
Taubat Untuk Meraih keTenangan Jiwa Dan Kebahagiaan

Taubat Untuk Meraih keTenangan Jiwa Dan Kebahagiaan - Disadari bahwa setiap manusia pernah melakukan kesalahan ataupun dosa, namun sebesar apapun dosa itu (selain menyekutukan Allah), masih dapat diperbaiki selama manusia tersebut mau bertaubat sebagaimana janji Allah dalam surat al-Maidah (5): 39
"Barangsiapa bertaubat setelah melaKukan kejahatan atau dosa serta memperbaiki diri maka seSungguhnya Allah menerima taubatnya. "
Taubat membawa kepada kebahagiaan
Bagaimana caranya menghilangkan rasa was-was, rasa takut, dan rasa berdosa ini.
Keinginan untuk bertaubat serta mendekatkan diri kepada Allah merupakan sikap yang tepat, karena hanya dengan bertaubat dan mendekatkan diri kepada Allah akan membawa kepada ketentraman batin (kebahagiaan) sebagaimana firman Allah dalam surat al-Nur (24):31
Dan bertaubatlah kamu sekalian ke, ada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu berbahagia.
Baca pula surat al-Ra'du (13): 28.
Keyakinan besar akan sembuh dari rasa sakit bila melakukan taubat secara bernar dan tulus atau dalam istilah agama dikenal dengan taubatan nashuha. Yaitu taubat yang penuh kesadaran dan penghayatan dengan cara-cara tertentu, sebagaimana diperintahkan Allah dalam surat al-Tahrim (66): 8
Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang setulus-tulusnya (semurni-murninya)
Dalam ajaran Islam taubat demikian itu memiliki 4 komponen yang harus dipenuhi yaitu:
1. Menyesal
Menyesali kesalahan yang telah dilakukan. Komponen ini sebagaí unsur utama dari taubat itu sendiri, bahkan Rasulullah saw. mengemukakan bahwa "penyesalan" itulah taubat (HR lbn Majah).
2. Berketetapan hati untuk tidak mengulangi
Berketetapan hati untuk tidak mengulangi kesalahan serupa dengan cará memisahkan diri (menjauhkan diri) dari hal ataupun orang-orang yang berbuat dosa, karena hal itu hanya akan mendorong kita kepada upaya pengingkaran serta menanamkan keragu-raguan pada tujuan awal taubat kita.
3 Memperbaiki kesalahan
Memperbaiki kesalahan dengan cara menebarkan kebajikan di muka bumi seperti menebarkan kedamaian, membantu yang lemah serta membela mereka yang teraniaya dan kebajikan lainnya.
4. Mencari ridla Allah
Mencari ridla Allah kepada sesama atas kesalahan yang telah diperbuat, baik hal yang menyangkut materi, maka harus dikembalikan kepadanya atau mencari ridlanya.
Atau berupa kehormatan dan harga diri, maka harus meminta maaf kepadanya. Dan apabila sudah mati atau sulit ditemui, maka memohonkan ampunan dari Allah atas dosa-dosanya, dan setelah itu Anda meyakini telah diampuni
Menyelesaikan Masalah pada Yang Bersangkutan
Kenapa hati kita masih belum tenang, padahal kita sudah melakukan shalat tahajud dan disertai dzikir, apakah iman masih tipis atau sedang diuji oleh Allah SWT?
Berdasarkan poin-poin ajaran di atas, persoalan yang pertama tentang cara menghilangkan rasa was-was dan rasa berdosa dapat dilakukan dengan taubat yang benar, dan yakin Allah telah mengampuni. Kemudian kita benar-benar menyesal atas dosa yang telah dilakukan dengan cara meminta ampun kepada Allah serta meminta maaf kepada orang yang menjadi korban atau dampak dari dosa kita. Tanpa meminta maaf kepada orang yang menjadi korban dosa, maka selama itu pula kita akan dibayang-bayangi rasa berdosa dan bersalah, dan ini berdampak pada sakit rohani serta berakibat rasa sakit pada jasmani (psikomatik).
Alasan ini pulalah yang mungkin menimbulkan hati kita belum tenang, padahal telah melakukan shalat tahajud dan dzikir kepada Allah. Dzikir kepada Allah yang mampu menenteramkan jiwa hanya dilakukan oleh mereka yang telah bersih jiwanya dari rasa bersalah dan dosa baik kepada Allah maupun kepada sesama makhluk-Nya. Ketentraman jiwa juga bisa tumbuh dengan kemantapan iman.
Kemantapan iman dapat ditumbuhkan melalui amal yang baik. Sebaliknya berbuat dosa akan semakin merongrong iman, sehingga tebal tipisnya iman bisa juga mempengaruhi kekokohan jiwa dari sikap was-was, susah dan takut.
Hal ini telah banyak digambarkan dalam beberapa ayat al-Qur'an seperti pada surat al-Baqarah (2): 62 tentang "orang mu'min dan siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir serta beramal shaleh, akan mendapatkan pahala serta dihindarkan dari rasa khawatir (was-was dan takut) serta rasa sedih."
Berprasangka Baik Kepada Allah
Bagaimana caranya meningkatkan keyakinan kepada keberadaan Allah dan Allah selalu memperhatikan kita serta Allah selalu ada di hati.
Untuk cara mendekatkan diri kepada Allah sekaligus diperhatikan oleh Nya dapat dilakukan dengan tiga langkah: Pertama dengan hati dan pikiran yaitu selalu bersangka baik kepada Allah dan yakin bahwa Allah selalu berada di manapun Anda ber ada, Kedua, dengan lisan yaitu senantiasa menyebut namaNya pada saat sedih maupun gembira. Ketiga dengan tindakan nyata yaitu beribadah kepada Allah dan beramal shaleh kepada semua maklhluk-Nya.
Renungkan sebuah hadits Qudsi yang dihimpun oleh alBukhari: Rasulullah saw. bersabda Allah berfirman:
"Aku berada dalam sangkaan hamba-Ku, Aku bersamanya bila ia ingat kepada-Ku. Bila ia menyebut nama-Ku dalam jiwanya, maka Aku akan menempatkan namanya dalam jiwa-Ku. Bila ia menyebut nama-Ku di depan khalayak, maka Aku akan menyebutnya di depan khalayak (lebih baik dari yang hamba-Ku lakukan). Bila ia mendekati-Ku sejengkal, maka Aku akan mendekatinya satu lengan, bila ia mendekati-Ku satu lengan maka Aku akan mendekatinya satu hasta, bila ia mendekati-Ku dengan berjalan kaki, maka Aku akan mendekatinya dengan berlari."