Dilarang Bagi Seorang Yang Menyembunyikan Ilmu

Dilarang Bagi Seorang Yang Menyembunyikan Ilmu

Larangan Menyembunyikan Ilmu - Tunaikan Sebagian kewajiban tiap muslim yang tersebut dalam surah Al-Imran:187
 

“Hendaklah kamu menerangkan isi kitab itu kepada manusia, dan jangan kamu menyembunyikannya,”
 

Dan hadis Nabi saw. : Ballighu anni walau aayah (Sampaikanlah apa yang kamu dapat daripadaku walau hanya seayat).

Dilarang Bagi Seorang Yang Menyembunyikan Ilmu
 

Maka terlaranglah bagi siapa yang mengetahui ilmu namun menyembunyikannya.

Sanksi Yang Menyembunyikan Ilmu

Dalam makna serupa pada surah yang lain, Allah berfirman:


إِنَّ ٱلَّذِينَ يَكْتُمُونَ مَآ أَنزَلْنَا مِنَ ٱلْبَيِّنَٰتِ وَٱلْهُدَىٰ مِنۢ بَعْدِ مَا بَيَّنَّٰهُ لِلنَّاسِ فِى ٱلْكِتَٰبِ ۙ أُو۟لَٰٓئِكَ يَلْعَنُهُمُ ٱللَّهُ وَيَلْعَنُهُمُ ٱللَّٰعِنُونَ

"Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk, setelah Kami menerangkanmya kepada manusia dalam alkitab, mereka itu dilaknati Allah dan dilaknati (pula) oleh semua (makhluk)yang dapat melaknati." (QS. AI-Baqarah (2): 159).

Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, dari Rasulullah , bahwa beliau bersabda:
 


"Barangsiapa ditanya tentang sebuah ilmu lalu ia menyembunyikannya, niscaya Allah akan mengikatnya dengan tali kekang dari api Neraka pada hari Kiamat." [1]

Diriwayatkan dari "Abdullah bin 'Umar , bahwa Rasulullah bersabda:
 


"Barangsiapa menyembunyikan ilmu, maka Allah akan mengikatnya dengan tali kekang dari api Neraka pada hari Kiamat." [2]

Al-Manaawi berkata dalam Faidhul Qadiir (VI/146): "Hadits ini berisi sangsi hukum atas sebuah dosa, karena sesungguhnya Allah SWT telah mengambil perjanjian dari Ahli Kitab agar mengajarkannya kepada manusia dan jangan menyembunyıkannya. Hal itu merupakan anjuran mengajarkan ilmu, sebab menımba ilmu itu tujuannya adalah menyebarkannya dan mengajak manusia kepada kebenaran. Orang yang menyembunyıkan ilmu pada hakikatnya telah membatalkan tujuan ini. la amat jauh dari sifat orang yang bijaksana dan mutqin (kokoh ilmunya).
 

Oleh karena itu balasannya adalah diikat atau dikekang, seperti hewan yang dikendalikan dengan tali kekang, dikekang dari apa yang dikehendaknya. Karakter seorang alim adalah mengajak manusia kepada kebenaran dan membimbing mereka kepada jalan yang lurus."
 

Ilmu yang tidak boleh disembunyikan

Imam al-Baghawi menukil perkataan al-Khaththabi dalam Syarbus Sunnah (I/302) sebagai berikut: "Ilmu yang tidak boleh disembunyikan adalah ilmu yang harus diajarkan kepada orang lain dan hukumnya fardhu 'ain.

Misalnya orang kafir yang ingin memeluk Islam lalu berkata: "Ajarılah aku apa itu Islam?" Contoh lain, orang yang baru saja masuk Islam dan belum dapat mengerjakan shalat dengan baik, sementara waktu shalat sudah tiba, lalu ia berkata: 'Ajarilah aku cara mengerjakan shalat. Misal lainnya, orang yang datang meminta fatwa tentang halal atau haram, ia berkata: Berilah aku fatwa, bimbinglah aku.' Maka dalam perkara-perkara seperti itu janganlah menahan jawaban. Barangsiapa menahan jawaban, maka ia telah berdosa dan berhak mendapat ancaman tersebut.
 

Namun tidak demilkian halnya jika ilmu yang ditanyakan itu adalah ilmu yang tidak wajib dan tidak mesti diketahui oleh orang lain, wallabu a'lam."


Catatan Kaki

[1] Shahih, diriwayatkan oleh Abu Dawud (3658), at-Tirmidzi (2649), Ibnu Majah (261), Ahmad (/263, 305, 344, 353, 495, 499 dan 508), Ibnu Hibban (95), ath-Thayalisi (2534), Ibnu Abi Syaibah (X/55), al-Baghawi dalam Syarhus Sunnah (140) dan al-Hakim (/101) melalun beberapa jalur dari "Atha' bin Abi Rabbah dari Abu Hurairah ra. Saya katakan: "Sanadnya shahih."
[2] "Hasan, diriwayatkan oleh Ibnu Hibban (96), al-Hakim (1/102), al-Khathib al-Baghdadi dalam Taariikh Baghdaad (V/58-39) dan yang lainnya dari jalur Ibnu Wahb, ia berkata:"Abdullah bin 'Ayyasy bin "Abbas telah menceritakan kepadaku, darn ayahnya, dari Abu 'Abdirrahman al-Halabi, dari 'Abdullah bin 'Umar ra, Saya katakan: "Sanadnya hasan, karena'Abdullah bin "Ayyasy statusnya masih dipersoalkan, namun riwayatnya tidak kurang dari derajat hasan."

Referensi

Syaikh Salim Bin 'Ied Al-Hilali(Ensiklopedi Larangan)