Kisah Umar bin Khattab - Cerita anak

Kisah Umar bin Khattab - Cerita anak

Umar adalah seorang yang keras dan tegas. Karena ketegasan dan kekerasannya membedakan yang benar dan yang salah ia diberi julukan Al-Faruq oleh Nabi Muhammad SAW. Walaupun tegas, beliau memiliki kelembutan dan kerendahan hati.




Biografi

Dia juga digolongkan sebagai salah satu Khulafaur Rasyidin. 'Umar merupakan salah satu sahabat utama Nabi Muhammad dan juga merupakan ayah dari Hafshah, istri Nabi Muhammad.



Nama
Umar ibn Al-Khaṭṭāb
Al-Faruq (Julukan)
Lahir
584 – Makkah, Arab
Wafat
3 November 644 (26 Dzulhijjah 23 H) – Madinah, Arab (makam: Masjid Nabawi – Madinah)
Orang Tua
Khattab bin Nufail (Ayah – Bani A’di)- Hantamah binti Hisyam (Ibu – Bani Makhzum)
Suku
Quraisy
Masa Kekhalifahan
23 Agustus 634 — 3 November 644
Isteri
Zainab binti Mazh-un
Ummu Kultsum binti Jarwal
Quraiba binti Abu 'Umayya
Jamilah binti Tsabit
Atikah binti Zaid
Ummu Hakim binti al-Harits
Ummu Kultsum binti Abu Bakar
Anak
Abdullah
‘Ashim
Hafshah
Pekerjaan/Profesi



Awal Kisah Memeluk Islam

Diseantero Makkah tak ada sesuatu apapun yang mampu melunakkan hati Umar ibn Khattab dari sikap dan tindakannya yang mudah naik pitam dan garang. Ia tidak dapat diluluh lantakkan oleh para gadis, tidak pula oleh pejalan malam yang suka bergerombol di pelataran rumah dan para penabuh rebana di rumah-rumah hiburan. Segalanya tidak mampu melunakkan kekerasan hatinya yang mudah terbakar emosi dan suka bertindak garang dan menyeramkan.

Ketika  sahabatnya Hamzah ibn Abdul Muthalib memeluk Islam dan bertengkar dengan pamannya Abu Jahal, Umar bertekad untuk membunuh Nabi Muhammad SAW. Bergegas ia pergi menuju Darul Arqam dibukit Shafa (sentral aktivitas pengikut Nabi Muhammad), dengan membawa sebilah pedang dan beberapa senjata lainnya.

Antara Hamzah, Abu Jahal, Umar ibn Khattab dan Khalid bin Walid adalah teman sesama singa padang pasir, mereka telah mengangkat pamor Quraisy diantara suku-suku Arab lainnya, dan menjadikan Makkah menjadi bumi yang paling agung diantara suku bangsa yang lain.

Dalam perjalanannya menuju Darul Arqam, ia bertemu dengan salah seorang temannya. Lalu temannya itu bertanya, " Hendak kemana engkau dengan menghunus sebilah pedang yang tajam?"
Umar menjawab: "Aku akan menemui Muhammad. Dia yang menukar agama nenek moyang. Dia yang memecah belah masyarakat Quraisy. Dia yang memiliki obsesi-obsesi tolol. Dia yang mencaci tuhan-tuhan  masyarakat Quraisy. Maka aku akan menebas batang lehernya."

Dalam perbincangannya itu, temannya berkata: "Demi Allah engkau telah tertipu dengan dirimu sendiri. Apakah tindakanmu akan dibiarkan saja olen Bani Abd Manaf? Lebih baik engkau pulang, urusi keluargamu sendiri!". Umar terkejut dibuatnya.

"Saudara sepupumu sendiri Sa'ied ibn Zaid ibnAmr dan saudara perempuanmu, Fathimah binti Khattab telah mengikuti ajaran Muhammad. Urusi saja urusanmu." temannya menambahkan.
Bergegas Umar menuju kerumah saudaranya untuk melakukan tindakan. Sesampainya dirumah saudaranya lalu Umar mengetuk pintu, Namun ia merasa heran karena mendengar suara dari dalam. Suara laki-laki asing yang diikuti berulang-ulang oleh saudaranya.
(QS: Thaha 1-3)  طٰهٰ . مَاۤ اَنۡزَلۡـنَا عَلَيۡكَ الۡـقُرۡاٰنَ لِتَشۡقٰٓى . اِلَّا تَذۡكِرَةً لِّمَنۡ يَّخۡشٰى


"Thaha. Tidakkah kami turunkan Al-Quran kepadamu untuk menyusahkanmu. Tetapi sebagai peringatan kepada orang yang takut kepada Allah."

Selesai mendengarkan Umar kemudian mengetuk pintu, karena mendengar suara Umar lalu laki-laki asing itu disembunyikan oleh saudaranya, dan lembaran-lembaran yag dibacakan oleh laki-laki tersebut, Sa'ied membuka pintu. Umar pun bertanya dengan emosi, "Suara apa yang baru kudengar itu?"

"Ah aku justru tak mendengar suara apa-apa." Mereka berdua berkilah.
"Umar pun berteriak, "Baik, Tapi telah kudengar bahwa kalian telah mengikuti ajaran Muhammad!" Sambil melayangkan pukulan pada Sa'ied hingga terluka. Fathimah pun melerai namun Umar pun menghajarnya hingga cedera kepalanya. Fathimah pun pasrah namun geram berkata: "Baiklah, lakuanlah apa yang engkau kehendaki"

Umar tak kuasa melawan rasa sayang pada adik perempuannya itu, kekuatannya tiba-tiba luluh. Kemudian Umar meminta agar diperlihatkan lembaran-lembaran yang mereka baca tadi. Namun Fathimah menolak dan mengatakan: "Umar Najis."

Mendengar Fathimah berkata itu, kemudian ia bangkit untuk mandi, Lalu Fathimah pun menyerahkan lembaran-lembaran tersebut dengan hati-hati. Setelah Umar membaca dikembalikan lembaran tersebut sambil berkata: "Alangkah bagus dan agung kata-kata ini."
Mendengar itu, Laki-laki asing yang disembunyikan lalu keluar dan berkata: "Umar! Aku sungguh berharap mudah-mudahan Allah mengistimewakan dirimu, sebab aku mendengar Nabi berdoa: "Ya Allah, kuatkanlah Islam dengan salah seorang dua Umar, Abu Jahal 'Amr ibn Hisyam atau Umar ibn Khattab."

Setelah mendengar itu, dengan tergesa-gesa Umar langsung menuju Darul Arqam di bukit Shafa. Ia langsung mengetuk pintu dengan keras. Nabi Muhammad dari dalam melihat Umar dan berkata pada pamannya Hamzah: "Pengetuk pintu itu adalah Umar dengan sebilah pedang terhunus."
"Biarkan saja dia masuk. Jika ia datang dengan maksud baik, kita sambut dengan baik. Tapi jika ia datang dengan maksud jahat, kita bunuh saja dengan pedangnya." Ucap Hamzah ibn Abdul Muthalib kepada keponakannya, Muhammad.

Tapi Nabi bertekad untuk menghadapi sendiri dan akan membuat Umar bertekuk lutut dihadapannya. Setelah membuka pintu Nabi kemudian mencengkram leher Umar dengan cengkraman yang kuat sambil berkata: "Umar! Dengan maksud apakah engkau datang? Demi Allah, aku tak akan melihat engkau berhenti dengan sikap dan tindakanmu terhadap kami, hingga Allah menurunkan bencana untukmu."

Dengan suara lirih yang penuh ketakutan, Umar menjawab: "Rasulullah..."
Semua terkejut yang berada di Darul Arqam. "Aku datang kepadamu untuk beriman kepada Allah dan Rasul-Nya."

Maka terucaplah dari mulut Nabi Muhammad SAW sebuah kalimat kegembiraan dan mengagungkan kebesaran-Nya: "Allah Maha Agung". Kemudian Hamzah mengikuti pula dengan ungkapan takbir. Dalam kegembiraan yang tiada tara, Muhammad mengusap dada Umar dan mendoakan semoga ia akan tetap dalam keimanan.

Kekhalifahan Umar bin Khattab



Jasa-jasa dan peninggalan Khalifah Umar bin Khattab

Umar bin Khattab membagi daerah Islam menjadi beberapa wilayah atau provinsi yang masing-masing dipimpin oleh seorang gubernur:
Provinsi Kufah dipimpin Sa'ad bin Abi Waqas.
Provinsi Basrah dipimpin Utbah bin Khazwan
Provinsi Fustat (Mesir) dipimpin Amru bin As
Membentuk dewan-dewan
Menetapkan tahun Hijriyah sebagai tahun baru Islam
Membangun dan memperindah masjid-masjid, seperti Masjidil Haram, Masjid Nabawi dan Masjid Amru bin As di Mesir.

Referensi

  • Muhammad Sang Pembebas - Abdur Rahman Asy Syarqowi
  • The Great History of Muhammad - Ahmad Hatta dkk, Maghfirah pustaka
  • Wikipedia - Umar bin Khattab
  • The Amazing Islamic Legacy - Al-Quranul karim Cordoba