
Rahasia Diharamkannya Bunuh Diri Dalam Islam
RAHASIA DIHARAMKANNYA BUNUH DIRI DALAM ISLAM - Seorang yang bunuh diri, hanya merugikan dirinya, dia tidak merugikan orang lain. Dia mengakhiri hidupnya tidak mengganggu jiwa orang lain. Mengapa Islam mengharamkannya?

Nyawa adalah Hak Allah
Pertama, Allah SWT, yang memberi hidup (nyawa). Allah menetapkannya, bahwa soal nyawa adalah urusan dan hak-Nya.
Karenanya, sama dosanya mencabut nyawa orang lain dengan mencabut nyawanya sendiri. Sebab, perbuatan seperti itu merupakan pelanggaran terhadap hak Allah. Itu bukan hak manusia.
Nyawa adalah pemberian Allah dan menjadi urusan, wewenang serta hak mutlak-Nya. Jika ia bunuh diri, berarti ia merampas milik Allah.
Firman Allah dalam hadis Qudsi
"Hambaku mempercepat pengakhiran hidupnya, maka Aku haramkan baginya masuk surga"
Bukti Kelemahan Iman
Kedua, orang yang melakukan bunuh diri adalah karena kelemahan imannya. Bukan karena kesulitan hidup yang mencekam dirinya.
Manfaat iman ialah Tahan menderita dan tabah menghadapi ujian dari Allah. Sedang bunuh diri adalah keputusasaan terhadap takdir dan rahmat Allah.
dari Abu Hurairah, dia berkata; Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam bersabda:
"Barangsiapa bunuh diri dengan menggunakan pisau maka pisau yang ada dalam tangannya tersebut kelak akan menghujam ke perutnya di dalam neraka jahannam mereka kekal selama-lamanya dengan kondisi seperti itu. Dan barangsiapa bunuh diri dengan terjun dari atas gunung maka kelak ia akan menerjunkan dirinya di neraka jahannam, mereka kekal selama-lamanya dengan kondisi seperti itu." (HR. Ahmad) [1]
Keadaan alam selalu berubah-ubah. Begitu juga nasib manusia, Seorang mukmin dalam keseluruhan hidupnya harus terkait kepada Tuhannya. Apabila ditimpa musibah atau ujian hidup hendaknya kembali kepada Tuhannya dan selalu ingat kepada Allah. Tanpa ingat kepada Allah, hati manusia selalu menghadapi keguncangan.
Firman Allah:
ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ ٱللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ ٱللَّهِ تَطْمَئِنُّ ٱلْقُلُوبُ
Artinya :
"Orang-orang yang beriman, hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat-Nya. Ingatlah! hanya dengan mengingat kepada Allah, hati akan menjadi tenang." (Ar-Raad 28)
Dia tidak menghadapi kesulitan seorang diri, tetapi ada Tuhan yang akan memberinya kekuatan, menenteramkan hatinya dan mengatasi kesulitannya.
Sabda Rasulullah Saw:
"Mengherankan urusan orang mukmin. Semua persoalannya baik. Apabila mendapat musibah, dia bersabar. Dan bila mendapat nikmat dia bersyukur. Ke dua-duanya baik buat dia".
Dari Sahabat Nabi saw, Muhammad bin Khalid mendapat kabar dari ayahnya dari kakeknya bahwa Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam, beliau bersabda,
"Bila seorang hamba memperoleh kedudukan tinggi disisi Allah dan ia tidak bisa meraihnya dengan amalannya, Allah mengujinya pada diri, harta, atau anaknya kemudian ia bersabar hingga mengantarkannya kepada kedudukan yang diraihnya." (HR. Ahmad)[2]
Bunuh Diri Walau dalam Perang Fisabilillah
Walaupun seseorang berada dalam peperangan fisabilillah, perang dalam membela agama Allah, dan ia terluka namun ia tidaklahlah sabar dengan lukanya dan membunuh dirinya sendiri, maka ia calon penghuni neraka
dari Abu Hurairah, dia berkata;
Aku ikut bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dalam perang khaibar, lalu beliau Bersabda kepada seorang laki-laki yang mengaku Islam: "Laki-laki ini adalah calon penghuni neraka, " maka ketika tiba saatnya kami berperang, laki-laki itu berperang dengan gagah berani hingga ia terluka, lalu dikatakan; "Wahai Rasulullah, sesungguhnya laki-laki yang telah Tuan katakan termasuk penghuni neraka, pada hari ini telah berperang dengan gagah berani dan meninggal, " maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam Bersabda: "Dia ke neraka, " sehingga hampir sebagian manusia merasa ragu, maka ketika mereka dalam keraguan tiba-tiba dikatakan bahwasanya laki-laki tersebut belum meninggal akan tetapi dia hanya terluka parah, dan ketika malam hari ia tidak bersabar atas lukanya lalu ia membunuh dirinya, akhirnya hal tersebut diberitahukan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, lalu beliau Bersabda: "Allahu Akbar, aku bersaksi bahwasanya aku adalah hamba Allah dan Rasul-Nya." Kemudian beliau memerintahkan Bilal untuk berseru kepada manusia; "Sesungguhnya tidak akan masuk syurga kecuali jiwa yang mukmin, dan sesungguhnya Allah 'azza wajalla menguatkan agama ini dengan seorang yang fajir." (HR. Ahmad)[3]
1. Alquran
2. Kitab Musnad Ahmad
Catatan Kaki
[1] Musnad Ahmad hadis nomor 9944
[2] Musnad Ahmad hadis nomor 21306
[3] Musnad Ahmad hadis nomor 7744