Makna Dan Rahasia Formulasi DOA Mustajab Dalam Islam

Makna Dan Rahasia Formulasi DOA Mustajab Dalam Islam

Pengertian doa (du 'a) di sini adalah memohon atau meminta pertolongan kepada Allah SWT, akan tetapi bukan berarti hanya orang-orang yang sedang ditimpa musibah saja yang layak memanjatkan doa. Dalam keadaan segar-bugar dan tidak kekurangan suatu apa pun, sebagai manusla, Kiranya kita layak berdoa. Setidaknya untuk memohon perkenan Allah SWT mengampuni segala dosa-dosa kita, baik yang disengaja maupun tidak.

"Berdoalah kamu kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan doamu." (QS. AI Mukmin: 60)

Juga berdoa kepada Allah SWT meminta tetap diberi kekuatan iman dan kesehatan agar dapat melaksanakan segala perintahnya serta memohon dilindungi dari segala godaan setan supaya kita dapat menjauhi segala larangannya. Dengan kata lain, dalam keadaan bagaimana pun kita perlu berdoa.
makna dan formulasi doa mustajab

Makna Doa

Kata-kata "DOA" banyak sekali terdapat di Al Quran, dan masing- masing mempunyai makna tetentu
  • Ibadah
  • Istighatsah (memohon bantuan dan pertolongan)
  • Permintaan atau permohonan
  • Percakapan
  • Memanggil
  • Memuji.
Ringkasnya berdoa yaitu bermohon kepada-Nya agar mengabulkan (memberikan) sesuatu yang kita harapkan (kehendaki), karena hanya Dia yang memberi. Oleh karena itu tiap-tiap berdoa hendaknya dengan sepenuh hati, hadir kepada Allah, yaitu setiap doa-doa yang kita mohonkan ada penghayatan maupun pikiran. Membaca doa dengan tidak mengetahui arti dan maksudnya sama artinya tidak berdoa.

PERINTAH BERDOA.

Allah SWT berfirman:

(QS. Al-Ghafir,40 : 60)
...وَقَالَ رَبُّكُمُ ادۡعُوۡنِىۡۤ اَسۡتَجِبۡ لَـكُمۡؕ

Ud'uunie astajib lakum.
Artinya :
"Berdoalah kepada-Ku, niscaya Aku akan memperkenankan permononanmu itu..." .

Jadi Allah SWT menyuruh kita berdoa dan berjanji akan mengabulkan. Allah SWT melimpahkan karunia-Nya, menjadikan permohonan hambanya untuk memenuhi hajatnya sebagai suatu ibadah kepada-Nya, dan dia menuntut hal itu kepada sang hamba, bahkan Dia mencela dan melarang keras hambanya meninggalkan doa, terhadap orang seperti itu, Dia menggolongkan sebagai orang yang sombong.

Imam Tirmidzi meriwayatkan hadits dari Abu Hurairah dari Rasulullah saw, beliau bersabda:
(HR. Tirmidzı)
"Barangsiapa yang tidak meminta kepada Allah, Allah marah kepadanya ".

Dalam Hadsit lain dikatakan :
(HR. Tirmidzı)
Dari Nu'man bin Basyir, ia berkata, Rasulullah telah bersabda: "Doa adalah ibadah!" .
Lalu beliau membaca ayat :
(QS. Ghafir : 60)
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادۡعُوۡنِىۡۤ اَسۡتَجِبۡ لَـكُمۡؕ اِنَّ الَّذِيۡنَ يَسۡتَكۡبِرُوۡنَ عَنۡ عِبَادَتِىۡ سَيَدۡخُلُوۡنَ جَهَنَّمَ دَاخِرِيۡنَ

Artinya :
Dan Tuhan kalian berkata, "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kukabulkan.. Sungguh orang-orang yang sombong tidak mau beribadah kepada-Ku, mereka akan masuk ke neraka jahanam dalam keadaan terhina." .


Hubungan Doa dengan Usaha(IKHTIAR)

Seorang ilmuwan yang sangat dikagumi dalam dunia ilmu, Einstein pernah mengatakan: "llmu tanpa agama akan lumpuh, agama tanpa ilmu akan buta.

Demikian juga dengan doa, tanpa usaha ibarat roh tanpa badan. Hal itu sungguh tidak mungkin.
Sebaliknya usaha tanpa doa hanya merupakan benda rapuh. Orang yang berdoa adalah orang yang memohon kepada Allah aza wa jalla sesuatu yang ia damba-dambakan. Dambaan itu ada kalanya terlalu muluk (mustahil terjadi), dan ada kalanya pula mungkin terjadi. Hal-hal yang mustahil, tentu saja tidak boleh kita mohonkan, karena akal tidak menerima wujudnya

Sedangkan hal-hal yang mungkin terjadi diharapkan dengan doa, Allah SWT melicinkan jalan menuju ke arah tercapainya permohonan tersebut. Doa yang seperti itu adalah kepercayaan yang teguh, serta harapan yang sangat dalam bahwa Allah akan menjauhkan kendala-kendala yang akan menghalangi tercapainya apa yang akan kita cita-citakan, dan hanya Allah dapat memberi petunjuk tentang hal-hal yang tersembunyi yang tidak nampak oleh kita. Kesimpulannya,hendaknya kita berdoa sambil berusaha, "Manusia berusaha Tuhanlah yang menentukan", akhir dari segala sesuatu ada di "tangan" Allah Yang Maha Kuasa. Kewajiban manusia adalah berusaha dan berdoa.

Keutamaan Berdoa

Doa merupakan unsur yang paling esensial dalam ibadah. Ditegaskan oleh Rasulullah saw. Dari Nu'man bin Basyir ra., Nabi saw bersabda,

"Doa adalah ibadah." (H.R. Abu Daud, Tirmizi, Nasai, dan Ibnu Majah). 

(H.R. ALHakim)."Tiada sesuatu yang paling mulia dalam pandangan Allah, selain dari berdoa kepada-Nya, sedang kita dalam keadaan lapang."

Doa itu pasti dikabulkan berdasarkan umumnya ayat yang telah disebut di atas, didukung oleh hadits berikut ini:

(H.R. Tirmidzi). Hadits dari Salman dalam kitab sunan Abu Daud dan Tirmidzi dia berkata: Rasulullah saw telah bersabda, Sesungguhnya Allah itu hidup lagi maha Mulia dan Pemurah. Dia malu apabila seseorang menengadahkan kedua tangannya, lalu menolak nya dalam keadaan hampa dan sia-sia.

Ada beberapa keutamaan yang akan kita peroleh dalam berdoa.

  • Menunaikan kewajiban taat dan menjauhi maksiat
  • Memperoleh naungan rahmat Allah SWT.
  • Meringankan beban penderitaan
  • Menolak bencana, dan menolak tipu daya musuh
  • Menghilangkan kegundahan, serta memudahkan kesukaran dan terpenuhinya hajat. Sabda Rasulullah saw. "Tuhan melepaskan kamu dari bencana-bencana yang disebarkan oleh musuh-musuhmu, dan Dia pula yang mencurahkan rejeki kamu sekalian." (H.R. Abu Ya'la)
  • Adakalanya doanya langsung dikabulkan.
  • Doanya disimpan sebagai pahala di akherat.
  • Atau dengan doa tersebut, ia dijauhkan/dihindarkan dari keburukan/kecelakaan yang sebanding
    Imam Ahmad, Bazzar, Abu Ya'la dengan sanad jayyid telah meriwayatkan sebuah hadits, begitu juga Imam al-Hakim dan ia mengomentari isnad-nya shahih, yaitu hadits dari al-Khudry r.a bahwa Nabi saw bersabda:

    (Hr. Ahmad, Bazzar, Abu Ya'la dan Hakim)."TIdaklah seorang muslim itu berdoa, yang tidak dicampuri dosa dan dalam keadaan tidak memutuskan tali silaturrahmi,melainkan Allah menganugerahi kepadanya salah satu dari tiga hal yaitu Doanya terkabul, Doanyanya ditangguhkan dan disimpan sebagai pahala di akherat, sert dihindarkan dari keburukan yang sebanding."
  • Doa juga dapat menolak (merubah ketetapan (takdir),
    (HR. Tirmidzi) "Dan sesungguhnya doa itu bermantaat terhadap apa saja yang telah diturunkan (ketetapan Allah) dan juga sesuatu yang belum diturunkan. Dan tidakiah akan dapat menolak (merubah) ketetapan (takdir) kecuali doa. Karena itu berdoalah kamu."

Waktu Mustajab Untuk Doa

Ada waktu-waktu tertentu yang mendapat prioritas diterima oleh Allah SWT. Menurut Imam Syaukani di dalam kitabnya: TUHFATUDZAKIRIN, ada waktu-waktu yang baik untuk berdoa agar terkabul, karena didukung dalil-dalil yang tercantum baik di dalam AI Qur-anul Karim maupun Hadits Nabi saw:

  • Waktu antara azan dan iqamat.
    Sabda Rasulullah saw.
    (HR. Tirmizi)."Tidak akan ditolak, suatu doa yang dipanjatkan antara waktu azan dan iqamah."

  • Pada saat antara seruan hayya alash shalah dan hayya alal falah.

  • Menjelang waktu sholat dan sesudahnya.
    Tentu saja berdoa setelah salat wajib lebih utama dibandingkan setelah salat sunnah. Dari Ath Thabary, bahwa Ja'far Ash Shaddiq berkata, "Berdoa sesudah shalat fardlu lebih utama daripada berdoa setelah salat sunnah."
  • Pada saat sehabis shalat fadhu (wajib). yaitu shubuh, dhuhur, ashar, maghrib dan isya.
  • Pada saat sedang sujud.
  • Pada saat imam membaca Jahr.
  • Pada tengah malam, separoh dari malam, atau sepertiga malam, atau Waktu sepertiga malam yang terakhir terutama setelah sholat tahajud Sabda Rasulullah saw.
(H.R. Bukhari dan Muslim)"Tuhan turun ke langit dunia pada sepertiga malam yang terakhir Dan berfirmanlah la: 'Siapa yang berdoa kepada-Ku, maka Aku perkenankan doanya. Siapa yang meminta ampun kepada- Ku, maka Aku ampuni dia,"
  • Pada malam Jum'at.
  • Pada Sepanjang hari Jumat
  • Pada saat shalat Jum'at, yaitu saat imam sedang duduk sampai selesainya shalat (yang lebih dekat lagi yaitu saat dibacanya fatihah sampai bacaan Amin).
  • Waktu antara zuhur dan Asar, serta antara asar dan maghrib.
  • Pada saat sedang membaca AlQuran, lebih-lebih tatkala selesai membacanya
  • Ketika khatam (tamat) membaca Al-Quran 30 juz.
  • Pada saat minum air zam-zam.
  • Pada saat mendengar ayam berkokok.
  • Pada saat orang-orang Islam sedang berkumpul
  • Pada saat orang-orang berkumpul untuk ber dzikir
  • Pada saat memejamkan mata Jenazah (menurut riwayat Imam Abu Dawud, Nasai dan Tirmidzi)
  • Ketika turun hujan (Hujan adalah Rahmat Allah SWT, berdoalah ketika rahmat-Nya tercurah kebumi)
  • Ketika melakukan tawaf (mengelilingi ka'bah)
  • Pada malam Lailatul Qodar.
  • Pada hari Arofah (wukuf di Arofah)
  • Pada bulan Ramadhan dan waktu sahur.
  • Pada saat di dalam barisan tatkala berperang fisabilillah.
  • Pada saat pertempuran di dalam perang fisabilillah
  • Ketika menghadapi musuh di medan perang. Sabda Rasululah saw. Berdoalah pada waktu doa-doa itu diperkenankan Tuhan, yakni pada saat berjumpa dengan pasukan musuh, ketika akan melaksanakan shalat, dan ketika turun hujan. (H.R. Asy' Syafi'i )
  • Pada saat matahari codong (lingsır) pada hari Rabu(menurut keterangan Imam Baihaqi di dalam Syu'bul Iman)

Tempat-Tempat Doa Mustajab

Tempat-tempat tertentu yang mendapat prioritas dari Allah SWT, diterimanya doa adalah:
  • Didepan dan di dalam Ka'bah kota Mekah
  • Di Masjid Rasulullah saw,
  • Di belakang makam Nabi Ibrahim as
  • Di atas bukit Safa dan Marwah
  • Di Arafah, di Muzdalifah, di Mina dan di sisi jamarat yang tiga.
  • Di tempat-tempat yang mulia lainnya seperti Masjid dan Mushalla. Firman Allah SWT. "..Dirikanlah olehmu shalat dan berdoalah kamu kepada-Nya dengan mengikhlaskan taat kepada-Nya." (QS ALA'raaf: 29)

Etika dalam Doa

Mengingat doa adalah ibadah sebagaimana sabda Rasulullah saw. di atas, maka ada beberapa etika yang harus kita terapkan dalam berdoa. Berikut penulis ramukan etika dalam berdoa dari bebera ayat dalam Al-Quran, serta petuah Imam Ghazali yang tertuang dalam Ihya Ulumuddin, petuah AlLQusyairi, dan petuah Imam Nawawi.

1. Bertobat sebelum berdoa, lalu menghadapkan diri kepada Allah dengan sungguh-sungguh, dan khusyu.
2. Disunnatkan menghadap kiblat.
3. seyOgyanya doa-doa itu diawali dan diakhiri dengan dzikir  puji-pujian.
4. Mengakui keagungan Allah SWT dengan segala kerendahan diri dan hati (Q.S. Al-An'am: 42)
5. Mengucapkan doa dengan suara yang sedang (tidak keras dan juga tidak berbisik) dan lembut serta tidak berlebihan -maksudnya tidak melampaui batas tentang yang diminta dan cara meminta. (Q.S. AI A'raf: 55 dan Q.S. Al-Isra': 110).
6. Memanjatkannya dengan perasaan takut/cemas (tidak akan diterima) dan berharap (akan dikabulkan) (QS. AlArat 56)
7. Tidak perlu berpantun, dan/atau dengan pengucapan berirama. Cukuplah dengan kata-kata yang baik yang mencerminkan kerendahan kedudukan kita di hadapan Allah SWT, serta sederhana dan tepat mengenai sesuatu yang kita inginkan. Alangkah lebih baik jika kita memanjatkan bacaan-bacaan doa yang telah dicontohkan Rasulullah saw. yang kandungan maknanya sesuai dengan kehendak kita juga.
8. Mengulang doa sampai dua tiga kali, yakni doa tentang sesuatu yang kita utamakan memohonkannya kepada Allah SWT
9. Ditutup dengan bacaan sholawat, kemudian dilanjutkan dengan bacaan:

SUBHAA-NA RAB-BIKA RAB-BIL 1ZZATI "AAMMAA YASHIFUUWN. WA SALAMUN 'ALAL-MURSALIIYNA, WALHAMDULILLAHI RAB-BIL 'ALAAMIIYN

(Maha Suci Tuhan, Tuhan yang memilki kebesaran/kesucian dari sifat rendah yang mereka sừatkan. Dan kesejahteraan itu atas segala Rasul yang telah diutus Tuhan. Dan puji-pujian hanyalah bagi Allah, Tuhan sekalian alam).

Di antara umat Muhammad, ada tiga orang yang mendapat prioritas doanya pasti diterima dan dikabulkan (dengan kata lain tidak ditolak) oleh Allah SWT. Siapakah mereka? Dikatakan oleh Tirmizi dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah sau menerangkan:

Ada tiga orang yang sekali-kali tidak akan ditolak doanya oleh Allah SWT, ialah orang yang sedang berpuasa sampai waktu menjelang berbuka, kepala negara yang adil, dan orang yang teraniaya.
Adakalanya doa itu dilarang kita lakukan, yakni doa yang kita panjatkan untuk memohon supaya kita dicelakakan oleh Allah SWT. sabda Rasulullah saw.

"Sekali-kali janganlah kamu meminta supaya dirimu dicelakakan, begitu pula anak-anak, pelayan, dan harta bendamu. Mungkin permintaan-permintaan itu bertepatan dengan waktu ijabah (dikabukannya doa), di mana ia langsung diperkenankan Allah"(H.R Abu Daud).

Akan tetapi doa memohon kecelakaan ini diperbolehkan, jika ditujukan kepada orang-orang yang zalim agar dengan kecelakaan tersebut orang lain terlepas dari kezalimannya.

BerDoa Hanya Kepada Allah SWT Saja

Kita hanya dibolehkan berdoa kepada Allah saja, karena hanya Allah sendiri yang dapat berbuat sesuatu yang dikehendaki-Nya. Hal ini jelas dalam firman Allah :


(QS Yunus : 106)
وَلَا تَدۡعُ مِنۡ دُوۡنِ اللّٰهِ مَا لَا يَنۡفَعُكَ وَ لَا يَضُرُّكَ‌ۚ فَاِنۡ فَعَلۡتَ فَاِنَّكَ اِذًا مِّنَ الظّٰلِمِيۡنَ

Wa laa tad'u min duunil laahi maa laa yanfa'uka wa laa yadhurruk, fa in fa'alta fa in naka idzam
Artinya :
Dan jangan engkau menyembah sesuatu yang tidak memberi manfaat dan tidak (pula) memberi bencana kepadamu selain Allah, sebab jika engkau lakukan (yang demikian), maka sesungguhnya engkau termasuk orang-orang zhalim.”


Oleh karena itu berdoa kepada makhluk, meminta pertolongan dan perlindungan dari sesuatu selain Allah, seperti meminta kepada kuburan keramat dan sebagainya adalah sesuatu kezaliman bahkan nisa dikatakan musyrik.

BerDOA Dengan Bahasa Yang Dimengerti.

Berdoa sebenarnya boleh dilakukan dalam bahasa apa saja yang kita miliki, Karena Allah Maha Mengetahui semua bahasa apapun dari hambanya.

Namun menggunakan yang pernah dipergunakan para Nabi, termasuk doa-doa yang pernah dipakai Nabi Muhammad saw Hal ini lebih baik, karena doa para Nabi tersusun lebih bagus, halus, dan teratur serta sempurna penyampaiaannya dari seorang hamba kepada Tuhannya.  Selain itu juga sunnah mengikuti jejak para Nabi.

Yang perlu kita ingat adalah Membaca doa dengan tidak mengetahui arti dan maksudnya sama artinya tidak berdoa. Jika kita tidak menguasai bahasa Arab, bahasa Indonesia pun boleh, caranya membaca tahmid (puji-pujian kepada Allah) lebih dulu sekurang-kurangnya membaca

Orang Yang Dikabulkan Doanya

Dari beberapa hadis dapat kita baca bahwa ada beberapa orang yang dikabulkan do'anya oleh Allah SWT. Hal itu penting untuk diketahui umat Islam, agar dapat menyesuaikan diri dengan kondisi-kondisi tersebut, atau bahkan menghindari jika ternyata membahayakan.

Contoh: Melakukan penganiayaan kepada seseorang yang tidak bersalah atau belum tentu bersalah, Air mata orang seperti ini bisa dijadikan Allah banjir yang dapat membahayakan dan meruntuhkan kebesaran dan keagungan orang yang meganiaya tersebut. Begitu pula doa orang yang teraniaya, saat menghadapi penganiayaan itu, Allah akan menerima doa yang seperti ini dan memperlihatkan hasilnya cepat atau lambat.

Orang-orang yang dikabulkan doanya yaitu:

A. Orang yang Berpuasa Sampai Berbuka.
Diriwiyatkan At Tirmidzi dari Abu Hurairah, Nabi saw bersabda,
(HR. Tirmidzi)
."Ada tiga orang yang sekali-kali tidak akan ditolak doanya oleh Allah. Pertama, orang sedang berpuasa. Kedua, kepala negara yang adil, Ketiga, orang yang teraniaya."

B. Pemimpin yang Adil.
C. Orang Yang Teraniaya (dianiaya)
D. Kedua Orang Tua Kepada Anaknya.
Doa kedua orang tua kepada anaknya itu mustajab. Rasulullah pernah bersabda, kata Abu Hurairah ra.
(HR Ahmad)
"Tiga buah doa-insya Allah-kemustajabannya tidak dapat diragukan; doa orang teraniaya, doa ibu bapak kepada anaknya, dan doanya orang yang sedang dalam perjalanan (musafir).".

E. Anak yang Berbakti Kepada Kedua Orang Tuanya.
Doa anak yang berbakti kepada orang tuanya itu mustajab. Rasulullah SAW pernah bersabda :

"Pada suatu hari ada tiga orang yang bermalam disebuah gua karena kemalaman, tiba-tiba jatuhlah batu besar menggelinding dari puncak menutupi pintu gua itu, Karena tak dapat keluar, salah seorang dari mereka berkata dengan sedih, Kita tak akan selamat dari goa ini kecuali memohon keselamatan kepada-Nya dengan amal kebajikan yang pernah kita buat .."Lalu salah seorang dari mereka berdoa: "Ya Allah saya mempunyal ibu bapak yang telah lanjut usia Setiap hari aku menggembala kambing, dan memerah susunya untuk kedua orang tuaku. Setelah keduanya puas minum, barulah sisanya kuberikan kepada anak dan saudara-saudaraku, Pada suatu hari aku terlambat datang, kedua orang tuaku sudah tertidur dan aku tidak berani membangunkan. Sementara itu anak-anakku kehausan minta minum. Dengan sedih kupandangi anak-anakku, tapi tetap menunggu sampai ibu bapakku bangun, sampai fajar tiba. Ya, Allah!, jika engkau terima perbuatanku ini demi mencari ridha-Mu, maka lepaskanlah kami keluar dengan selamat dari gua ini." Cerita ini berakhir dengan happy end (akhir yang membahagiakan) yaitu tiga orang sekawan itu setelah berdoa dengan berwasilah dengan amal saleh mereka, akhirnya selamat.

F. Orang Yang Dalam Kesulitan.
Yaitu orang yang tidak berdaya karena sesuatu, misainya sangat menderita, terkena bencana atau musibah yang sangat berat. Hal ini merujuk pada hadits di atas.

G. Seorang Muslim Bagi Saudaranya Tanpa Kehadirannya.
(HR Muslim, Al-Adkar:176)
Doa seorang muslim untuk saudaranya untukkebaikan, keselamatan saudaranya (muslim) yang jauh daripadanya (umpamanya orang yang tinggal di perantauan atau dalam perjalanan), diperkenankan Allah. "

Dalam hadits Imam Muslim yang lain dikatakan :

(H.R. Muslim)
"Doa seorang untuk kebaikan, keselamatan saudaranya muslim, maka malaikat ikut mengatakan amin. Memohonkan semoga doa itu diperkenankan dan untuk engkau yang sepertinya. "

H. Tiap Muslim selama Doanya Tidak mengandung Kezaliman atau mengarah pemutusan hubungan kekeluargaan
Bersabda Rasulullah saw:

(Hr. Turmudzi)
"Tidak ada seorang muslim di muka bumi ini yang berdoa memohonkan sesuatu kepada Allah, melainkan Allah mengabulkannya sebagimana yang dimohonkannya, atau dipalingkan Allah daripada suatu kecelakaan, selama ia tidak mendoakan suatu yang mengandung dosa atau memutuskan silaturahmi.Maka berkatalah seseorang, "Kalau begitu baiklah kami memper banyak doa, jawab Nabi, "Allah menerima doa hamba-Nya lebih banyak lagi."

I. Orang Saleh.
J. Orang yang Bertaubat dari dosanya.
Allah berfirman :

...وَّاَنِ اسۡتَغۡفِرُوۡا رَبَّكُمۡ ثُمَّ تُوۡبُوۡۤا اِلَيۡهِ يُمَتِّعۡكُمۡ مَّتَاعًا حَسَنًا اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى وَ يُؤۡتِ كُلَّ ذِىۡ فَضۡلٍ فَضۡلَهٗ

Wa anistagfiruu rab bakum tsum tuubuu ilaihi yumat ti'ukum mataa'an hasanan llaa ajalim
musam maw wayuti kul la dzii fadhlin fadhlah.

"Mohonlah olehmu kepada Tuhanmu, ampunan dari segala dosa, kemudian bertobatiah kepadaNya. Dia akan memberikan kepadamu kenikmatan-kenikmatan yang cukup baik dan memuaskan hingga batas waktu yang telah ditentukan, dan Dia akan memberikan kemuliaan kepada tiap orang, menurut kadarnya masing-masing..." (QS. Hud:3).

Dan dalam surat yang lain Allah berfirman:

وَ مَنۡ يَّعۡمَلۡ سُوۡٓءًا اَوۡ يَظۡلِمۡ نَفۡسَهٗ ثُمَّ يَسۡتَغۡفِرِ اللّٰهَ يَجِدِ اللّٰهَ غَفُوۡرًا رَّحِيۡمًا

Wa may ya'mal suu an au yazhlim nafsahuu tsum ma yastaghfiril laaha yajdil laaha ghafuurar rahiimaa.

"Dan barangsiapa mengerjakan suatu kejahatan, atau menganiaya diri sendiri, kemudian ia memohon ampunan kepada Allah terhadap dosanya, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. An-Nissa: 110).

DOA-DOA YANG TERKABUL

Agar doa kita terkabul, setiap muslim harus hati-hati menjaga makanan atau minuman yang masuk Kedalam perutnya. la harus tahu apakah makanan tersebut berasal dari harta yang halal atau sebaliknya. Jika dari kekayaan yang tidak halal janganlah makanan itu dimakan.

Ayat-ayat dalam Al Qur-an tentang halal dan haram tidak terhitung banyaknya, dan mencari yang halal itu diwajibkan tiap-tiap muslim.

Allah berfirman:


يٰٓاَ يُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا کُلُوۡا مِنۡ طَيِّبٰتِ مَا رَزَقۡنٰكُمۡ وَاشۡكُرُوۡا لِلّٰهِ اِنۡ کُنۡتُمۡ اِيَّاهُ تَعۡبُدُوۡنَ

Hai orang-orang yang beriman! Makanlah di antara rezeki yang baik yang kami benkan kepadamu. Dan bersyukurlah kepada Allah jika memang hanya Dia yang kamu sembah. " (QS. al-Baqarah: 172).

Di sini yang dimaksud rezeki yang baik adalah rezeki yang halal. Ada suatu riwayat, pada suatu hari Saad bin Abi Waqqas meminta kepada Rasulullah saW, Ya Rasululah mohonkanlah kepada Allah agar aku dijadikan orang yang terkabul doanya

Rasulullah menjawab: "Hai Saad, perbaikilah makananmu, niscaya terkabul doamu. Demi yang jiwa Muhammad dan genggamannya, orang melempar sesuap makanan haram ke dalam perutnnya maka selama empat puluh hari amalan-amalan kebaikannya tertolak. Dan siapapun dari hamba Allah yang llah yang tumbuh dagingnya dari makanan haram da riba, maka api neraka lebih patut membakarnya". (HR. Al-Hafizh Abubakar bin Mardawaih dikutip oleh Al-Hafizh Ibnu Katsir dalam Tafsirnya).

Kali lain Nabi Muhammad saw bersabda: "Banyak orang yang centang-perentang dan berdebu, lari kesana ke mari dalam perjalanan jauh, makanannya haram, pakaiannya haram dan selalu memakan yang haram, mengangkat kedua tangannya dan menengadahkan wajahnya ke langit seraya berdoa: "Ya, Tuhanku! Ya Tuhanku!" Bagaimana doanya bisa terkabul? (HR. Muslim, Ahmad, Tirmidzi).