Ciri Wali Allah Yang Membuat Para Nabi dan Syuhada Iri

Ciri Wali Allah Yang Membuat Para Nabi dan Syuhada Iri

Ciri Wali Allah Yang Membuat Para Nabi dan Syuhada Iri - Banyak orang datang kepada wali-wali terutama dari kalangan awam menanyakan soal-soal ghaib dan takdir.

Ciri Wali Allah Yang Membuat Para Nabi dan Syuhada Iri

Siapa sebenarnya yang dinamakan wali Allah itu dan Bagaimanakah ciri-cirinya?

Yang Dinamakan Wali Allah

Allah SWT memilih dan menjadikan orang sebagai wali Nya adalah karena anugerah Nya atau karena upaya orang itu dalam mencapai keimanan dan ketakwaan kepada Nya.

Firman Allah:

أَلَآ إِنَّ أَوْلِيَآءَ ٱللَّهِ لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَكَانُوا۟ يَتَّقُونَ

Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itü tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati, yaitu orang-orang yang beriman dan selalu bertakwa" (Yunus 62-63).
 

Menurut ayat tersebut, yang dinamakan wali Allah yaitu orang yang beriman dan selalu bertakwa, taat, patuh dan dekat kepada Allah. Mereka yang dekat kepada Allah adalah yang patuh dan taat kepadaNya. Dan kepada mereka diberi Karomah.
 

Yang memberi karomah adalah Allah. Bukan semau manusia yang taat atau yang soleh itu. Ada juga orang yang mendapat karomah dari Allah dan dia menjadi seorang yang insaf, sadar, patuh dan taat.
Hukum Allah SWT tidak dapat ditentukan dengan sebab akibat. Kalau terjadinya Segala sesuatu dikarenakan hukum "'sebab akibat", tentu orang yang durhaka akan putus asa kalau ia akan mendapat rahmat Allah.

Firman Nya:

إِنَّ ٱلَّذِينَ سَبَقَتْ لَهُم مِّنَّا ٱلْحُسْنَىٰٓ أُو۟لَٰٓئِكَ عَنْهَا مُبْعَدُونَ

"Bahwasannya orang-orang yang telah ada untuk mereka ketetapan yang baik dari Kami, mereka itu dijauhkan dari neraka" (Al-Anbiyaa 101).

 

Firman Nya lagi :

وَٱلَّذِينَ جَٰهَدُوا۟ فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا ۚ وَإِنَّ ٱللَّهَ لَمَعَ ٱلْمُحْسِنِينَ

"Dan orang-orang yang berijtihad untuk (mencari keridhoaan) Kami sungguh akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami" (Al-Ankabut 69).
 

Orang yang paling dekat kepada Allah justru orang yang tidak mengetahui bahwa dirinya dekat kepada Allah dan Allah dekat kepadanya.
 

Orang yang paling sulit mendekatkan diri kepada Allah adalah Ulama, Kenapa? Karena mereka sering merasa bangga, angkuh, sombong dengan ilmu yang dimilikinya. Mereka sering berdebat dan saling menonjolkan kepandaiannya.
 

Sebuah kisah terjadi pada masa khalifah Umar r.a. Beliau shalat istisqo (mohon turun hujan). Tapi hujan tetap tidak turun.
 

Beliau akhirnya pulang ke rumah. Ditengah jalan terlihat seorang budak hitam tua sedang melakukan shalat istisqo. Khalifah Umar terus memperhatikan. Selesai budak itu shalat, turun hujan dengan lebatnya. Sayyidina Umar r.a menemui sahabat Annakhas, meminta kesediannya untuk mempertemukan dengan budak itu. Annakhas berperhitungan bahwa Khalifah bermaksud akan membeli budak. Maka dibawanya budak yang kekar, sehat dan dipertemukan kepada Khalifah.
 

Katanya: "Ya Amirul mukminin, masih ada lagi seorang tua yang sudah jompo dan tidak bisa bekerja apa-apa. Sayyidina Umar melihat dan berkata: "Oh, engkau orang yang aku lihat tadi"
 

Budak tua itu memandang Khalifah Umar sambil berkata: Ya Allah ya Tuhanku, sebagaimana Engkau membuka tabir rahasiaku kepada hamba-hambamu, renggutlah nyawaku agar aku tidak menjadi penyebab fitnah".
 

Seketika itu budak tersebut wafat.
 

Dirahasiakannya segala yang ghaib terhadap manusia merupakan suatu kenikmatan. Jika orang tahu kejadian-kejadian yang bakal menimpa dirinya, satu saja, sungguh akan membuat dia susah dan bersedih, meskipun dia akan memperoleh seribu kesenangan. Lagipula, apa gunanya tahu tentang masalah-masalah ghaib, jika menimpa dirinya, tak mampu menghindar dan menolaknya.
 

Segala persoalan kita serahkan kepada Allah. Hanya Dia yang mengerti hamba yang wali. Manusia samasekali tak mengerti. Kisah sayyidina Umar r.a dengan budak tua itu sebagai bukti nyata.
 

Orang yang diberi karomah sehingga menjadi orang yang patuh, taat adalah orang-orang yang mendapat bimbingan dengan tiba-tiba. 

Golongan Pertama : Allah menariknya ke dalam lingkungan pengayoman Nya, lalu dia terjun ke tengah masyarakat dengan contoh-contoh perilaku dan sikap yang mulia. Pada permulaan pengetahuan dangkal. Kemudian memperdalam ilmu dan menjadi orang yang benar-benar serah pasrah kepada Allah SWT.
 

Golongan kedua : lalah yang dengan kepatuhan, ketaatan terus meningkatkan ilmu dan perjuangannya sehingga jiwanya sampai ke tingkat puas dan diridhoi Allah.
 

Orang yang mendapat kemuliaan (karomah-keramat) dari Allah tidak akan tahu apalagi mempergunakan semau-maunya dan dikomersilkan.

Ciri-ciri Wali Allah

Menurut Ibnu Taimiyah, adalah seorang mu'min muttaqiy. Semua orang Islam, tanpa terkecuali bisa menjadi waliyullah / wali Allah.
 

Syarat dan ciri-ciri waliyullah adalah ia melaksanakan apa-apa yang disukai dan diridhai Allah SWT serta meninggalkan apa-apa yang dimurkai-Nya. Inilah wali yang dikehendaki dalam surat Yunus ayat 62 diatas
 

Ciri wali Allah yang digambarkan oleh Rasulullah saw, yang bahkan para nabi dan syuhada iri terhadap mereka ialah,

  • Mereka adalah orang-orang yang berasal dari berbagai penjuru dan orang-orang asing
  • Diantara meraka tidak dihubungkan oleh kekerabatan yang dekat
  • Mereka saling mencintai karena Allah dan saling tulus ikhlas
  • Para wali-wali Allah yang tidak takut dan tidak bersedih hati.


Ciri tesebut bedasar riwayat 'Abdur Rahman bin Ghanm yang bercerita bahwa Abu Malik Al Asy'ari mengumpulkan kaumnya untuk mengajarkan shalat kaum Asy'ari sesuai dengan apa yang telah diajarkan Nabi saw di Madinah,
 

Seusai shalat ia menghadap ke kaumnya lalu berkata: Hafalkan takbirku, pelajarilah ruku'ku dan sujudku karena itulah shalat Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam yang beliau kerjakan untuk kami seperti itu saat di siang hari. Selanjutnya saat Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam usai shalat, beliau menghadap ke arah jamaah dengan wajah beliau lalu bersabda:
 


"Wahai sekalian manusia! Dengar, fahami dan ketahuilah bahwa Allah AzzaWaJalla memiliki hamba-hamba, mereka bukan nabi atau pun syuhada` tapi para nabi dan syuhada` iri pada mereka karena tempat dan kedekatan mereka dengan Allah pada hari kiamat." Kemudian salah seorang badui datang, ia berasal dari pedalaman jauh dan menyendiri, ia menunjuk tangannya ke arah Nabi Shallallahu'alaihiwasallam lalu berkata: Hai Nabi Allah! Sekelompok orang yang bukan Nabi ataupun syuhada` tapi para nabi dan syuhada` iri kepada mereka karena kedudukan dan kedekatan mereka dengan Allah, sebutkan ciri-ciri mereka untuk kami. Wajah Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bergembira karena pertanyaan orang badui itu lalu Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Mereka adalah orang-orang yang berasal dari berbagai penjuru dan orang-orang asing, diantara meraka tidak dihubungkan oleh kekerabatan yang dekat, mereka saling mencintai karena Allah dan saling tulus ikhlas, Allah menempatkan untuk mereka mimbar-mimbar dari cahaya pada hari kiamat, Allah mendudukan mereka diatasnya, Allah menjadikan wajah-wajah mereka cahaya, pakaian-pakaian mereka cahaya, orang-orang ketakutan pada hari kiamat sementara mereka tidak ketakuan, mereka adalah para wali-wali Allah yang tidak takut dan tidak bersedih hati." (HR. Ahmad)[1]
 

Catatan Kaki

[1]Musnad Ahmad hadis nomor 21832