Tidak Ada Kecukupan dari Rahmat Allah

Tidak Ada Kecukupan dari Rahmat Allah

Tidak Ada Kecukupan dari Rahmat Allah

 

Tidak Ada Kecukupan dari Rahmat Allah
 

Bila manusia merasa cukup dengan rahmat Allah yang didapat saat ini, maka niscaya dia akan binasa. Karena kita membutuhkan rahmat Allah terus berlanjut hingga di akhirat kelak.

Satu yang diturunkan kedunia, 99 lagi diturunkanNya di akhirat, maka berharaplah akan rahmat, dimana kelak dihari perhitungan tidak ada yang dapat menolong kecuali hanya rahmat Allah.

Rahmat Allah adalah penolong dari segala urusan

Dalam Alquran, di berbagai surah dengan jelas dikatakan bahwa tak ada yang dapat melindungi seorangpun dari bahaya dan bencana kecuali dengan rahmat Allah, baik itu didunia saat ini, terlebih di hari perhitungan yang tak ada satupun yang mampu menolong kecuali dengan rahmatNya.


Allah SWT berfirman: 


"Sesungguhnya hari keputusan (hari kiamat) itu adalah waktu yang dijanjikan bagi mereka semua, yaitu hari yang seorang karib tidak dapat memberi manfaat kepada karibnya sedikitpun, dan mereka tidak akan mendapat pertolongan, kecuali orang yang diberi rahmat oleh Allah. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang," (QS. ad-Dukhan : 40-42).



Allah SWT berfirman:
 

Anaknya menjawab: "Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat memeliharaku dari air bah!" Nuh berkata: tidak ada yang melindungi hari ini dari azab Allah, selain Allah (saja) Yang Maha Penyayang.Dan gelombang menjadi penghalang antara keduanya, maka jadilah anak itu termasuk orang-orang yang ditenggelamkan," (QS. Hud: 43). 



Allah SWT berfirman: 

"Dan tatkala datang azab Kami, Kami selamatkan Hud dan orang-orang yang beriman bersama dia dengan rahmat dari Kami; dan Kami selamatkan (pula) mereka (diakhirat) dari azab yang berat," (Q5. Hud: 58).



Allah SWT berfirman: 

"Maka tatkala datang azab Kami, Kami selamatkan Saleh beserta orang-orang yang beriman bersama dia dengan rahmat dari Kami dari kehinaan di hari itu," (QS. Hud: 66).

 

Allah SWT berfirman: 

"Dan tatkala datang azab Kami, Kami selamatkan Syu'aib dan orang-orang yang beriman bersama-sama dengan dia dengan rahmat dari Kami, dan orang-orang yang zalim dibinasakan oleh satu suara yang mengguntur, lalu jadilah mereka mati bergelimpangan di rumahnya," (QS. Hud: 94).



Allah SWT berfirman: 

"Kalau tidaklah karena karunia dan rahmat Allah kepada kamu, tentulah kamu mengikut setan, kecuali sebagian kecil saja (di antaramu)," (QS. an-Nisa: 83).



Allah SWT berfirman: 

"Sekiranya bukan karena karunia Allah dan rahmatNya kepadamu, tentulah segolongan dari mereka berkeinginan keras untuk menyesatkanmu, Tetapi mereka tidak meyesatkan melainkan dirinya sendiri, dan mereka tidak dapat membahayakanmu sedikitpun," (QS. an-Nisa': 113).

 

Allah SWT berfirman: 

"Maka kalau tidak ada karunia Allah dan rahmatNya atasmu, niscaya kamu tergolomg orang yang rugi," (QS. al-Baqarah: 64),

 

Allah SWT berfirman: 

"Sekiranya tidaklah karena kurnia Allah dan rahmatNya kepada kamu sekalian, niscaya tidak seorang pun dari kamu bersih (dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar itu) selama-lamanya," (QS. an-Nur: 21).

 

Allah SWT berfirman: 

"Sekiranya tidak ada kurnia Allah dan rahmatNya kepada kamu semua di dunia dan di aklhirat, niscaya kamu ditimpa azab yang besar, karena penmbicaraan kamu tentang berita bohong itu, " (QS. an-Nur: 14).


Amal itu bergantung pada rahmat Allah

Diriwayatkan dari Abu Hurairah berkata: Rasulullah saw bersabda: 

"Tidak seorang pun yang bisa diselamatkan oleh amalnya". Para sahabat berkata: "engkau pun juga tidak wahai Rasulullah?" Rasulullah menjawab: "Tidak pula aku kecuali Allah melimpahkan rahmatnya kepadaku, maka berbuat baiklah, dekatkanlah diri kepada Allah, beribadahlah kepada Allah, dan tetaplah kalian berada pada jalan yang lurus," (HR. Bukhari dan Muslim).


Al-Qari mengatakan bahwa yang dimaksudkan hadis di atas adalah: hanya karunia dan rahmat Allah yang bisa menyelamatkan manusia, karena Allah berhak menyiksa orang yang taat dan memberi pahala kepada orang yang bermaksiat. 

Dan amal seperti apapun tingginya masih tetap ada kekurangannya yang dapat menyebabkan tertolaknya amal tersebut seandainya Allah tidak berkenan menerimanya. Hal ini tidak dimaksudkan meremehkan dan meniadakan nilai perkara amal, akan tetapi menangguhkan kesempurnaan suatu amal tergantung pada karunia dan rahmat Allah, agar orang tidak mengandalkan amalnya hingga ia tertipu dengan amalnya tersebut.


Zain al-Arab berkata: Yang dimaksud hadis tersebut adalah bahwa kebahagiaan dan keberuntungan hanyalah semata-mata karena karunia dan rahmat dari Allah, sedangkan amal tidaklah berpengaruh secara positif kecuali Allah melimpahkan rahmat dan memasukkan seseorang ke dalam surga.


Ath-Thayyibi berkata: 

Keselamatan dari azab dan kebahagiaan dengan pahala hanyalah semata-mata karena karunia dan rahmat dari Allah. Sedangkan amal tidaklah berpengaruh secara positif, akan tetapi pada puncaknya Allah menjanjikan kepada orang yang beramal dengan mendapatkan karunia dan dekat dengan rahmatNya. Karena itulah Nabi bersabda: "Maka berbuat baiklah"


Diriwayatkan dari Jabir bahwa:
Rasulullah Saw bersabda: 

"Amal seseorang tidak akan memasukkan dia ke dalam surga dan tidak pula melindunginya dari neraka, demikian juga aku, kecuali mendapatkan rahmat dari, Allah," (HR. Muslim).