Melihat Bagaimana Tata Cara Sholat Tahajud ala Rasulullah

Melihat Bagaimana Tata Cara Sholat Tahajud ala Rasulullah

Rasulullah menunjukkan bahwa semangat yang dibangun oleh beliau adalah semangat agar seluruh umatnya bisa menegakkan sholat tahajud sesuai dengan kondisi kemampuan masing-masing tanpa memberatkan. dengan berlebihan-lebihan (ifrath) dalam ibadah, atau terlalu malas (tafrith), khususnya dalam sholat tahajud. Melihat bagaimana tata cara sholat tahajud ala Rasulullah hanya dari kebiasaan beliau melakukannya, karena Rasulullah tidak memiliki cara yang tetap dalam melaksanakan sholat tahajud

tata cara sholat tahajud ala rasulullah

Untuk Melihat bagaimana tata cara sholat tahajud ala Rasulullah karena keutamaan dan keistimewaan sholat Tahajud sebaiknya berpegang pada hadis berikut:

"Sesungguhnya agama ini mudah dan siapa pun yang memberatkannya pasti akan dikalahkan, maka bersikap adillah proporsional dalam ibadah, dekatkan dirimu, berbahagialah, dan jadikanlah waktu pagi, siang, dan sebagian waktu malam untuk melakukan ibadah!" (h.r. Bukhari).

Tata Cara Sholat tahajud dan witir sesuai dengan sunnah Rasulullah seperti dibawah ini :

Berikut ini Tata Cara Sholat Tahajud ala Rasulullah

1. Sholat Tahajud dilakukan Berdiri dengan bacaan yang sangat panjang dan Sama panjangnya dengan ruku, sujud dan duduk.

2. Sholat tahajud Duduk dari awal hingga akhir. Ini dilakukan bila Rasulullah tidak sehat atau teramat lelah, tetapi jarang dilakukan

3. Sholat Tahajud cara Kombinasi berdiri dan duduk. Ini dilakukan bila agak sakit
Sebagian dilakukan dengan berdiri. Pada saat membaca atau melanjutkan sisa ayat-ayat yang panjang, beliau duduk. Bila selesai membaca ayat, berdiri lagi seperti biasa. Tata cara sholat tahajud ini sangat jarang dilakukan, hanya di saat agak lelah di tengah sholat. tahajud

4. Tata cara sholat tahajud ala Rasulullah yang lain Kadang diselingi dengan beberapa kali tidur.

5. Sholat tahajud dengan cara Kadang bangun tidur, lalu shalat tahajud dan tidak tidur lagi hingga siang hari.

6. Sholat tahajud ala Rasulullah Di atas kendaraan. Hal ini hanya dilakukan dalam perjalanan dan hanya shalat sunah saja. Shalat fardu belum pernah dilakukan di atas kendaraan.

7. Sholat tahajud ala Rasulullah Di dalam rumah. Inilah yang selalu dilakukan dan diutamakan.
"Shalatlah di rumah-rumah kalian karena sebaik-baik shalat seseorang adalah yang dilaksanakan di rumahnya, kecuall shalat wajib." (h.r. Bukhari).

8. Sholat tahajud ala Rasulullah Di dalam masjid. Sholat Dilakukan di masjid hanya dua malam saja di malam bulan Ramadan, lalu tidak dilakukan lagi.

9. Dengan Sendiri. Ini sering dilakukan dan dengan memanjangkan sholat.

10. Sholat tahajud ala Rasulullah dengan Berjamaah. Kadang-kadang dilakukan dengan berjamaah. Shalat tahajud termasuk shalat sunah yang boleh dilakukan dengan berjamaah, terlebih saat malam-malam bulan Ramadan.

"Ibnu Abbas berkata: "Nabi SAW mengerjakan sholat tahajud, saya bangun dan berwudu lalu berdiri di samping kiri beliau Beliau lalu menarik saya dan meletakkannya di sebelah kanan beliau. Beliau lalu sholat tiga belas rakaat." (h.r. Ahmad).

Beliau mengawali sholat tahajud dengan sholat dua rakaat yang ringan, sebagaimana hadis dari Abu Hurairah Nabi telah bersabda:

"Bila seseorang dari kalian bangun malam, hendaklah mengawali sholatnya dengan sholat dua rakaat yang ringan. (h.r. Muslim)

Jumlah Rakaat Sholat Tahajud

Bila ada pertanyaan, Sholat tahajud berapa rakaat? Bolehkah Shalat tahajud 2 rakaat? Maka jawabannya : jumlah minimal 2 rakaat dan maksimal tidak terbatas jumlah rakaatnya. Ragam Jumlah Rakaat Sholat Tahajud Ada beberapa tata cara jumlah rakaat Rasulullah mencontohkannya

1. Sholat Tahajud Dengan tujuh rakaat 

Sholat dilakukan dengan cara dua rakaat salam, sebagaimana sabda beliau:
"Sholat Tahajud itu dua-dua. Jika engkau khawatir sholat subuh segera tiba, witirlah satu rakaat (h.r. Bukhari Muslim). Aisyah ditanya tentang sholat qiyamulailnya Rasulullah, lalu beliau berkata:
"Tujuh, sembilan, dan sebelas rakaat." (h.r Bukhari)

2 . Sholat Tahajud Dengan sembilan rakaat

Rinciannya Sholat tahajud sembilan rakaat sebagai berikut, Enam rakaat dilakukan dua rakaat dua rakaat, dengan memanjangkan berdiri, ruku, dan sujud. Beliau lalu tidur hingga terdengar napasnya.Setiap bangun tidur, beliau ber siwak dan ber wudhu, lalu membaca Alquran surat Ali Imran pada sepuluh ayat terakhir. Beliau lalu shalat witir tiga rakaat dan tak lama kernudian azan subuh berkumandang. Beliau pun keluar dari rumah masuk ke masjid untuk melakukan shalat subuh berjamaah. Hal ini dikermukakan Ibnu Abbas.


3. Sholat Tahajud Dengan sebelas rakaat

Sholat tahajud Dilakukan dengan cara empat rakaat-empat rakaat dan ditutup tiga rakaat witir. Ini sesuai hadis yang disampaikan oleh Aisyah

"Rasulullah sholat empat rakaat dan engkau tidak usah bertanya tentang baik lamanya keempat rakaat tersebut, lalu beliau shalat empat rakaat lagi dan engkau tidak perlu bertanya tentang baik dan lamanya keempat rakaat itu, lalu beliau shalat tiga rakaat." (h.r. Bukhari dan Muslim)

4. Sholat Tahajud Dengan tiga belas rakaat

Sholat Tahajud tiga belas rakaat diawali dua rakaat yang ringan dan kemudian dilanjutkan sepuluh rakaat. Setiap dua rakaat beliau salam diakhiri satu rakaat witir. Hal ini sesuai keterangan 'Aisyah
Dalam keterangan lain, beliau melakukannya dengan cara delapan rakaat, yang tiap dua rakaat salam, dan ditutup dengan shalat witir lima rakaat sekaligus dengan satu salam.

Di antara dalil-dalil yang menjelaskan jumlah sholat malam Rasulullah , yang terkuat adalah jumlah yang disampaikan Aisyah, yaitu sebelas rakaat, karena beliau lebih tahu detail apa yang dikerjakan Rasulullah. Aisyah pula yang paling hafal kebiasaan Rasulullah dibanding sahabat lainnya. Dalam sebuan hadis dijelaskan bahwa Aisyah pernah ditanya tentang bagaimana Rasulullah melakukan sholat tahajud di bulan Ramadhan. Aisyah menjawab:

"Rasulullah SAW sholat tidak lebih dari sebelas rakaat di bulan Ramadhan dan bulan lainnya." (h.r. Al Bukhari).

Rasulullah SAW jarang melakukan sholat tahajud sebanyak tiga belas kali. Ada keterangan dari sebuah hadis yang diriwayatkan Imam Al Bukhari dari Aisyah menyebutkan bahwa Rasul mengerjakan tiga belas rakaat itu sudah termasuk sholat witir dan shalat sunah sebelum subuh. Namun demikian, tetap sah bila melakukan shalat tahajud dengan jumlah rakaat yang tidak terbatas. Wallahu 'alam.

Jumlah Rakaat Sholat Sunnah Witir

Rasulullah bersabda: "Jadikanlah akhir sholatmu di malam hari dengan sholat sunnah witir"
Sebagai penutup sholat tahajud, Rasulullah menegakkan shalat witir dengan jumlah rakaat yang ganjil. Witir itu sendiri berarti ganjil, sebagaimana sabda Rasulullah

"Sesungguhnya Allah itu ganjil dan menyukai yang ganjil. Karena itu, tegakkanlah sholat witir wahai para ahli Quranl" (h.r Abu Daud)

Jumlah rakaat sholat witir yang dicontohkan Rasulullah SAW sedikitnya satu rakaat dan terbanyak sebelas rakaat. Cara melakukannya sama seperti shalat wajib lainnya, Waktu yang dibolehkan antara shalat Isya dan Subuh, sementara yang terbaik adalah di akhir malam menjelang subuh dan dijadikan sebagai penutup sholat tahajud. Berikut jumlah shalat witir yang biasa dikerjakan Rasulullah

1. Satu rakaat. 

Boleh dilakukan sesudah shalat Isya atau sebelum tidur jika khawatir tidak bisa bangun di akhir malam.

2. Tiga rakaat. 

Bisa dikerjakan dengan satu salan dan boleh dengan dua salam.
Aisyah berkata: "Lalu Rasulullah sholat tiga rakaat" (h.r. Bukhari)

3. Lima rakaat. 

Dilakukan sekaligus dengan satu salam.

4. Tujuh rakaat. 

Dilakukan dengan dua salam, yaitu enam rakaat sekaligus dengan satu salam dan ditambah satu rakaat lagi lalu salam.

5. Sembilan rakaat. 

Dilakukan dengan dua salam, yaitu delapan rakaat sekaligus dengan satu salam dan ditambah satu rakaat lagi, lalu salam.

6. Sebelas rakaat. 

Dilakukan dengan enam kali salam, yaitu dua rakaat-dua rakaat sebanyak lima kali dan terakhir satu rakaat, kemudian salam.
Siti 'Aisyah mengatakan bahwa Rasulullah melakukan shalat pada malam hari sebanyak sebelas rakaat dan witir di antaranya dengan satu rakaat.

Jadi, bila ada seseorang yang harus tidur sampai larut malam karena tuntutan pekerjaan atau dalam posisi yang darurat Jakukan shalat witir satu rakaat saja, kemudian tidur. Ini dilakukan karena khawatir tidak bisa bangun di akhir malam menjelang subuh. Hal iní sangat bijak dilakukan dan lebih baik daripada memaksakan diri bangun malam mengerjakan sholat tahajud atau qiyamullail, tapi menjadi sebab tidak melaksanakan sholat subuh, Hal itu tentu saja berdosa karena lebih mementingkan sholat sunah daripada yang wajib.
"Jika ada seorang dari kalian khawatir tidak bisa bangun di akhir malam, hendaklah ia shalat witir, lalu tidurlah. Siapa yang yakin bisa mengerjakan sholat tahajud, hendaklah shalat witir di akhir qiyamullailnya karena bacaan di akhir malam itu dihadiri (para malaikat) dan itulah yang lebih utama." (h.r. Muslim)

Bila shalat witir telah dilakukan, tetapi ada waktu dan ada keinginan untuk melakukan shalat tahajud, hal itu dibolehkan. Yang perlu diingat adalah tidak perlu menutupnya dengan shalat witir lagi karena tidak ada dua witir dalam satu malam. Jadi, tidaklah bijak bila ada hasrat untuk melakukan sholat tahajud dihalangi atau dibatalkan dengan alasan telah menutup sholatnya dengan witir. Bila sholat witir ini tidak dikerjakan atau lupa, disyariatkan mengqadanya di pagi hari atau ketika ingat.

"Siapa yang tidur tanpa sholat witir atau karena lupa, hendaklah ia mengerjakannya pada pagi hari atau jika ia ingat." (h.r. Abu Daud dengan sanad yang sahih)