Tokoh Perawi Hadis Abdullah ibn Abbas sahabat Nabi

Tokoh Perawi Hadis Abdullah ibn Abbas sahabat Nabi

Abdullah ibn Abbas (3 seb. H 68 H)

Dia adalah Abu al-Abbas 'Abd Allah ibn 'Abbas ibn Abd al-Muththalib ibn Hasyim ibn 'Abd Manaf al-Qurasyi al-Hasyimi, anak paman Rasul SAW. Ibunya adalah Umm al-Fadhal Lubabah bint al-Harits al-Hilaliyah, saudara perempuan dari Maimunah bint al-Harits al-Hilaliyah istri Rasul SAW.
Ibn 'Abbas lahir pada tahun 3 sebelum Hijriah di Syi'b, Mekah, yaitu ketika Bani Hasyim sedang diasingkan oleh suku Quraisy musyrik di sana.

Ketika Rasul SAW wafat, Ibn 'Abbas berusia 13 tahun. Rasul SAW semasa hidup beliau telah mendoakan Ibn 'Abbas agar diberi Allah hikmah, pemahaman terhadap agama, dan kemampuan dalam mentakwil. Doa Rasul SAW tersebut dikabulkan Allah SWT, sehingga Ibn 'Abbas menjadi seorang mufassir, dan seorang muhaddits yang memiliki koleksi Hadis banyak.

Dalam usahanya untuk mendapatkan Hadis, Ibn 'Abbas biasa mendatangi rumah-rumah para Sahabat dan duduk di depan pintu rumah mereka dalam cuaca yang panas dan berangin. Ketika para Sahabat tersebut melihatnya, mereka lantas mengatakan kepada Ibn 'Abbas,

"Wahai saudara sepupu Rasul SAW, jika engkau mengirim seseorang kepada kami, niscaya kami akan datang kepada engkau."

Jawaban yang selalu muncul dari Ibn 'Abbas adalah, "Tidak, justru saya yang harus mendatangi Anda."

Dan, Ibn'Abbas biasa meminta Hadis dari mereka. Ibn 'Abbas adalah seorang yang sangat mencintai ilmu dan bekerja keras untuk mendapatkannya, sehingga untuk mengetahui satu permasalahan saja dia mendatangi dan menanyakan kepada 30 orang Sahabat.

Ibn 'Abbas menguasai berbagai disiplin ilmu yang berkembang dan diperlukan pada masanya, sehingga dalam mengajarkan ilmu-ilmu tersebut dia mengkhususkan hari-hari tertentu untuk bidang-bidang tertentu, seperti satu hari untuk bidang Fiqh, hari berikutnya untuk Tafsir, dan hari yang lainnya untuk Sejarah, Syi'r, dan lainnya.

Pada musim haji jumlah peserta yang mengikuti kuliahnya lebih banyak, bahkan dia menggunakan seorang penerjemah untuk melayani pertanyaan-pertanyaan yang datang dari mereka yang non-Arab.
Sebagaimana yang telah diuraikan di atas, bahwa Ibn Abbas mendapatkan Hadis dari banyak sumber, dan sumber-sumber tersebut adalah dari Rasul SAW sendiri, dari Ayahnya, dari ibunya (Umm al-Fadhal), saudaranya (Al Fadhal), bibinya (Maimunah), Abu Bakar, 'Umar bin Khattab, Utsman, 'Ali, 'Abd al-Rahman ibn Auf, Mu'adz ibn Jabal, Abu Dzar al-Ghifari, Ubay ibn Ka'ab, Tamim al-Dari, Khalid ibn al-Walid, Usamah ibn Zaid, Abu Said al-Khudri, Abu Hurairah, Mu'awiyah ibn Abu Sufyan, dan lain-lain.

Hadis-Hadis koleksi Ibn Abbas diriwayatkan oleh para Sahabat, seperti 'Abd Allah ibn 'Amr ibn Tsalabah ibn al-Hakam al-Laitsi, Al-Masur ibn Makhramah, Abu al-Thufail, dan lain-lain, dan dari kalangan Tabi'in adalah oleh Sa'id ibn al-Musayyab, 'Abd Allah ibn al-Harits ibn Naufal, Abu Salamah ibn 'Abd al-Rahman, Al-Qasim ibn Muhammad, Ikrimah, 'Atha', Thawus, Kuraib, Said ibn Jubair, Mujahid, Amr ibn Dinar, dan lain-lain.

Dari 1660 Hadis yang diriwayatkan oleh Ibn 'Abbas, sejumlah 234 Hadis diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, 110 Hadis diriwayatkan oleh Bukhari saja, 49 Hadis oleh Muslim saja, dan selebihnya dijumpai di dalam A-Kutub al-Sittah dan kitab-kitab Sunan.

Yang termasuk Ashahh al-asanid dari Hadis yang bersumber dari Ibn 'Abbas adalah melalui jalur Al-Zuhri, dari Ubaid Allah ibn 'Abd Allah ibn Utbah, dari Ibn 'Abbas, sedangkan sanad -sanad yang paling dha'if adalah melalui jalur Muhammad ibn Marwan al-Suddi al-Shaghir, dari Al-Kilabi dari Abi Shalih, dan jalur ini juga disebut dengan silsilah al-kadzib.

Dalam masa hidupnya, selain menekuni ilmu pengetahuan dan mengajarkannya, Ibn 'Abbas juga pernah dipercayakan Khalifah 'Ali r.a. menjadi gubernur di Basrah, namun dia meninggalkan tugas tersebut sebelum 'Ali terbunuh dan selanjutnya dia kembali ke Mekah. Ibn 'Abbas meninggal dunia di Tha'if pada tahun 68 H.