Mengenal Lukman al Hakim, Seorang Hamba Yang Shalih

Mengenal Lukman al Hakim, Seorang Hamba Yang Shalih


Mengenal Lukman al Hakim, Seorang Hamba Yang Shalih - Para ulama salaf (ulama generasi terdahulu) mengalami perbedaan pendapat mengenai asal usul Lukman al-Hakim apakah ia seorang nabi ataukah sebatas seorang hamba Allah yang shalih saja. Terhadap kedua pendapat tersebut kebanyakan para ulama salaf setuju kepada pendapat bahwa Lukman al-Hakim adalah seorang hamba Allah yang salih.

Mengenal Lukman al Hakim, Seorang Hamba Yang Shalih


Lukman Al Hakim

Jamaal Abdul Rahman mengutip pemaparan Imam Jalalain mengenai Lukman yang diberi gelar al-Hakim sebagai berikut. Lukman al-Hakim adalah seorang lelaki yang dikaruniai hikmah oleh Allah SWT sebagaimana yang disebutkan dalam firman-Nya,


وَلَقَدۡ اٰتَيۡنَا لُقۡمٰنَ الۡحِكۡمَةَ اَنِ اشۡكُرۡ لِلّٰهِ‌ؕ وَمَنۡ يَّشۡكُرۡ فَاِنَّمَا يَشۡكُرُ لِنَفۡسِهٖ‌ۚ وَمَنۡ كَفَرَ فَاِنَّ اللّٰهَ غَنِىٌّ حَمِيۡدٌ‏
Artinya:

Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman, yaitu: "Bersyukurlah kepada Allah. Dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendin; dan barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji". (QS Luqman/31: 12)


Hikmah yang Allah SWT berikan kepadanya antara lain berupa ilmu, agama, benar dalam ucapan, dan kata-kata yang bijaknya. Dia memberi fatwa sebelum Nabi Daud a.s diutus dan sempat menjumpai masanya, lalu menimba ilmu darinya dan (Lukman) meninggalkan fatwanya.

Luqman adalah anak dari Bau'ra bin Nahur bin Tareh, dan Tareh bin Nahur merupakan nama dari Azar ayah nabi lbrahim a.s. Luqmān hidup selama 1000 tahun. la menjadi guru nabi Dawüd a.s. sebelum diangkat menjadi nabi. Pekerjaan Luqman pada awalnya adalah tukang kayu, tukang jahit dan juga menggembala domba. la kemudian diangkat menjadi qadhi (hakim).

Luqmän menikah dan dikaruniai banyak anak, akan tetapi semua anaknya meninggal dunia ketika masih kecil. Semua itu ia terima dengan ikhlas, karena la yakin dan sadar bahwa semua yang terjadi adalah atas kehendak Allah Swt. 


Kisah Pelajaran Lukman Kepada Anaknya

Sebuah kisah Lukman al-Hakim beserta anaknya yaitu ketika Lukman mengajak anaknya untuk menunggangi seekor keledai mengelilingi suatu kota. 

Pada suatu hari Lukman bermaksud untuk memberi nasihat kepada anaknya maka ia pun membawa anaknya menuju suatu Kota dengan menggiring seekor keledai ikut berjalan bersamanya. Ketika Lukman dan anaknya lewat kepada seorang lelaki, maka ia berkata kepada keduanya: "Aku sungguh heran kepada kallian, mengapa keledai yang kalian bawa tidak kalian tunggangi setelah mendengar perkataan lelaki tersebut Lukman lantas menunggangi keledainya dan anaknya mengikutinya sambil berjalan.

Belum berselang lama, dua perempuan menatap heran kepada Lukman seraya berkata : Wahai orang tua yang sombong! Engkau seenakrnya menunggangi keledai sementara engkau biarkan anakmu berlari di belakangmu bagal seorang hamba sahaya yang hina!" Maka Lukman pun membonceng anaknya menunggangi keledai.

Kemudian Lukman beserta anaknya yang la bonceng melewati sekelompok orang yang sedang berkumpul di pinggir jalan, ketika mereka melihat Lukman dan anaknya seorang dari mereka berkata "Lihatlah! Lihatlah! Dua orang yang kuat ini sungguh tega menunggangi seekor keledal yang begitu lemah, seolah keduanya menginginkan keledainya mati dengan perlahaMendengar ucapan itu Lukman pun turun dari keledainya dan membiarkan anaknya tetap di atas keledai,

mereka berdua pun melanjutkan perjalanan hingga bertemu dengan seorang lelaki tua, Lelaki tua itu kemudian berkata kepada anaknya Lukman "Engkau sungguh lancang Engkau tidak malu menunggangi keledai itu sementara orang tuamu engkau biarkan merangkak dibelakangmu seolah ia adalah pelayanmu.


Nasehat bagi Anaknya

Ucapan lelaki tua itu begitu membekas pada benak anaknya Lukman, ia pun bertanya pada ayahnya, Apakah yang seharusnya kita perbuat hingga semua orang dapat ridla dengan apa yang kita lakukan dan kita bisa selamat dari cacian mereka?" Lukman menjawab Wahai anakku, Sesungguhnya aku mengajakmu melakukan perjalanan ini adalah bermaksud untuk menasihatimu, ketahuilah bahwa kita tidak mungkin menjadikan seluruh manusia ridla kepada perbuatan kita, Juga kita tidak akan selamat sepenuhnya dari cacian karena manusia memiKi akal yang berbeda-beda dan sudut pandang yang tidak sama, maka orang yang berakal ia akan berbuat untuk menyempurnakan kewajibannya dengan tanpa menghiraukan perkataan orang lain. dalam Alquran tersebut terdapat 10 nasihat Lukman kepada anaknya