serta menampakkan kegembiraan, kemudian mengerjakan Shalat Istisqa' secara berjama'ah.

Beberapa ulama menganjurkan agar membawa hewan-hewan ternak. Sebab hewan-hewan tersebut juga membutuhkan siraman air hujan. Rasulullah saw. bersabda:

"Seandainya tidak ada bayi-bayi yang menyusu, orang-orang tua yang rukuk dan hewan-hewan yang merumput, pasti dicurahkan siksa yang tak terhingga kepada kalian."

Ketika kaum muslimin sudah berkumpul di tanah lapang, maka imam berdiri dan mengajak shalat berjama'ah "ash shalaatu jaami". Selanjutnya ia memimpin shalat dua raka'at sepert Shalat ied, hanya saja shalat sunat itu tanpa takbir. Sesudah shalat dua raka'at, kemudiarn imam memberikan khutbah.



Lafadh Niat Shalat Sunnah Istisqa

اصلى سنة الاستسقاءركعتين (اماما / مأموماً) لله تعالى الله اكبر

Latin :
Ushollii sunnatal istisqaai rak'ataini (imaman/ma' muuman) lillahi ta'aa laa Allaahu akbar

Artinya :
"Saya berniat shalat sunnat istisqo' dua raka'at jadi imam/ma'mum karena Allah Ta'ala. Allaahu Akbar"

Bilangan Raka'at Shalat Sunnat Istisqa

Bilangan raka'at Shalat Istisqa' itu ada dua raka'at.

Anjuran Shalat Sunnat Istisqa'

Firman Allah Ta'ala:
وَيٰقَوۡمِ اسۡتَغۡفِرُوۡا رَبَّكُمۡ ثُمَّ تُوۡبُوۡۤا اِلَيۡهِ يُرۡسِلِ السَّمَآءَ عَلَيۡكُمۡ مِّدۡرَارًا وَّيَزِدۡكُمۡ قُوَّةً اِلٰى قُوَّتِكُمۡ وَلَا تَتَوَلَّوۡا مُجۡرِمِيۡنَ

"Dan (dia berknta): "Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Tuhanmu lalu bertaubatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras atasmu, dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekıuatanmu, dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa." (OS. Huud: 52).

Dengan demikian, maka jelaslah bahwaShalat istisqa' sangat dianjurkan untuk mengerjakannya, dengan memperbanyak istighfar dan bertaubat, agar segera dikabulkan permohonannya.
Setelah Melakukan Sholat Sunnah Istisqa, kemudian Imam dapat memimpin bacaan doa untuk minta hujan.