Adab Ketika Menjenguk Orang Sakit

Adab Ketika Menjenguk Orang Sakit

Adab Ketika  mengunjungi orang sakit

 

adab kesopanan menjenguk orang sakit

 


Setengah dari hak muslim kepada muslim yang lain ialah, bahwa ia mengunjungi yg sakit dari mereka. Ma’rifah (mengenal Allah) dan Islam adalah mencukupi untuk menetapkan hak ini dan memperoleh keutamaannya.


Nabi saw bersabda: 

“Apabila seorang muslim mengunjungi saudaranya yg sakit atau berziarah kepadanya, niscaya Allah Ta’ala berfirman: “Baik engkau dan baik perjalanan engkau dan bertempatlah engkau pada suatu tempat dalam sorga”. 


Adab kesopanan Ketika menjenguk orang sakit

Adab Kesopanan ketika mengunjungi orang yang sakit adalah :

Duduk disebelah yang sakit, namun tidak terlalu lama

Nabi saw bersabda: 

“Apabila seseorang mengunjungi orang sakit, maka ia telah masuk kedalam rahmat Allah. Dan apabila ia duduk di sisi orang sakit, niscaya tetaplah rahmat itu padanya”. 


Thaus berkata: “Kunjungan yg lebih utama pada orang sakit, ialah kunjungannya yg lebih ringan”. 


Menanyakan keadaan kepada orang yang sakit

Nabi saw bersabda: 

“Kesempurnaan mengunjungi orang sakit, ialah meletakkan seorang kamu tangannya diatas dahi atau atau tangan orang sakit. Dan menanyakan, bagaimanakah keadaannya. Dan kesempurnaan tahiyyahmu (salammu), ialah berjabatan tangan”. 

Dari Ibnu Abbas ra 

sesungguhnya Ali bin Abu Thalib ra keluar dari rumah Rasulullah saw sewaktu beliau sakit menjelang wafatnya. Lalu para sahabat bertanya,
"Wahai Abul Hasan, bagaimana keadaan Rasulullah pagi ini?" Ali menjawab, "Pagi ini Alhamdulillaah agak baik." (HR. Bukhari)[1]

 

Berkasih-sayang,

Nabi saw bersabda: 

“Barangsiapa mengunjungi orang sakit, niscaya ia duduk di dalam pagar kebun sorga. Sehingga apabila ia bangun berdiri, niscaya diwakilkan kepadanya 70 ribu malaikat, yg berdoa kepadanya sampai malam”.


Nabi saw bersabda: 

“Barangsiapa dikehendaki oleh Allah kebajikan, niscaya ia diberi musibah”.

 

Menjaga pandangan dan Kesopanan

Ketika meminta izin, Janganlah berhadapan dengan pintu. Pintu itu diketuk pelan-pelan. Dan tidak menjawab: “Aku !”, apabila ditanyakan: “Siapa ?”. Dan tidak mengatakan: “Hai...Fulan!”. Tetapi memuji dan bertasbih kepada Allah. 


Mendoakan kepada yang sakit 

Usman ra bercerita: “Aku sakit, lalu aku dikunjungi Rasulullah saw seraya membaca: “Dengan nama Allah Yg Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Aku mohon perlindungan bagi Engkau pada Allah Tuhan Yg Maha Esa. Tempat meminta, yg tidak beranak dan tidak diperanakkan dan tidak ada bagiNya suatupun yg menyamaiNya, dari kejahatan apa yg kamu peroleh”. Dan dibacakan oleh Nabi saw bacaan tadi beberapa kali. 


Kunjungan 1 kali adalah utama, lebih dari itu adalah amal tambahan

Ibnu Abbas ra berkata: 

“Mengunjungi orang sakit sekali, adalah sunnah. Maka yg lebih dari sekali, adalah amal tambahan”.


Diriwayatkan bahwa Nabi saw bersabda: 

“Mengunjungi orang sakit sesudah 3 kali itu, sekedar waktu memerah susu unta”. 


Setengah ulama berkata: “Mengunjungi orang sakit, adalah sesudah 3 kali”. 

Nabi saw bersabda: 

“Jarang-jarangkanlah mengunjungi orang sakit dan kunjungilah empat-empat hari sekali !”.


Adab Bagi Yang Sakit

Dan adab kesopanan bagi orang yang sakit, ialah:

  • memperbanyak kesabaran,
  • menyedikitkan pengaduan sakitnya kepada orang,
  • menyedikitkan keluh-kesah,
  • membanyakkan doa dan bertawakkal sesudah berobat.

 

Boleh hukumnya orang yang sakit bilang "saya sakit" atau "saya sangat kesakitan" atau berteriak "aduh kepalaku sakit" jika tidak dimaksudkan sebagai kemarahan dan menampakkan kesengsaraan

Dari Al Qasim bin Muhammad, ia berkata, 

"Aisyah ra. pernah mengeluh, "Aduh sakitnya kepalaku." Kemudian Nabi saw bersabda, "Aku pun merasa sakit kepala.... (HR,Bukhari)[2]

Dari Ibnu Mas'ud ra, ia berkata, 

"Aku menemui Nabi saw ketika beliau sedang dalam
keadaan sakit demam. Lalu aku pegang beliau dan berkata, 'Sesungguhnya badan Anda panas sekali. Beliau menjawab, Benar Aku menderita demam seperti dua orang di antara kalian mengalaminya, (Muttafaq alaih)[3]


Catatan Kaki

[1]Al Bukhari, Kitab: Isti dzan XI/60, no. 6266
[2]Al Bukhari, Kitab: Menjenguk Orang Sakit X/116, no. 5648, Muslim, Kitab: Kebajikan, Silaturrahmi, Adab IV/1991, no. 2571
[3]Al Bukhari, Kitab: Menjenguk orang sakit X/128, no. 5666, Muslim, Kitab: Keutamaan-Keutamaan para Sahabat IVII857, no, 2387