
Allah Memberikan Manusia Kewenangan Untuk Memilih
Allah Memberikan Manusia Kewenangan Untuk Memilih - Allah Maha pengasih terhadap hamba-hambanya, bahkan kepada manusia yang paling berdosa pun Allah tetap memberikan kesehatan dan rezeki.

Allah SWT Bukan Pemaksa
Nabi Sulaiman diberi Allah SWT suatu kerajaan yang belum pernah diberikan kepada siapapun, baik sebelum beliau menjadi nabi atau sesudahnya dan sampai masa mendatang.
Nabi Sulaiman atas kehendak-Nya bisa memaksa apa saja dan siapa saja. Beliau punya segala potensi alam. bisa menguasai angin, punya tentara dari manusia dan jin, yang siap untuk melawan siapa saja kekuatan di dunia.
Ketika beliau mengutus ke kerajaan SABA, kepada ratu Balqis meminta agar ia masuk Islam, beliau tidak memakai kekerasan. Ratu punya kekuatan perang yang hebat, tetapi ratu memilih menyerah dan masuk Islam.
Allah tidak menghendaki ratu Balqis masuk Islam dengan paksaan. Allah menghendaki dengan kerelaannya sendiri. JIka Allah memaksa dengan kekuatan lewat nabi Sulaiman, gampang saja. Allah juga bisa memaksa seluruh umat manusia untuk beriman dengan paksaan dan menyelesaikan segala sengketa dengan paksaan pula, Kewenangan yang diberikan itu yang membedakan manusia dengan mahluk-mahluk lainnya.
اِنَّ الَّذِيۡنَ كَفَرُوۡا سَوَآءٌ عَلَيۡهِمۡ ءَاَنۡذَرۡتَهُمۡ اَمۡ لَمۡ تُنۡذِرۡهُمۡ لَا يُؤۡمِنُوۡنَ
Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, engkau (Muhammad) beri peringatan atau tidak engkau beri peringatan, mereka tidak akan beriman.
Sebab turunnya ayat diatas Menurut lbnu Abbas, ayat ini diturunkan berkenaan dengan para pendeta Yahudi di sekitar Madinah yang menolak dan mengingkari ciri-cairi kenabian (nubuwwat) Nabi Muhammad Saw. [1]
Hal tersebut Allah SWT menegaskan bahwa pilihan dan hidayah tak ada seorangpun yang dapat memaksakan termasuk oleh Nabi Muhammad saw sekalipun, karena memang Allah telah menetapkan demikian.
Dengan mudahnya Allah memaksa manusia untuk tunduk patuh, namun tidaklah demikian. Allah menyambut para hambanya yang mendatangi-Nya dengan dasar pilihan sendiri dan penuh kerelaan tanpa adanya paksaan, demikianlah seleksi terjadi, antara neraka dan surga.
Allah Sangat Gembira Pada Hamba Yang Mendatanginya
Firman Allah
إِن نَّشَأْ نُنَزِّلْ عَلَيْهِم مِّنَ ٱلسَّمَآءِ ءَايَةً فَظَلَّتْ أَعْنَٰقُهُمْ لَهَا خَٰضِعِينَ
Jika Kami menghendaki niscaya Kami menurunkan kepada mereka mu'jizat dari langit, maka senantiasa kuduk-kuduk mereka tunduk kepadanya". (Asy-Syu'ara 4).
Dari Abu Hamzah yaitu Anas bin Malik al-Anshari r.a., pelayan Rasulullah s.a.w., katanya: Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Sesungguhnya Allah itu lebih gembira dengan taubat hambaNya daripada gembiranya seorang dari engkau semua yang jatuh di atas untanya dan oleh Allah ia disesatkan di suatu tanah yang luas." (Muttafaq 'alaih)
Dalam riwayat Muslim disebutkan demikian:
"Sesungguhnya Allah itu lebih gembira dengan taubat hambaNya ketika ia bertaubat kepadaNya daripada gembiranya seorang dari engkau semua yang berada di atas kendaraannya -yang dimaksud ialah untanya- dan berada di suatu tanah yang luas, kemudian kehilangan kendaraannya itu dari dirinya, sedangkan di situ ada makanan dan minumannya. Orang tadi lalu berputus-asa. Kemudian ia mendatangi sebuah pohon terus tidur berbaring di bawah naungannya, sedang hatinya sudah berputus-asa sama sekali dari kendaraannya tersebut. Tiba-tiba di kala ia berkeadaan sebagaimana di atas itu, kendaraannya itu tampak berdiri di sisinya, lalu ia mengambil ikatnya. Oleh sebab sangat gembiranya maka ia berkata: "Ya Allah, Engkau adalah hambaku dan aku adalah TuhanMu". Ia menjadi salah ucapannya karena amat gembiranya."
Jadi kegembiraan Allah Ta'ala di kala mengetahui ada hambaNya yang bertaubat itu adalah lebih sangat dari kegembiraan orang yang tersebut dalam cerita di atas itu.
Catatan Kaki
[1] (At-Tabari, Jämi'ul Bayäni AnTawili Ayil Quräni, Juz 1, 1420 H/2000 M: 258-272)