Anjuran Untuk Menyampaikan Kabar Gembira

Anjuran Untuk Menyampaikan Kabar Gembira

Anjuran menyampaikan kabar gembira dan mengucapkan selamat dengan baik

 

anjuran menyampaikan kabar gembira

 



Allah SWT berfirman :

وَامۡرَاَ تُهٗ قَآٮِٕمَةٌ فَضَحِكَتۡ فَبَشَّرۡنٰهَا بِاِسۡحٰقَ ۙ وَمِنۡ وَّرَآءِ اِسۡحٰقَ يَعۡقُوۡبَ

Dan istrinya berdiri (di sampingrya) lalu dia tersenyum, maka kami sampaikan kepadanya berita gembira tentang (kelahiran) Ishaq dan sesudah Ishaq (lahir pula) Ya'qub." (QS. Hud: 71)

فَبَشِّرۡ عِبَادِ ۞ الَّذِيۡنَ يَسۡتَمِعُوۡنَ الۡقَوۡلَ فَيَتَّبِعُوۡنَ اَحۡسَنَهٗ‌...

"...Sampaikanlah berita gembira itu kepada hamba-hamba-Ku, yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik diantaranya. "(QS. Az Zumar: 17-18)

...فَنَادَتۡهُ الۡمَلٰٓٮِٕكَةُ وَهُوَ قَآٮِٕمٌ يُّصَلِّىۡ فِى الۡمِحۡرَابِۙ اَنَّ اللّٰهَ يُبَشِّرُكَ بِيَحۡيٰى

"Kemudian malaikat (Jibril) memanggil Zakariya, sedang ia tengah berdiri shalat di mihrab(katanya) Sesungguhnya Allah menggembirakan kamu dengan kelahiran (seorang putramu) Yahya." (QS. Ali Imran: 39)

يُبَشِّرُهُمۡ رَبُّهُمۡ بِرَحۡمَةٍ مِّنۡهُ وَرِضۡوَانٍ وَّجَنّٰتٍ لَّهُمۡ فِيۡهَا نَعِيۡمٌ مُّقِيۡمٌ

Tuhan mereka menggembirakan mereka dengan memberikan rahmat daripada-Nya, keridhaan dan surga, mereka memperoleh didalamnya surga yang kekal." (QS. At Taubah: 21)

...اِذۡ قَالَتِ الۡمَلٰٓٮِٕكَةُ يٰمَرۡيَمُ اِنَّ اللّٰهَ يُبَشِّرُكِ بِكَلِمَةٍ مِّنۡهُ ۖ اسۡمُهُ الۡمَسِيۡحُ عِيۡسَى ابۡنُ مَرۡيَمَ

"Ingatlah), ketika malaikat berkata, Hai Maryam, sesungguhnya Allah menggembirakan kamu (dengan kelahiran seorang putera yang diciptakan) dengan kalimat (yang datang) daripadanya-Nya, namanya Al Masih Isa putera Maryam. (QS. Ali Imran: 45)

وَاَبۡشِرُوۡا بِالۡجَـنَّةِ الَّتِىۡ كُنۡتُمۡ تُوۡعَدُوۡنَ...

"Dan bergembiralah dengan surga yang telah dijanjikan oleh Allah kepadamu. "(QS. Fushshilat: 30)

فَبَشَّرۡنٰهُ بِغُلٰمٍ حَلِيۡمٍ

Maka kami memberi kabar kepada lbrahim dengan datanganya seorang anak yang amat sabar (Ismail). " (QS. Ash Shaaffat: 101)

...وَلَقَدۡ جَآءَتۡ رُسُلُنَاۤ اِبۡرٰهِيۡمَ بِالۡبُشۡرٰى قَالُوۡا سَلٰمًا‌

Dan sesungguhnya utusan-utusan kami (malaikat-malaikat) telah datang kepada lbrahim dengan membawa kabar gembira." (QS. Hud: 69)



1. Dari Abu lbrahim alias Abu Muhammad alias Abu Mu'awiyah alias Abdullah bin Abu Aufa ra, ia berkata,

"Rasululah saw menyampaikan berita gembira kepada Khadijah, yaitu sebuah rumah di surga yang terbuat dari mutiara. Di dalamnya tidak ada keributan dan kesukaran. (Muttafaq alaih)[1]

2. Dari Abu Musa Al Asy'ari ra, ia bercerita,

suatu hari setelah berwudhu di rumah, saya lalu pergi dan berkata dalam hati,
"Hari ini saya akan selalu mendampingi dan menyertai Rasulullah saw."
Saya ke masjid dan menanyakan tentang Rasulullah saw.
Para sahabat menjawab, "Beliau ada diSana."
Saya lalu menuju ke arah yang ditunjukkan dan mencari-cari beliau sehingga menuju ke sumur Aris. Sesampainya di sana saya duduk di depan pintu menunggu sampai beliau selesai hajat dan berwudhu. Setelah itu saya menghampiri beliau yang sedang duduk di tepi sumur dan menurunkan kedua kakinya ke sumur. Setelah mengucapkan salam kepada beliau, saya kembali ke depan pintu.
Saya berkata dalam hati, "Hari ini saya akan menjadi penjaga pintu Rasulullah saw. Kemudian Abu Bakar ra muncul dan mengetuk pintu.
Saya bertanya, "Siapa ini?
Ia menjawab, "Abu Bakar."
Saya berkata, "Tunggu sebentar."
Saya menghampiri Rasulullah dan berkata. "Wahai Rasulullah, Abu Bakar minta izin untuk masuk."
Beliau bersabda, "Persilahkan ia masuk dan sampaikan kabar gembira berupa surga.
Saya menyambut Abu Bakar dan berkata, "Silahkan masuk. Rasulullah saw menyampaikan kabar gembira kepada Anda berupa Surga."
Ia langsung masuk dan mengambil posisi duduk di sebelah kanan bellau dengan menurunkan kedua kakinya ke sumur sepertí yang dilakukan oleh beliau, Kemudian saya kembali ke dekat pintu dan duduk sambil mengingat saudaraku yang sedang berwudhu dan akan menyusul saya. Saya berkata dalam hatí, "Seandainya Allah menghendaki kebaikan kepada si fulan, Allah juga menghendaki kebaikan kepada saudaranya. Mudah-mudahan ia segera datang kemari,"
Tiba-tiba ada seorang yang menggerakkan pintu,
Saya bertanya, "Siapa itu?"
la menjawab, "Umar bin Al Khathab."
Saya memintanya untuk menunggu sebentar. Saya segera menghampiri Rasulullah saw.
Setelah mengucapkan salam, saya berkata,"Umar minta izin untuk masuk."
Beliau bersabda, "Persilahkan ia masuk dan sampaikan kabar gembira berupa surga
kepadanya, Saya segera menyambut Umar dan berkata, "Silahkan masuk. Rasulullah saw menyampaikan kabar gembira berupa surga kepada Anda."
Umar pun masuk dan langsung mengambil posisi duduk di sebelah kiri, waktu itu beliau ditepi bibir sumur sambil menurunkan kedua kakinya ke sumur, Kemudian saya kembali ke dekat pintu dan duduk sambil berkata dalam hati, "Jika Allah menghendaki kebalkan pada si Fulan, Dia juga menggerakkan hati saudaranya untuk datang kemari."
Tiba-tiba datang lagi seseorang dan menggerakkan pintu.
Saya bertanya, "Siapa ini?
la menjawab, "Utsman bin Affan.
Saya meminta ia untuk menunggu sebentar, Dan saya segera menghampiri Nabi saw untuk memberi tahu bahwa Utsman minta izin untuk masuk.
Beliau bersabda, "Persilahkan ia masuk dan sampaikan kabar gembira berupa surga,tetapi ia akan terkena 'musibah?
Saya segera menyambut Utsman dan berkata, "5ilahkan masuk. Rasululah saw menyampaikan kabar gembira berupa surga kepada Anda.Tetapi Anda akan tertimpa suatu musibah?!"
Utsman langsung masuk. Namun tepi sumur itu sudah penuh. sehingga ia duduk di depan mereka sebelah kiri."
Kata Sa'id bin Al Musayyab, "Saya menakwili tempat duduk mereka itu adalah posisi kubur mereka." (Muttafaq alaih)[2]

Dalam riwayat lain dítambahkan,

"....Rasulullah saw menyuruh saya untuk menjaga pintu. Ketika berita itu disampaikan kepada Utsman, ía memuji Allah SWT dan berkata, "Hanya Allah-lah yang dapat dimintai pertolongan."

3. Dari Dari Abu Hurairah ra, ia bercerita,

ketika kami duduk di dekat Rasulullah saw bersama Abu Bakar, Umar, dan sahabat-sahabat yang lain, tiba-tiba beliau berdiri dan meninggalkan kami. Kami menunggu beliau, tetapi tak kunjung kembali. Kami cemas jangan-jangan ada sesuatu yang terjadi pada beliau. Kami semua segera berdiri, dan sayalah orang pertama yang merasa cemas. Kemudian saya pergi mencari beliau. Ketika sampai di pagar tembok milik seorang sahabat Anshar dan Bani Najjar, saya mencari-cari pintunya tetapi tidak menemukannya. Yang ada hanya sebuah parit yang menuju ke balik tembok yang menghubungkan dengan sumur yang berada di luar. Saya menerobosnya, sehingga dapat masuk dan mendapati beliau.
Beliau bersabda, "Wahai Abu Hurairah."
Saya menjawab, "Iya, Rasulullah."
Beliau bertanya, "Ada apa?"
Saya menjawab, "Tadi Anda berada ditengah-tengah kami. Tetapi kemudian mendadak Anda bangkit meninggalkan kami. Kami khawatir jangan-jangan terjadi sesuatu pada Anda, sehingga kami semua merasa cemas. Oleh karena itu, saya ke pagar tembok ini dan menerobosnya seperti kijang. Sekarang di balik tembok itu banyak orang yang menunggu."
Beliau bersabda sambil menyerahkan sepasang sandalnya kepada saya, "Wahai Abu Hurairah, pergilah dengan membawa kedua sandalku ini. Barangsiapa yang kamu jumpai di balik tembok ini yang bersaksi dengan sepenuh hati bahwa tidak ada Tuhan kecuali Allah, sampaikanlah kabar gembira berupa surga kepadanya ......."(HR. Muslim)[3]

4. Dari Ibnu Syumasah, ia bercerita,

menjelang wafatnya Amr bin Al Ash ra, kami menjenguknya. Waktu itu ia sedang menangis tersedu-sedu dan memalingkan mukanya kearah dinding. Puterinya berkata, "Wahai ayah, bukankah Rasulullah saw pernah menyampaikan berita gembira kepadamu dengan ini. Bukankah beliau pernah menyampaikan berita gembira dengan itu?"
Amr memandang puterinya itu dan berkata, "Sesungguhnya sebaik-baik yang aku persiapkan untuk menghadapi kematian ialah kesaksían bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah dengan benar) kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan Allah. Aku telah mengalami tiga zaman.
Pertama, aku pernah membenci Rasulullah saw. Barangkali tidak ada seorangpun yang begitu membenci beliau melebihi aku, Waktu itu tidak ada yang aku inginkan kecuali membunuh beliau. Seandainya aku meninggal pada waktu itu, aku pasti termasuk penghuni neraka. Kedua, ketika Allah memasukkan Islam di hatiku, kemudian aku menemui beliau dan berkata,
Ulurkan tangan kanan Anda karena aku ingin berbai'at kepada Anda." Setelah beliau mengulurkan tangan kanannya, aku langsung menariknya.
Bellau bertanya, "Ada apa, wahai Amr?"
Aku menjawab, "Aku ingin mengajukan syarat."
Allah SWT berfirman,
Beliau bertanya, "Syarat apa yang kamu maksud ?"
Aku menjawab, "Aku ingin dosaku diampuni.
Beliau bersabda, "Apakah kamu tidak tahu bahwa Islam itu menghapus dosa-dosa sebelumnya, Demikian pula dengan hijrah dan pergi haji.
Pada waktu itu tidak ada seorangpun yang aku cintai melebihi cintaku kepada bellau, dan tidak ada seorang pun yang lebih mulia di mataku melebihi belíau, sehingga aku tidak mampu memandang beliau dengan kedua mataku, karena aku sangat mengagungkannya. Sekiranya aku diminta untuk menerangkan sifat-sifat beliau, aku tídak akan mampu melakukannya, karena aku tidak berani memandang beliau dengan kedua mataku. Seandainya waktu itu aku meninggal, maka besar harapanku untuk menjadi penghuni surga.
Ketiga, ketika memegang beberapa jabatan, aku sendiri tidak tahu bagaimana sebenarnya keadaan diriku. Oleh karena itu, jika nantí aku sudah meninggal, jangan diiringi dengan tangisan dan apí. Ketika kamu selesai menguburku, lekas timbun aku dengan tanah, kemudian berdirilah kalian dí dekat kuburku kira-kira selama tukang jagal menyembelih binatang dan membagi-bagikan dagingnya, sehingga aku merasa senang dengan adanya kalian sambil memikirkan jawabanku kepada utusan Tuhanku." (HR. Muslim)[4]


Catatan Kaki

[1] AlBukhari, Kitab: Haji IIl/720, no. 1792, Muslim, Kitab: Keutamaun-Keutamaan Sahabat IV/1887, no. 2433
[2] Al Bukhari, Kitab, Biografi-Biografi VII/25, no. 3674, Muslim, Kitab: Keutamaan-Keutamaan Sahabat IV/1867 no. 2403 
[3] Muslim, Kitab: Iman I/59, no. 31
[4] Muslim, Kitab: Iman I/112, no. 121