Hakikat Sholat dalam Surah AlBaqarah Ayat 3

Hakikat Sholat dalam Surah AlBaqarah Ayat 3

 Hakikat Mendirikan Sholat dalam Surah Al-Baqarah Ayat 3


hakikat mendirikan sholat

 

Dalam Alquran surah Al-Baqarah, mendirikan sholat adalah salah satu yang dikatakan ciri-ciri orang yang beriman dan bertakwa kepada Allah sebagai ayat sambungan dari sebelumnya yang diturunkan bagi orang-orang yang bertakwa.

الَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِالْغَيْبِ وَ يُـقِيْمُوْنَ الصَّلٰوةَ وَ مِمَّا رَزَقْنٰھُمْ يُنْفِقُوْنَ

(yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib, melaksanakan shalat, dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka,(Q.S AlBaqarah : 3)



Tafsir Jalälain

الَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ

(Yaitu orang-orang yang beriman) Orang-orang yang membenarkan.

بِالْغَيْبِ

(pada yang ghaib ) Sesuatu yang tidak terlihat oleh mereka, seperti hari kebangkitan, surga, dan neraka,

وَ يُـقِيْمُوْنَ الصَّلٰوةَ

(Dan mereka mendirikan shalat) Artinya melakukan salat sebagaimana mestinya

وَ مِمَّا رَزَقْنٰھُمْ

(Dan dari sebagian rejeki yang Allah berikan pada mereka) Apa yang Kami ànugerahkan kepada mereka sebagai rezeki.

يُنْفِقُوْنَ

(Mereka menginfakkan) Mereka membelanjakannya di jalan ketaatan kepada Alah.

Tafsir lbnu Kašir

Yang dimaksud dengan( ..melaksanakan Salat. adalah mendirikan salat dengan menunaikan fardu-fardunya. Ad-Dahak berkata, dari lbnu Abbäs Ra.. yang dimaksud dengan (melaksanakan salat) adalah menyempurnakan rukuk, sujud, bacaan, kekhusyukan dan menghadap kiblat. Qatädah berkata, yang dimaksud . melaksanakan salat.. adalah waktu-waktunya, wudunya, rukuknya dan sujudnya. Muqatil bin Hayyan berkata, (...melaksanakan salat..) adalah menjaga waktu-waktunya, menyempurnakan wudunya, bacaan A-Qur'an, tasyahud dan salawat kepada nabi Saw., inilah yang dimaksud dengan melaksanakan atau men-dirikan salat.


Ibnu kasir berkata, "Dalam banyak ayat Al-Quran, sering kali Allah Swt. menyandingkan salat dan infak di dalamnya, hal itu tiada lain karena salat semata-mata adalah hak Allah dan representasi seorang hamba untuk beribadah kepada-Nya. la termasuk Kepada bentuk pengesaan dan sanjungan seorang hamba terhadap-Nya,. pengagungan dan penghambaan hamba kepada-Nya, doa dan tawakal seorang hamba kepada-Nya. Sedangkan infak adalah representasi kebaikan terhadap sesama makhluk dengan  memberikan manfaat kepada mereka sebisa mungkin. Orang-orang yang lebih diprioritaskan untuk mendapatkannya adalah kerabat, keluarga, hamba sahaya kemudian orang asing."


Pengertian salat di kalangan orang-orang arab maknanya adalah doa, kemudian salat digunakan dalam pengertian syariat yang berarti adanya rukuk, sujud dan gerakan-gerakan lain di wartu yang sudah ditentukan, dengan syarat yang harus dipenuhi, begitu juga sitat dan macam-macamnya.


Imam At-Tabari berpendapat bahwa orang yang melaksanakan salat fardu menJadi terbuka segala permintaan dan amalan-amalannya yang kemudian dibalas pahala oleh Allah Swt, bahkan seiring dengan itu tidak hanya terbukanya Kebutuhan yang diminta Kepada Allah tapi juga terbukanya Kemungkinan dikabulkannya segala kebutuhan dan permintaan seseorang yang berdoa di saat melaksanakan salat.[1]

Riyadus Salihin

Dari Abu Hurairah, dari Rasulullah Saw. beliau bersabda, Sebaik-baik kehidupan manusia adalah seorang laki-laki yang memegang kendali kudanya dan bergegas untuk bejuang di jalan Allah. Setiap kali mendengar suara musuh yang menakutkan  atau sangat mengerikan, ia meiompat ke atas punggung kudanya untuk mengharapkan kematian. Atau seorang Laki-laki yang berada dalam kumpulan kambing yang berada di puncak gunung atau berada  di pedalaman lembah ini, ia mendirikan salat, menunaikan zakat, dan beribadah Kepada Rabbnya sampai menemui ajalnya. Tidaklah ia menjadi manusia keauali dalam kebaikan."[2]


Hadis Nabawi

Dari Mu'aż bin Jabal Ra., ia berkata, "Saya pernah bersama Nabi Saw. dalam suatu perjalanan. Suatu pagi, saya berada dekat dengan beliau, saya berkata, "Wahai Rasulullah, kabarkanlah kepadaku tentang suatu amal yang akan memasukkanku ke dalam surga dan menjauhkanku dart neraka," Beliau menjawab, "Kamu telah menanyakan kepadaku tentang perkara yang besar, kendati sungguh la merupakan perkara ringan bagi orang yang telah dijadikan Allah ringan. Amalan itu adalah kamu beribadah kepada Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun, mendirikan salat, menunaikan zakat, berpuasa di bulan Ramadan, kemudian berhaji ke Baitullah'. Lantas beliau bersabda, Maukah saya tunjukkan kepada-mu pada pintu-pintu kebaikan? Amalan itu adalah puasa, puasa adalah perisai, sedekah akan menghapuskan kesalahan sebagaimana air memadamkan api, dan salat seorang laki-laki pada pertengahan malam.  Lantas beliau bersabda lagi, 'Maukah aku tunjukkan kepadamu pokok agama, tiangnya, dan puncaknya? Saya menjawab, Ya,  wahai Rasulullah. Beliau bersabda, Pokok agama adalah Islam, tiangnya adalah salat,  sedangkan puncaknya adalah jihad.[3]

Hadis Qudsi

Dari Uqbah bin Amir Ra, dia berkata. Saya pernah mendengar Rasulullah Saw bersabda, "Tuhan kalian kagum terhadap seorang di antara kalian yang mengumandangkan azan di atas bukit, kemudian dia melaksanakan salat. Lantas Allah Swt. berfirman kepada segenap makhluk-Nya, "lihatlah hamba-Ku ini, dia mengumandangkan azan untuk salat, lalu mendirikan salat dan merasa takut kepada-Ku. Sungguh Aku telah mengampuni dosa hamba-ku itu dan Aku akan memasukkannya ke dalam surga-Ku.[4]

 

Catatan Kaki

[1] (lbnu Kasir,  Tafsirui QUranri'l Azimi, Jilid 1, 1421 H/2000 M:269-271)
[2] (HR Muslim) (Faisal bin Abdul Aziz Ali Mubärak, Tatrizu Riyãcis Salihina Juz 1, t.t.: 408).
[3] (HR At Tirmiz, Sunan At:Tirmiti, uz 5, No. Hadis, 2616, 1397 H/1977 M: 11-12),
[4] (HR Abu Daud) (lsámuddin As-Sababati, Jämiu'l Ahädisi'l Qudsiyyati Juz 1, t.t: 191).