Keutamaan Dalam Menjaga Rahasia Seseorang Dalam Islam

Keutamaan Dalam Menjaga Rahasia Seseorang Dalam Islam

 Keutamaan Dalam Menjaga Rahasia Seseorang

 

keutamaan menjaga rahasia

 

Dalam Islam, Menjaga rahasia adalah suatu bentuk amanah yang kelak akan dipertanggung jawabkan, apakah kita dapat menjaga amanah tersebut atau tidak.

Allah SWT berfirman,

وَاَوۡفُوۡا بِالۡعَهۡدِ‌ۚ اِنَّ الۡعَهۡدَ كَانَ مَسۡـــُٔوۡلًا...

Dan Penuhilah janji, sesungguhnya janji itu pasti dimintai pertanggung jawabannya."(QS. al-Isra': 34)
 

1. Dari Abu Sa'id al-Khudri ra, ia berkata,

Rasulullah saw bersabda, "Sesungguhnya orang yang paling hina di sisi Allah pada hari kiamat nanti adalah suami atau istri yang setelah berhubungan intim kemudian ia membuka rahasianya." (HR. Muslim)[1]

2. Dari Abdullah bin Umar ra, ia bercerita.

"ketika Hafshah putri Umar menjadi janda, Umar berkata,
"Aku bertemu Utsman bin Affan, dan aku tawarkan Hafshah kepadanya, 'Kalau kamu mau, aku akan menikahkan kamu dengan Hafshah putriku.

la menjawab, "Beri saya kesempatan berpikir."

Beberapa hari kemudian ia memberikan jawaban, "Saya belum mau menikah saat ini."

Kemudian Umar menemui Abu Bakar ash-Shiddiq ra, dan berkata kepadanya,
"Jika kamu mau, aku akan menikahkan kamu dengan putriku, Hafshah."
Abu Bakar hanya diam saja tanpa tidak memberi jawaban apa pun, sehingga Umar merasa lebih tersinggung daripada penolakan Utsman.
Selang beberapa hari kemudian ternyata Nabi melamar Hafshah, dan langsung dinikahkan,

Abu Bakar lalu menemui Umar dan berkata,
"Mungkin kamu tersinggung Saat menawarkan Hafshah kepadaku dan aku tidak menjawabnya."

Umar berkata, "Memang, iya."

Abu Bakar berkata, "Sungguh tidak ada yang menghalangiku untuk menerima tawaran itu. Tetapi aku sudah mengetahui kalau Nabi menyebut-nyebut Hafshah dan aku tidak mau menyiarkan rahasia beliau. Kalau saja beliau tidak ingin mempersunting Hafshah, tentu aku akan menerimanya." (HR. Bukhari)[2]

3. Dari Aisyah ra, ia bercerita,

"ketika kami, para istri Nabi saw sedang berada di sekeliling beliau, Datanglah Fatimah ra, yang gaya berjalannya mirip beliau. Begitu melihatnya datang padanya, beliau langsung menyambutnya dan bersabda,
"Selamat datang, putriku."

Beliau mempersilakan ia duduk di sebelah kanan atau kiri beliau lalu membisikkan sesuatu di telinganya. Tiba-tiba Fatimah menangis keras sekali.
Beliau kasihan melihatnya. Lalu beliau membisikkan sesuatu lagi, dan ia tiba-tiba tersenyum.
Saya berkata kepada Fatimah,
"Rupanya Rasulullah lebih mengistimewakan kamu dengan rahasia-rahasianya daripada kepada istri-istrinya. Tetapi kenapa kamu tadi malah menangis."
Ketika beliau sudah pergi, saya bertanya kepadanya, Apa yang dibisikkan beliau tadi?

la menjawab, "Aku tidak mau menyiarkan rahasia beliau."

Setelah beliau wafat. Aisyah masih mengulangi pertanyaannya,Saya benar-benar ingin mendengar tentang sesuatu yang pernah dibisikkan beliau kepadamu?

Fatimah menjawab, "Kalau sekarang. baiklah akan saya katakan."

"Pada bisikan, pertama beliau memberitahu, Sesungguhnya Malaikat Jibril setiap tahun akan datang untuk mengulangi bacaan Al-Qur'an sekali atau dua kali. Tetapi dalam waktu dekat ini, ia datang dua kali, dan aku yakin ajalku sudah dekat. Oleh karena itu, bertakwalah kepada Allah dan bersabarlah. Aku adalah sebaik-baik salaf bagimu kamu."

Itulah sebabnya aku menangis, seperti yang pernah Anda lihat.
Karena kasihan melihat aku menangis, beliau berbisik lagi,

"Wahai Fatimah, apakah kamu tidak suka menjadi pemimpin kaum Wanita penghuni surga?"
Oleh karena itulah aku tersenyum, seperti yang pernah Anda lihat." (Muttafaq alaih)[3]


4. Dari Tsabit, dari Anas ra, ia bercerita,

Rasulullah saw menghampiri saya yang sedang bermain dengan anak-anak. Beliau mengucapkan salam dan menyuruh saya untuk suatu keperluan, sampai saya terlambat menemui ibu saya. Ketika saya datang, ibu bertanya, "Kenapa kamu sampai terlambat?"
Saya menjawab, "Rasulullah mengutus saya untuk suatu keperluan."

la bertanya, "Keperluan apa?"

Saya menjawab, "Itu rahasia."

la berkata, "Kalau begitu jangan kamu ceritakan rahasia beliau kepada siapa pun"

Anas berkata, "Demi Allah, seadainya saya boleh memberitahu rahasia itu kepada seseorang, pasti aku akan memberitahumu, wahai Tsabit."
Diriwayatkan oleh Muslim dan sebagiannya (HR. Bukhari)[4]


Catatan Kaki

[1] Muslim, Kitab Nikah 1/1060, No. 1437
[2] Bukhari, Kitab: Peperangan-peperangan VII/368, No, 4005
[3] Bukhari, Kitab: Biografi-biografi VI/726, No, 3624, Muslim, Kitab: Keutamaan-Keutamaan Sahabat IV/1904, No. 2450
[4] Bukhari, Kitab: Minta Izin XI/84, No. 6289, Muslim, Kitab: Keutamaan-keutamaan Sahabat IV/1929, No.2482