Mengenal Hakikat Dan Dasar Ilmu Tasawuf

Mengenal Hakikat Dan Dasar Ilmu Tasawuf

Apa arti tasawuf dan bagaimana perilaku yang benar dari seorang sufi?

Mengenal Hakikat Dan Dasar Ilmu Tasawuf - Tasawuf yang benar dan sejati ialah hidup di tengah keramaian pasar, ditengah masyarakat dan ikut bergelut dengan kancah kehidupan.

Mengenal Hakikat Dan Dasar Ilmu Tasawuf


Seorang ahli syair berkata :

 

"Bukanlah suatu zuhud, tasawufnya orang bertaqwa yang lari dari kancah kehidupan dunia menyelamatkan agamanya"

Hakikat Dan Dasar Ilmu Tasawuf sebenarnya orang yang dikenal dapat hidup ditengah orang-orang berharta, suasana masyarakat yang rakus dan segala macam-macam fitnah. Seorang yang tidak ikut berlaku kasar, serong dan tidak ikut berbuat curang padahal dia hidup ditengah-tengah masyarakat seperti itu, adalah yang lebih disukai Allah. 

Orang seperti itu mempunyai harga dan kehormatan diri. Orang yang biasa menjauhi dan meninggalkan yang dilarang dan yang haram akan lebih mampu menegakkan kehormatan dan kemuliaan beribadah. Tasawuf yang sejati tidak akan meninggalkan kancah kehidupan duniawi. Al-Imam Abul Hasan Asyadzili, seorang sufi terkenal adalah tergolong pedagang yang mahir dan sukses.

Pengertian tentang tasawuf 

Pengertian Dan Dasar ilmu Tasawuf sangat luas bila dijabarkan, berikut merupakan penjabaran hakikat dan dasar ilmu tasawuf

1. Merupakan sifat dan perilaku orang-orang dahulu (salaf). Tasawuf mulai dikenal pada akhir abad kedua hijriah sebagai sifat dan perilaku orang yang hidup sederhana dan menjauhi kesenangan dan kemewahan hidup duniawi.
 

2. Orang yang menggabungkan kepentingan dunia dan akhirat sekaligus dalam satu sikap, perilaku dan pribadi. Melaksanakan urusan duniawi dengan selalu menjaga diri dalam jalur perintah dan larangan Allah, mengamalkan sunah-sunah Rasulullah saw. yang telah banyak dilupakan orang.
 

3. Sifat seorang sufi ialah, tidak ingin menonjol di masyarakat dan tidak ingin dikenal kesohorannya. Dia selalu mengabdi tidak bermaksud mencari kepentingan pribadi. Semangatnya tidak mengendor meskipun dia tidak memperoleh imbalan materi yang wajar.
 

4. Ahlussalaf (orang-orang dahulu) bekerja hanya untuk bisa memenuhi kebutuhan hidupnya saja. Timbulnya bid'ah "hidup menyendiri" disebabkan meluasnya perbuatan-perbuatan haram dan adanya perselisihan pendapat dalam memilih dan mengerjakan yang halal.
Dalam mencari rezeki, ada yang berpendapat bahwa rezeki yang halal ialah memungut sisa panenan yang tercecer dan tidak diperlukan lagi oleh pemiliknya. Pendapat lain mengatakan bahwa yang murni halal dan tidak bercampur haram ialah hidup padang- padang rumput yang bebas yang tidak ada pemiliknya. P

endapat lain mengatakan bahwa dalam mencari rezeki ibarat orang makan bangkai atau makan babi. Dibolehkan karena huKumnya darurat, Karenanya mengambil sekedar memenuhi kebutuhan darurat saja. Ada pula yang memilih menyepi, menyendiri, menjauhi diri dari masyarakat, hidup dalam gua.


Di Maroko terdapat suatu aliran tarekat sufiyah bernama ADDAR QOWIYAH" cabang dari tarekat "ASYADZILIYAH".


Salah satu ajarannya ialah, mengnaruskan kepada para muridnya melatih diri meninggalkan kesenangan dunia dengan cara mengemis segenggam makanan untuk sekedar memenuhi kebutuhan hidupnya. Kalau yang diperoleh lebih dari segenggam, dia harus menyerahkan kepada rekan-rekannya. Tindakan tersebut sebagai hukuman atas kerakusannya.


Latihan seperti itu hanya sementara, bertujuan untuk menghilangkan keangkuhan dan kerakusan hidup duniawi dan nanti setelah terjun ke tengah masyarakat dengan pribadi dan kebiasaan hidup sederhana.
Sekolah dari tarekat sufiyah ini banyak menghasilkan ulama besar dan terkenal, yang mempunyai kecintaan Islami yang murni. Apakah ada perbedaan perilaku ahlussalaf dengan sufi? Pada prinsipnya tidak ada. Perbedaan yang ada yaitu bahwa sufi (tasawuf) menempuh jalan tertentu yaitu disebut "tarekat-tarekat"


dengan organisasi yang dipimpin oleh "Syekh-syekh". Syekh bisa mewariskan kepada anak-anaknya. Apakah bisa diterima oleh akal misalnya syekh mewariskan kepada anaknya yang belum baligh?
Ahlussalaf atau salafiyah berpegang teguh pada ajaran masa nabi Muhammad, dengan bersifat wara' yaitu menjauhi apa yang Syubhat, khawatir masuk dalam perangkap yang haram. Mereka menggabungkan sifat wara' dengan peningkatan ilmu pengetauan dan melengkapi ibadah dengan mengamalkan yang sunah-sunah sepenuhnya.

Pembagian Tasawuf

Hakikat Tasawuf adalah suatu bidang ilmu keislaman dengan berbagai pembagian di dalamnya, yaitu tasawuf aklhlaqi tasawuf amali dan tasawuf falsafi.

Tasawuf akhlaqi

Tasawuf akhlaqi  berupa ajaran mengenai moral/ akhlak yang hendaknya diterapkan dalam kehidupan sehari-hari guna memperoleh kebahagiaan yang optimal. Ajaran yang terdapat dalam tasawuf ini meliputi  takhalli, yaitu penyucian diri dari sitat-sitat tercela; tahalli yaitu menghiasi dan membiasakan diri dengan sikap perbuatan terpuji; dan tajalli, yaitu tersingkapnya Nur Illahi(Cahaya Tuhan) seiring dengan sirnanya sifat-sifat kemanusiaan pada diri manusia setelah tahapan takhalli dan tahalli dilalui.

Tasawuf Amali

Tasawuf amali berupa tuntunan praktis tentang bagaimana Cara mendekatkan diri kepada Allah. Tasawuf amali ini identik dengan Tarekat, sehingga bagi mereka yang masuk tarekat akan memperoleh bimbingan semacam itu.

Tasawuf Falsafi

Sementara tasawuf falsafi berupa kajian tasawuf yang dilakukan secara mendalam dengan tinjauan filosofis dengan segala aspek yang terkait di dalamnya. Dalam tasawuf falsafi ini dipadukan visi intuitif tasawuf dan visi rasional filsafat. Dari ketiga bagian tasawuf tersebut, secara esensial semua bermuara pada penghayatan terhadap ibadah murni (mahdlah) untuk mewujudkan akhlak al-karimah baik secara individual maupun Sosial.

Tahapan-tahapan yang harus dijalani untuk masuk tasawuf

Berdasarkan tujuan dari Dasar Ilmu Tasawuf tersebut, yaitu berupaya membentuk watak manusia yang memiliki sikap mental dan perilaku yang baik (akhlaqul karimah) manusia yang bermoral dan memiliki etika serta sopan santun, baik terhadap diri pribadi, orang lain, lingkungan dan Tuhan, maka semua orang wajib belajar tasawuf (tasawuf akhlaq). Dan belajar tasawuf ini sudah harus dimulai semenjak dini seiring dengan penanaman nilai-nilai keagamaan pada anak-anak. Orang tua dan para guru adalah tempat menimba dan mendidik tasawuf.


Namun belajar Dasar Ilmu Tasawuf secara mendalam, yaitu tasawuf amali dan khususnya tasawuf falsafi, memang diharapkan dilakukan setelah seseorang memiliki tingkat pengetahuan aqidah dan syari ah yang mencukupi. Untuk lebih jelasnya mengenai masalah tersebut juga tahapan-tahapan yang harus dilakukan sebelum belajar tasawuf,

Untuk belajar Tasawuf Amali dan Falsafi harus kepada ahlinya. Anda dapat mem baca buku-buku mengenai tasawut seperti Sufi dar zaman ke Zaman", "Tasawuf dan Krisis", "Tasawuf dan Tarekat", Intelektualisme Tasawut, dll.

Agar selalu ingat kepada Allah

tasawuf adalah akhlak, termasuk didalamnya akhlak kepada Allah. Dalam tasawuf diajarkan bahwa manusia diharapkan selalu ingat kepada Allah, kapan pun dan di mana pun. Dengan mengingat Allah maka segenap aktifitas manusia selalu terkontrol karena merasa selalu dalam pengawasan Allah (muraqabah) selalu berbuat baik dan tidak mudah tergoda hawa nafsu dan setan sehingga terjerumus ke dalam perbuatan jahat. 

Untuk selalu ingat kepada Allah (dzikir adalah dengan selalu menyebut nama-nama Allah (asma 'ul husna) seperti: "AllaH'; membaca tasbi "SubhanallaH', takbir. "AIahu Akbar", tahlil La ilaha illa Allah", dan sebagainya; ataupun membaca al-Qur'an. Dengan demikian diharapkan memperoleh makna dari firman Allah dalam surat al-Ra'd/13: 28:

"Dan orang-orang yang beriman, yang tenang hatinya dengan selalu mengingat Aliah. Ketahuilah, hanya dengan dzikir hati akan menjadi tenang'

 

Agar jauh dari godaan setan.

Kemudian agar memiliki kemampuan berpikir yang baik, mudah menerima pelajaran, tidak cukup hanya dengan ber do'a tetapi harus dengan usaha yang tekun, baik usaha lahir seperti belajar yang giat, makan dengan gizi seimbang, dan usaha batin dengan melakukan riyadhah (tirakat/ laku bathin) seperti melakukan puasa sunat senin kamis, shalat malam dsb., serta menjauhi perbuatan dosa (maksiat). Hati adalah ibarat cermin, bisa cerah karena ketaatan dan bisa buram karena kedurhakaan. Dengan menghindari dosa, maka hati kita bisa cerah dan dengan demikian maka kita terhindar dari godaan syetan. Demikian manfaat untuk Mengenal Hakikat Dan Dasar Ilmu Tasawuf.