Membimbing Talqin Untuk Orang Yang Akan Meninggal

Membimbing Talqin Untuk Orang Yang Akan Meninggal

Membimbing Talqin Untuk Orang Yang Akan Meninggal

 

membimbing talqin untuk orang yang akan mati


Talqin berasal dari kata laqqana yulaqqinu, yang berarti mendikte secara lisan, yang paling baik dari kalimat Talqin adalah syahadat dan tauhid, yaitu laailaaha illallaah. Karena dipenghujung hayat seseorang, rayuan setan melakukan serangan paling gencar untuk berpaling kepada Allah.


Abu Umamah berwasiat jika kelak telah meninggal dunia untuk diperlakukan sebagaimana Rasulullah memperlakukan orang-orang yang wafat. Rasulullah memerintahkan agar orang mati yang telah dimakamkan untuk di talqin.


Menuntun orang yang akan meninggal dunia dengan ucapan laailaaha illallaah

Dari Mu'adz ra, ia menuturkan bahwa Rasulullah saw bersabda, 

"Barangsiapa yang mengucapkan di akhir hidupnya kalimat Laa ilaaha illallaah, niscaya ia masuk surga." (HR. Abu Daud dan Al Hakim). Kata Al Hakim, sanad hadits ini sahih.[1]


Dari Abu Sa'id Al Khudri ra, ia berkata, Rasulullah saw bersabda, 

"Tuntunlah orang yang hendak meninggal dunia dengan ucapan Laa ilaaha illallaah." (HR. Muslim)[2]


Dari Ummu Salamah, ia berkata : 

"Rasulullah saw telah bersabda: Apabila kalian menjenguk orang sakit atau berada disisi orang yang hampir mati, maka katakanlah yang baik! Karena sesungguhnya para malaikat mengaminkan (doa) yang kalian ucapkan." (HR.Muslim)[3]


Apa yang harus dikatakan kepada orang yang sudah tidak ada harapan Hidup

Dari Aisyah ra, ia berkata, 

"Saya mendengar Nabi saw yang sedang menyandarkan badannya kepadaku berdo'a, "Allaahummaghfir lii warhamnii wa alhiqnii bir rafigl a'la (Ya Allah, ampunilah dosaku, rahmatilah aku, dan pertemukan aku dengan Dzat Yang Maha Luhur),." (Muttafaq alaih)°[4]


Dari Aisyah ra, ia berkata, 

"Saya melihat Rasulullah saw pada waktu beliau hampir wafat, di dekatnya ada sebuah gelas yang berisi air. Beliau memasukkan tangannya ke dalam gelas itu kemudian mengusap mukanya dengan air seraya berdo'a, Allaa humma a'innii 'ala ghamaraatil mauti au sakaraatil mauti (Ya Allah, bantulah aku dalam menghadapi beratnya maut dan Kesukaran sakaratul maut). (HR. At Tirmidzi)°[5]


Anjuran berwasiat kepada keluarga

Anjuran berwasiat kepada keluarga supaya menerima kenyataan dan bersabar atas penderitaan, dan wasiat untuk orang yang sudah dekat kematian dengan hukuman hidup

Dari Imran bin Hushain ra, 

sesungguhnya seorang perempuan dari Juhainah datang kepada Nabi saw. la sedang hamil dari perbuatan zina. Ia berkata kepada beliau, "Wahai Rasulullah, saya harus dihukum hadd. Tolong laksanakan hukuman itu terhadap saya.
Beliau lalu memanggil wali perempuan itu dan bersabda, "Jagalah baik-baik wanita ini. jika nanti ia sudah melahirkan, tolong bawa ia kesini."
Sang wali itu melaksanakan pesan beliau Kemudian wanita itu diikat dengan bajunya lantas beliau menyuruh untuk merajamnya. Dan setelah meninggal dunia, beliau menshalatkan jenazahnya." (HR. Muslim)[6]



Catatan Kaki

[1] Abu Daud, Kitab: Jenazah, no, 3116, Musnad Imam Ahmad, no. 21529. Al Hakim dalam AL Mustadrak I/503, no. 1299
[2] Muslim, Kitab: Jenazah II/631. no, 916
[3] Hadis Sahih riwayat Muslim no.919 dan al-Baihaqi III/384 dan selain keduanya
[4] Muslim, Kitab: Keutamaan-Keutamaan Sahabat IV/1893, no, 2444. Hadits ini juga (HR. Bukhari) no. (4450), dan di dalamnya tidak ada doa.
[5] Hadits dhaif (HR. Tirmidzi), Kitab: Jenazah-Jenzzah (987). Hadits ini dinilai sahih oleh syaikh Al Albani.
[6] Muslim, Kitab: Hukuman-Hukuman li/1324, no. 1296