Kitab Suci Alquran dan Keajaiban didalamnya

Kitab Suci Alquran dan Keajaiban didalamnya

ALQURAN adalah kitab suci umat Islam yang diturunkan melalui Nabi terakhir yaitu Rasulullah Muhammad SAW, Alquran menjadi dasar hukum didunia maupun dalam ibadah bahkan di segala hal, selain Alquran hadis Nabi, Qiyas dan Ijma juga menjadi sandaran hukum bagi kaum muslim didalam hidup.

kitab suci alquran

Alquran berisi firman-firman Allah Swt yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw. Pemakaian nama Al Quran dinukilkan dari Surat Al Qiyaamah ayat 17 dan 18
فَاِذَا قَرَاۡنٰهُ فَاتَّبِعۡ قُرۡاٰنَهٗ‌ۚ اِنَّ عَلَيۡنَا جَمۡعَهٗ وَقُرۡاٰنَهٗۚ

Sesungguhnya mengumpulkan Al Quran (di dalam dadamu) dan (menetapkan) bacaanrya (pada lidahmu), itu adalah tanggungan Kami. Jika Kami telah membacakannya, hendaklah kamu ikuti bacaannya
Al Quran disebut juga Al Kitab atau Kitabuillah, diterangkan dalam Surat Al Baqarah ayat 2:
ذٰلِكَ الْكِتٰبُ لَا رَيْبَ ۛ فِيْهِ ۛ ھُدًى لِّلْمُتَّقِيْنَ

"Kitab ini tidak mengandung suatu keraguan, petunjuk bagi yang bertakwa."
Al Quran dinamakan juga Al Furqan
Al Furqan (pembeda), antara yang benar dan yang batil, tersurat pada Surat Al Furqan ayat 1:
تَبٰـرَكَ الَّذِىۡ نَزَّلَ الۡـفُرۡقَانَ عَلٰى عَبۡدِهٖ لِيَكُوۡنَ لِلۡعٰلَمِيۡنَ نَذِيۡرَا

"Maha Suci Allah yang telah menurunkan Al Furqan kepada hamba-Nya, agar menjadi peringatan bagi seluruh alam."
Al Quran diistilahkan pula Adz Dzikr (peringatan), Yakni peringatan bagi orang-orang yang beriman.
A. Fungsi Al Quran
Ada beberapa tujuan diturunkannya Al Quran.

1. Sebagai pelajaran dan penerangan. Firman Allah SWT.

 اِنۡ هُوَ اِلَّا ذِكۡرٌ وَّقُرۡاٰنٌ مُّبِيۡنٌۙ...

AlQuran itu tidak lain adalah pelajaran dan kitab yang memberi penerangan. (Q.5. Yaa Siin: 69)

2. Sebagai pembenar kitab-kitab suci sebelumnya, yakni Taurat, Zabur, dan Injil. Firman Allah SWT.

وَالَّذِىۡۤ اَوۡحَيۡنَاۤ اِلَيۡكَ مِنَ الۡكِتٰبِ هُوَ الۡحَـقُّ مُصَدِّقًا لِّمَا بَيۡنَ يَدَيۡهِؕ اِنَّ اللّٰهَ بِعِبَادِهٖ لَخَبِيۡرٌۢ بَصِيۡرٌ

"Dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu (Muhammad) adalah Al-Kitab (AL-Quran itulah yang benar, membenarkan kitab-kitab yang sebelumnyu. (Q.S. Fathir: 31)

3. Sebagai pembimbing yang lurus. Firman Allah SWT
اَ لۡحَمۡدُ لِلّٰهِ الَّذِىۡۤ اَنۡزَلَ عَلٰى عَبۡدِهِ الۡكِتٰبَ وَلَمۡ يَجۡعَلْ لَّهٗ عِوَجًا ؕ‏
...قَيِّمًا لِّيُنۡذِرَ بَاۡسًا

"Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan kepada hamba-Nya AlQuran dan Dia tidak mengadakan pembengkokan (penyimpangan) di dalamnya, melainkan sebagai bimbingan yang lurus... (Q.5 A-Kahfi: 1-2)

4. sebagai pedoman bagi manusia, petunjuk dan rahmat bagi yang meyakininya. Firman Allah SWT.
هٰذَا بَصَاٮِٕرُ لِلنَّاسِ وَهُدًى وَّرَحۡمَةٌ لِّقَوۡمٍ يُّوۡقِنُوۡنَ

" Al-Quran ini adalak pedoman bagi manusia, petunjuk dan rahmat bagi kaum yang meyakininya. (Q.5. Al Jatsiyah: 20).

Fungsi lain Al Quran yang tidak kalah penting, adalah sebagai bukti kebenaran Nabi Muhammad saw, dan bukti bahwa semua ayatnya benar-benar dari Allah SWT. Sebagai bukti kedua fungsinya yang terakhir paling tidak ada dua aspek dalam Al Quran itu sendiri
1) Isi/kandungannya yang sangat lengikap dan sempurna;
2) Keindahan bahasanya,dan ketelitian redaksinya;
3) Kebenaran berita-berita gaibnya; dan
4) Isyarat-isyarat ilmiahnya

1. Isi/kandungan AL-Quran.

Isi Al-quran mencakup dan menyempurnakan pokok-pokok ajaran dari kitab-kitab Allah SWT yang terdahulu (Taurat, Injil, dan Zabur). Sebagian ulama mengatakan, bahwa AlQuran mengandung 3 pokok ajaran:
a) Keimanan;
b) Ahklak dan budi pekerti; dan
c) aturan tentang pergaulan hidup sehar-hari antar manusia.

Sebagian ulama yang lain berpendapat, bahwa AlQuran berisi dua peraturan pokok:
a) Peraturan yang mengatur hubungan manusia dengan Allah SWT; dan
b) Peraturan yang mengatur hubungan manusia dengan sesamanya dan dengan alam sekitarnya.

Kelengkapan dan kesempurnaan isi Al-Quran ini diakui juga oleh para pakar Barat, di antara oleh Edward Gibbon. Ahli Sejarah Inggris (1737-1794) ini mengatakan.

AlQuran adalah Sebuah kitab agama, yang membahas tentang masalah-masalah kemajuan, kenegaraan, perniagaan, peradilan, dan undang-undang kemiliteran dalam Islam. Isi Al-Quran sangat lengkap, mulai dari urusan ibadah, ketauhidan, sampai soal pekerjaan Sehari-hari, mulai dari masalah rohani sampai hal-hal jasmani, mulai dari pembicaraan tentang hak-hak dan kewajiban SegolongaN umat sampai kepada pembicaraan tentang akhlak dan perangai serta hukum siksa di dunia.

Karena itu amat besar perbedaan ALQuran dengan Bibel. Bibel tidak mengandung aturan-aturan yang bertalian dengan keduniaan. Yang terdapat di dalamnya hanyalah cerita-cerita untuk kesucian diri. Bibel tidak dapat mendekati A-Quran karena Al-Quran itu tidak hanya menerangkan sesuatu yang bertalian dengan amalan keagamaan, tetapi juga mengupas asas asas politik kenegaraan. Al-Quranlah yang menjadi sumber peraturan negara, sumber undang-undang dasar, memutuskan suatu perkara yang berhubungan dengan kehartaan maupun kejiwaan.

2. Keindahan bahasa dan ketelitian redaksi Al-Quran.

Banyak pakar baik dari Arab sendiri maupun dari Barat yang mengakui keindahan bahasa Al-Quran. Berikut kami kutipkan beberapa pendapat mereka. George Sale yang merintis penerjemahan A-Quran ke dalam bahasa Inggris menulis dalam kata pengantar terjemahannya, antara lain.

"..AL-Quran ditulis dalam bahasa Arab dengan gaya yang indah dan paling tinggi yang tidak dapat ditiru oleh pena manusia. Oleh karena itu, AlQuran mukjizat yang besar. Berbekal mukjizat Al-Quran Muhammad muncul menguatkan tugas sucinya. Dengan mukjizat itu beliau menantang ribuan sastrawan Arab yang cakap ntuk menciptakan satu ayat saja yang dapat dibandingkan dengan gaya Al-Quran."

Di bagian kata pengantarnya, ia menulis.

"Sangat luar biasa dampak kekuatan kata-kata (Al-Quran) yang dipilih dengan baik dan ditempatkan dengan seninya, yang dapat menumbuhkan gairah dan rasa kagum orang yang membacanya. "

Seorang sastrawan Arab yang masyhur, Mustafa Shadiq Ar Raff'ie mengakui, antara lain. "Tuhan menurunkan A-Quran dalam bahasa Arab. dengan susunan tersendiri, membuat orang tidak berdaya menirunya, baik susunan (ayatnya) yang pendek maupun yang panjang. ...Karena dia adalah pembersihan bahasa dari kekotorannya."

Dr. Thaha Husein, sarjana Mesir yang sangat terkenal didunia Barat mengakui. "Kata-kata terbagi tiga, yakni puisi, prosa dan Quran. Akan tetapi Quran memiliki gaya tersendiri, bukan puisi dan bukan prosa. Quran adalah Quran. la tidak tunduk pada aturan prosa dan puisi. Ia memiliki irama Sendiri yang dapat dirasakan pada susunan lafalnya dan urutan ayatnya,

Tentu Saja hanya orang yang memahami bahasa Arab yang dapat merasakan keindahan bahasa Al-Quran. Sebagaimana ditegaskan oleh Dr. M. Quraish Shihab dalam bukunya Membumikan AL-Quran, bahwa tidak mudah untuk mengetahui keindahan bahasa Al-Quran khusunya bagi kita yang tidak memahami dan tidak memiliki "rasa bahasa" Arab--karena keindahan diperoleh melalui "perasaan", bukan melalui nalar.

Namun demikian, menurut M. Quraihs Shihab ada satu atau dua hal menyangkut redaksi Al Quran yang dapat membantu pemahaman aspek pertama ini.

Seperti diketahui, seringkali AL-Quran "turun" secara spontan, guna menjawab pertanyaan atau mengomentari peristiwa. Misalnya pertanyaan orang Yahudi tentang hakikat ruh. Pertanyaan ini dijawab secara langsung, dan tentunya spontanitas tersebut tidak memberi peluang untuk berpikir dan menyusun jawaban dengan redaksi yang indah apalagi teliti.

Namun demikian setelah Al-Quran rampung diturunkan dan kemudian dilakukan analisa serta perhitungan terhadap redaksi-redaksinya, ditemukanlah hal-hal yang sangat menakjubkan
Ditemukan antara keseimbangan yang sangat serasi antara kata-kata yang digunakannya, seperti keserasian jumlah dua kata yang bertolak belakang.

Untuk membuktikan adanya keseimbangan kata yang digunakan dalam Al-Quran, Dr. M. Quraish Shihab mergambil contoh dari Al Ijaz Al Adabiy li Al Quran Al KArim karya Abdurrazaq Nawfal. Beberapa di antaranya, adalah:

a. Keseimbangan kata yang bertolak belakang.

- Kata al-hayah (hidup) dan al-mawt (mati), masing-masing disebut 145 kali.
- Kata al-naf' (manfaat) dan al-madharrah (mudarat masing-masing disebut 50 kali.
- Kata al-har (panas) dan al-bard (dingin), masing-masing disebut 4 kali.
- Kata al-shalihat (kebajikan) dan al-saYyi'at (keburukan), masing-masing disebut 167 kali.
- Kata al-Thuma' ninah (kelapangan/ ketenangan) dan al-dhiq (kesempitan/kekesalan), masing-masing 13 kali.
- Kata al-rahbah (cemas/takut) dan alraghbah (harap/ingin), masing-masing 8 kali.
- Kata al-kufr (kekufuran) dan al-iman (iman) dalam bentuk definite, masing-masing disebut 17 kali.
- Kata kufr (kekufuran) dan iman (iman) dalam bentuk indifinite, masing-masing 8 kali.
- Kata al-shayf (musim panas) dan al-syita' (musim dingin) masing-masing disebut 1 kali

b. Keseimbangan jumlah kata dengan sinonimnya (dua kata yang artinya sama).

- Al-harts dan al-Zira'ah (membajak/bertani), masing-masing disebut 14 kali.
- A-ushb dan al-dhurur (membanggakan diri/angkuh), masing-masing disebut 27 kali.
- Al-aql dan al-nur (akal dan cahaya), masing-masing disebut 49 kali.
- Al-jahr dan al-alaniyah (nyata), masing-masing disebut 16 kali).

C. Keseimbangan antara jumlah kata dengan jumlah kata yang menunjuk kepada akibatnya.

- Al-infak infak) dengan al-ridha (kerelaan), masing-masing disebut 73 kali.
- Al-bukhl (kekikiran) dengan al-hasanah (penyesalan, masing-masing disebut 12 kali.
- A-kafirun (orang-orang kafir) dengan al-nar/al-ahrad (neraka/pembakaran) masing-masing 154 kali.
- Al-Zakah (zakat/penyucian) dengan al-barakat (kebajikan yang banyak), masing-masing disebut 32 kali.
- Al-fahisyah (kekejian) dengan al-ghadb (murka), masing-masing disebut 26 kali.

d. Keseimbangan jumlah kata dengan kata penyebabnya.

- Kata al-israf (pemborosan) dengan al-sur'ah(ketergesa-gesaan), masing-masing disebut 23 Kal
- Kata al-maw'izhah (nasihat/petuah) dengan al-lisan (lidah), masing-masing disebut 25 kali.
- Kata al-asra (tawanan) dengan al-harb (perang) masing-masing disebut 6 kali
- Kata al-salam (kedamaian) dan al-thayibat (kebajikan) masing-masing disebut 60 kali,

e. Di samping keseimbangan-keseimbangan tersebut, ditemukan juga keseimbangan khusus.

1) Kata yawm (hari) dalam bentuk tunggal sejumlah 365 kali sebanyak hari-hari dalam setahun. Sedangkan kata hari yang menunjuk kepada bentuk plural (ayyam) atau dua (yawmayni), jumlah keseluruhannya hanya tiga puluh, sama dengan jumlah hari dalam sebulan. Di sisi lain, kata yang berarti "bulan" (yahr) hanya terdapat dua belas kali, sama dengan jumlah bulan dalam setahun.

2) Al-Quran menjelaskan bahwa langit ada "tujuh"

3) Kata-kata yang menunjuk kepada utusan Tuhan, baik rasul (rasul), atau nabiyy (nabi), atau basyir (pembawa berita gembira), atau nadzi (pemberi peringatan) keseluruhannya berjumlah 518 kali. Jumlah ini seimbang dengan jumlah penyebutan nama-nama nabi, rasul dan pembawa berita tersebut, yakni 518 kali.

3. Kebenaran berita-berita gaibnya, salah satunya tentang Fir'aun.

Dalam Surat Yunus dikisahkan tentang Fir'aun yang tenggelam di laut merah sewaktu mengejar-ngejar Nabi Musa as. Ditegaskan pula bahwa

"Pada hari 111 Kami selamatkan badanmu (Firaun), supaya kamu dapat nmenjadi pelajaran bagi orang-orang sesudahmu. (Q.S. Yunus: 90)

Dan firman Allah SWT benar adanya. Ahli purbakala, Loret pada tahun 1896 menemukan satu mumi di Lembah raja-raja Luxor Mesir, yang dari data-data sejarah terbukti bahwa ia adalah Fir'aun yang bernama Maniptah dan yang pernah mengejar Nabi Musa as. Sampai sekarang tubuh Fir'aun dalam keadaan utuh di Museum Kairo. Siapa pun yang berkunjung ke sana dapat menyaksikannya.

4. Isyarat-isyarat ilmiahnya.

Dalam Al-Quran banyak isyarat-isyarat ilmiah. Diuraikan oleh Dr. M. Quraish Shihab dalam bukunya Membumikan" Al-Quran. Banyak sekali isyarat ilmiah yang ditemukan dalam Al-Quran. Misalnya diisyaratkannya bahuwa "Cahaya matahari bersumber dari dirinya sendiri, sedangkan cahaya bulan adalah pantulan (dari cahaya matahari)" (perhatikan Q.S. 10:5).
هُوَ الَّذِىۡ جَعَلَ الشَّمۡسَ ضِيَآءً وَّالۡقَمَرَ نُوۡرًا وَّقَدَّرَهٗ مَنَازِلَ لِتَعۡلَمُوۡا عَدَدَ السِّنِيۡنَ وَالۡحِسَابَ‌ؕ مَا خَلَقَ اللّٰهُ ذٰلِكَ اِلَّا بِالۡحَـقِّ‌ۚ يُفَصِّلُ الۡاٰيٰتِ لِقَوۡمٍ يَّعۡلَمُوۡنَ

"Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya, dan Dialah yang menetapkan tempat-tempat orbitnya, agar kamu mengetahui bilangan tahun, dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan demikian itu melainkan dengan benar. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui."

Atau bahwa jenis kelamin anak adalah hasil sperma pria, sedang wanita sekadar mengandung karena mereka hanyalah bagaikan "ladang" (Q.S. Al Baqarah: 223),
نِسَآؤُكُمۡ حَرۡثٌ لَّـكُمۡ ۖ فَاۡتُوۡا حَرۡثَكُمۡ اَنّٰى شِئۡتُمۡ‌ وَقَدِّمُوۡا لِاَنۡفُسِكُمۡ‌ؕ وَاتَّقُوا اللّٰهَ وَاعۡلَمُوۡٓا اَنَّکُمۡ مُّلٰقُوۡهُ ‌ؕ وَ بَشِّرِ الۡمُؤۡمِنِيۡنَ

"Istri-istrimu adalah ladang bagimu, maka datangilah ladangmu itu kapan saja dan dengan cara yang kamu sukai. Dan utamakanlah (yang baik) untuk dirimu. Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa kamu (kelak) akan menemui-Nya. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang yang beriman."

dan masih banyak lagi lainnya yang kesemuanya belum diketahui manusia, kecuali pada abad abad bahkan tahun-tahun terakhir ini. Dari manakah Muhammad mengetahuinya, kalau bukan dari Dia, Alah SWT. Tuhan yang Maha MMengetahui.

B. Cara Al-Quran diwahyukan

AI Quran diturunkan, secara keseluruhan, dalam kurun waku selama 22 tahun, 2 bulan, dan 22 hari.

Penyampaiannya melalui Malaikat Jibril dengan cara:

1. Malaikat Jibril meresapkan wahyu ke dalam hati Nabi Muhammad saw. Dalam hal ini Nabi tidak melihat kehadiran Jibril, namun merasakan menerima wahyu dari Allah SWT.

2. Malaikat Jibril Menampakkan diri kepada Nabi Muhammad berupa seorang lelaki tampan, dan menyampaikan firman Allah sampai Nabi hafal benar.

3. Wahyu datang kepadanya seperti gemerincingnya lonceng, yang dirasakan oleh Nabi Muhammad saw. sebagai cara yang paling berat. Tidak jarang sampai kening beliau berkeringat, meski turunnya wahyu itu di musim hujan atau dingin.

4. Malaikat Jibril menampakkan diri sebagaimana wujud sebenarnya, dan mengajarkan firman Allah SWT

Ayat-ayat Al Quran diturunkan secara berangsur-angsur dengan tujuan:

1. Agar mudah dihafal, dimengerti, dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

2. Banyak ayat-ayat yang diturunkan merupakan jawaban dari pertanyaan atau penolakan suatu pendapat/perbuatan.

3. Ayat-ayat diturunkan karena ketika itu terdapat peristiwa-peristiwa yang tidak dapat dipecahkan oleh Nabi Muhammad sehingga menunggu turunnya petunjuk dari Allah SWT melalui Malaikat Jibril.

Ayat-ayat Al Quran yang pertama diturunkan adalah ayat 1 sampai 5 dari surat Al Alaq sewaktu Nabi Muhammad berkhalwat menyepi untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT) Sedangkan ayat terakhir yang diturunkan, adalah ayat 3 dari Surat Al Maidah diturunkan di Padang Arafah sewaktu Nabi Muhammad menjalankan ibadah Haji Wada'.

C. Pembukuan Al-Quran

Pada masa Nabi Muhammad saw., ayat-ayat Al Quran ditulis oleh para sahabat di kepingan tulang, pelepah-pelepah kurma dan batu-batu. Ayat-ayat yang ditulis oleh sahabat yang satu dan sahabat yang lainnya juga berbeda-beda. Bahkan tidak jarang sahabat yang hanya menghafalkannya. Sehingga pada masa itu ayat-ayat Al Quran boleh dikata tercecer.

Usaha pengumpulan ayat-ayat Al Quran pertama kali dilakukan oleh khalifah Abu Bakar ra. atas usul Umar bin Khattab ra. Pertimbangannya ketika itu banyak sahabat yang hafal Al Quran gugur dalam perang. Yang diugaskan melaksanakan pengumpulan itu, ialah Zaid bin T'sabit dibantu oleh Ubay bin Ka'ab, Ali bin Abi Thalib ra., dan Utsman bin Affan ra.. Hasilnya, terkumpullah ayat ayat Al Quran dalam bentuk Mushshaf.

Setelah Abu Bakar wafat, Mushshaf itu dipindahkan ke rumah Umar sampai selama masa pemerintahannya. Baru kemudian diserahkan kepada Hafsah, istri Rasulullah sampai masa pembukuan Al Quran yang diprakarsai oleh Utsman bin Affan. Dari Mushshaf yang ditulis pada zaman pemerintahan Utsman itulah Kaum Muslimin dari seluruh dunia menyalinnya.

D. Surat-surat Dalam Al Quran

Surat-surat dalam Al Quran terbagi dalam dua kelompok.

1. Surat Makkiyah,
yakni yang ayat-ayatnya diturunkan di Mekah (sebelum Nabi Muhammad Hijtrah). Jumlahnya 86 surat atau 19/30 dari isi Al Quran. Ciri-ciri suratnya: ayat-ayatnya pendek, kebanyakan diawali dengan seruan yaa ayyuhannas (wahai manusia), dan umumnya menerangkan masalah keimanan, perintah, ancaman, pahala, dan kisah-kisah umat terdahulu agar dijadikan contoh bagi umat Muhammad saw.

2. Surat Madaniyah,
yakni yang ayat-ayatnya diturunkan di Madinah (setelah Nabi Muhammad hijrah). Jumlahnya 28 surat atau 11/30 dari isi Al Quran. Ciri-cirinya: ayat-ayatnya panjang-panjang, kebanyakan diawali dengan seruan yaa ayyu hanlladzina aamanu (wahai orang-orang yang beriman), dan pada umumnya menerangkan tentang peraturan bermasyarakat, ketatanegaraan, serta masalah-masalah keduniawian lainnya.

AL-Quran berisi 114 surat, dan terdiri dari 6236 ayat, Sebagian ulama mengatakan, Jumlah ayat Al-Quran 6666. Jumlah kalimatnya menurut hitungan sebagian para ahli tercatat 74.437 dan hurufnya sebanyak 325.345.

Ditinjau dari panjang-pendeknya, surat-surat dalam Al Quran dikelompokkan menjadi empat bagian:

1 Assab'uththiwaal, yakni tujuh surat yang sangat panjang. Terdiri dari Al-Baqarah, Ali Imran, An-Nisaa', AL-Araaf, A- An'an, Al Maidah, dan Yunus.

2. Al-Miuun, yakni surat-surat yang panjangnya lebih dari seratus ayat, seperti Huud, Yusuf, Mu'min, dan sebagainya.

3. Al-Matsani, yakni surat-surat yang berisi kurang dari seratus ayat, seperti Al-Anfaal, Al-Hijr, dan sebagainya.

4. Al-Mufashshal, yakni surat-surat pendek, seperti Adh-Dhuha, A-Ikhlas, AL-Falaq, An-Naas, dan sebagainya.