Tipuan Setan Pada Bani Israil Dan Penyakit Ta'un
TIPUAN SETAN DAN PENYAKIT TA'UN (QS Al-Bagarah, 2: 58)
Diambil Dari Surah Al-Baqarah, tentang kisah Bani Israil yang diperdaya oleh tipuan setan, yang menyimpangkan perintah Allah terhadap Bani Israil dengan perintah shalat dan sujud hanya kepada Allah dan kalimah Tauhid.
Namun mereka diperdaya, hingga akhirnya mendapat adzab dengan diturunkannya penyakit Ta'un, atau Kolera. Berikut adalah pembahasannya.
وَاِذۡ قُلۡنَا ادۡخُلُوۡا هٰذِهِ الۡقَرۡيَةَ فَکُلُوۡا مِنۡهَا حَيۡثُ شِئۡتُمۡ رَغَدًا وَّادۡخُلُوا الۡبَابَ سُجَّدًا وَّقُوۡلُوۡا حِطَّةٌ نَّغۡفِرۡ لَـكُمۡ خَطٰيٰكُمۡؕ وَسَنَزِيۡدُ الۡمُحۡسِنِيۡنَ
Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman, "Masuklah ke negeri ini (Baitulmaqdis), maka makanlah dengan nikmat (berbagai makanan) yang ada di sana sesukamu. Dan masukilah pintu gerbangnya sambil membungkuk, dan katakanlah, "Bebaskanlah kami (dari dosa-dosa kami)," niscaya Kami ampuni kesalahan-kesalahanmu. Dan Kami akan menambah (karunia) bagi orang-orang yang berbuat kebaikan."(QS Al-Bagarah, 2: 58)
Tafsir Jalalain
وَاِذۡ قُلۡنَا
Dan ingatlah ketika Kami berkata kepada Bani Israil setelah mereka keluar dari tempat yang telah menyesatkan mereka
Masuklah kalian ke Baitul Maqdis atau Ariha.
فَکُلُوۡا مِنۡهَا حَيۡثُ شِئۡتُمۡ رَغَدًا
Maka makanlah darinya dengan leluasa tanpa ada halangan apa pun.
وَّادۡخُلُوا الۡبَابَ
Dan masukilah pintu Baitul Maqdis tersebut
Tazkiyyatun Nafs
Di antara tipu daya dan makar setan adalah perkataan yang batil, pendapat-pendapat yang rendah, dan khayalan-khayalan yang bertentangan. Semuanya itu merupakan pemikiran sampah dan buih tak berguna yang dítuangkan oleh hati yang gelap dan penuh keraguan, yang menyamakan antara yang hak dengan yang batil, yang salah dengan yang benar.
Di antara tipu daya setan ialah apa yang dilakukan terhadap Bani Israāil, padahal mereka bersama Nabi mereka, ketika Allah Swt. berfirman kepada mereka Masuklah ke Negeri ini menurut Qatadah, lbnu Zaid, As. Suddy, Ibnu Jarir dan lain-lain, bahwa negeri yang dimaksud adalah Baitul Maqdis.
Lanjutan firman-Nya, .makanlah dengan nikmat (berbagai makanan) yang ada disana sesukamu, Dan masukilah pintu gerbangnya sambil membungkuk... Menurut As-Suddy dan lbnu Abbās, bahwa pintu yang dimaksud adalah salah satu pintu gerbang negeri Baitul Magdis. Kata lbnu Abbas, makna sujud Sujadan) pada ayat ini adalah membungkuk.karena makna dasar kata sujud adalah membungkuk Kepada orang yang dianggap terhormat. Maka setiap orang yang membungkuk kepada sesuatu sebagai penghormatan disebut orang yang sujud,
Selanjutnya, dikatakan kepada mereka, Katakanlah, Bebaskanlah kami..Menurut Al-Hasan, Qatādah, dan Atä, maksudnya adalah bebaskanlah kami dari dosa-dosa kami. Namun menurut Ikrimah dan lain-lain, maksudnya adalah 'Katakanlah, La läha illallh" Seakan-akan yang berpendapat demikian memandang bahwa kalimat yang dapat membebaskan dosa-dosa itu adalah Kalimat tauhid, Sementara menurut lbnu Abbas, maksud ayat itu adalah mereka diperintah untuk beristigfar.
Dengan demikian, mengacu Kepada kedua penjelasan di atas, mereka diperintahkan masuk itu menunjukkarn makna diperintah bertauhid dan beristigfar. Hal itu menjadi jaminan diampuninya dosa-dosa mereka.
Kemudian setan memperdayai mereka, sehingga mereka mengganti perkataan tersebut dengan perkataan lain yang tidak diperintahkan, bahkan menggantinya.
Imam A-Bukhäri dan Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah Ra., ia berkata, Rasulullah Saw. bersabda,
"Dikatakan kepada Bani Isrāil, 'Masuklah kalian ke dalam pintu gerbang sambil bersujud dan katakanlah, bebaskanlah kami dari dosa.." (QS Al-Baqarah, 2: 58). Namun mereka menukarnya dan masuk sambil merayap di atas pantat mereka sambil berkata, "hintah, hintah (buah gandum)." Mereka telah mengganti perkataan dan perbuatan yang diperintahkan kepada mereka secara bersamaan.
Lalu Allah Swt. menurunkan malapetaka dari langit kepada mereka. Kata lbnu Zaid, malapetaka itu berupa wabah Ta'un (kolera). [1]
Riyadus Salihin
Dari Aisyah Ra., bahwa ia bertanya kepada Rasulullah saw tentang masalah Ta'un (kolera), lalu beliau mengabarkan kepadanya bahwa Ta'un adalah sejenis siksa yang Allah Swt. kirim kepada siapa saja yang Dia kehendaki, dan sesungguhnya Allah Swt. menjadikan hal itu sebagai rahmat bagi kaum muslimin.
Tidak ada seorang pun yang menderita Ta un lalu dia bertahan di tempat tinggalnya dengan sabar dan mengharapkan pahala, serta mengetahui bahwa dia tidak terkena musibah melainkan karena Alah Swt. telah menakdirkannya kepadanya, maka dia mendapatkan pahala Sepert pahala orang yang mati syahid. (HR Al-Bukhäri)[2]
Ta'un adalah penyakit berupa bisul yang sangat menyakitkan, yang seringkali muncul di ketiak, di sekelilingnya hitam, disertari dengan Jantung yang berdebar-debar dan muntah-muntah.
Kandungan hadis ini menunjukkan bahwa apabila seorang mukmin mengharapkan panala, mengetahui bahwa dia terkena Taun karena takdir Allah, meskipun ia berusaha menghindari wabah itu, dan tidak berkeluh kesah dalam menghadapinya sambil tetap percaya kepada Allah, baik ketika sehat maupun sakit, maka dia mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mati syahid."
Medical Hadis
Dari Usamah bin Zaid, ia berkata, Rasulullah Saw. bersabda,
"Ta'un (kolera) adalah semacam azab (siksaan) yang diturunkan Allah kepada Bani Isräil atau kepada umat sebelum kamu Apabila kamu mendengar penyakit Ta un berjangkit di suatu negeri janganlah kamu datang ke negeri itu. Dan apabila penyakit itu berjangkit di negeri tempat kamu berada, janganlan Kamu keluar dari negeri itu untuk melarikan diri darinya. (HR Muslim)[3]
Tibbun Nabawi
Penyakit Ta'un
Penyakit Ta'un (kolera) atau penyakit pes adalah infeksi dan pembengkakan yang mengakibatkan kondisi suhu badan meningkat tajam dan sakit menyiksa. Biasanya di sekitar infeksi itu berwarna hitam atau kebiru-biruan, dan biasanya pertama kali muncul di ketiak, belakang telinga, hidung. dan lipatan-lipatan kulit karena kegemukan.
Penyakit ini biasanya merupakan wabah yang menular dan menjalar di wilayah yang memang sudah terjangkit sehingga para dokter menyebutnya penyakit berbahaya dengan melihat tanda-tandanya itu, yang kemudian juga disusul dengan banyak kematian. Karena itu, Nabi Saw. menyebut-nya mati syahid bagi setiap orang muslim.
Adapun sebabnya adalah sisa-sisa bakteri penyakit yang pernah menyerang Bani Israil. Para dokter tidak bisa menolak sebab ini, tapi mereka juga tidak mempunyai bukti petunjuknya sebab para Rasul memberitakan hal-hal yang gaib.
Rasulullah Saw. melarang orang memasuki wilayah yang terserang penyakit ini dan melarang orang yang ada di wilayah itu untuk keluar, sebagai tindakan pencegahan. Sebabnya memasuki wilayah itu sama dengan mengantarkan dir kepada kebinasaan. Ada pun larangan keluar dari wilayah yang terjangkit pes mempunyai dua makna.
- Pertama, mendorong jiwa untuk percaya kepada Allah, tawakal kepada-Nya, sabar dan rida kepada Qada-Nya.
- Kedua, siapa pun yang ingin menghindari wabah, maka dia harus mengeluarkan SIsa-sisa cairan kotor dari tubuhnya dan meminimalisasi makanan serta menghindari tempat-tempat yang basah.
Keluar dari wilayah yang sudah terjangkit wabah penyakit pes tidak bisa dilakukan kecuali dengan cara yang cepat. Begitulah yang dijelaskan para dokter, sehingga sesuai dengan sabda beliau di atas. [4]
Catatan Kaki
[1](lbnu'l Qayyim Al-Jauziyyah, lgasatu'lLahfani fi Masayidi Asy-Syaitani, Juz 2, t.t.: 1063).
[2](Dr. Mustafã Sa'id Al-Khin, Nuzhatul Muttaqina Syarhu Riyādis Salihina, Juz 1, 1407 H1987 M: 67-68).
[3](Abu Anas Majid, Sahihu At-Tibbi An-Nabawi fi Dawil kitäbi wa As-Sunnati wa Aqwall AS-Salati, t.t: 66).
[4](lbnu'l Qayyim Al-Jauziyyah, Zadu'I Ma adi fi Hadyi Khayri'l Ibadi, Juz 4, t.t.: 37-42).