Bumi Itu adalah Suci Untuk Bersujud

Bumi Itu adalah Suci Untuk Bersujud

Bumi Itu adalah Suci Untuk Bersujud - Apa bedanya salat di masjid dan ditempat-tempat lain?

Bumi Itu adalah Suci Untuk Bersujud
 

Rasulullah saw adalah satu-satunya utusan yang diberikan hamparan bumi yang suci untuk dijadikan tempat bersujud, beliau mengatakan, bumi itu suci dijadikan untukku sebagai tempat sujud (tempat shalat), maka dimana saja seorang laki-laki dari ummatku mendapati waktu shalat hendaklah ia shalat.

 

hal itu berdasar hadis yang diriwayatkan oleh Jabir bin 'Abdullah berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
 


"Aku diberikan lima perkara yang tidak diberikan kepada seorangpun dari Nabi-Nabi sebelumku; aku ditolong melawan musuhku dengan ketakutan mereka sepanjang sebulan perjalanan, bumi dijadikan untukku sebagai tempat sujud dan suci; maka dimana saja seorang laki-laki dari ummatku mendapati waktu shalat hendaklah ia shalat. Dihalalkan harta rampasan untukku, para Nabi sebelumku diutus khusus untuk kaumnya sedangkan aku diutus untuk seluruh manusia, dan aku diberikah (hak) syafa'at". (HR. Bukhari) [1]
 

Tanah (bumi) adalah tempat orang bersujud (salat) dan bersih (suci).

Ada tempat yang berfungsi ganda, selain untuk salat juga untuk usaha. Misalnya, kantor, toko, kebun, sawah atau sekolah, semua itu dapat digunakan untuk salat.
 

Ada tempat yang hanya untuk salat saja, tidak digunakan untuk usaha. Tempat semacam ini dinamakan "Masjid" atau "Baitullah" (rumah Allah). Karenanya Rasulullah melarang untuk membicarakan urusan perdagangan (jual-beli) di masjid. Di masjid hanya untuk berhubungan dengan Allah. Dalam duapuluh empat jam, kita sediakan satu jam untuk kontak kepada Allah, lepas dari segala urusan dunia.

 

Jadi tempat yang semula berfungsi ganda, kemudian dikhususkan hanya untuk salat saja, lalu diberi nama masjid Jg Baitullah di Mekah adalah pilihan Allah. Sedang rumah-rumah Allah lain di seluruh dunia adalah pilihan manusia. Karenanya, sudah menjadi keharusan, bahwa rumah-rumah Allah pilihan manusia menyesuaikan dengan rumah Allah pilihan Allah.


Catatan Kaki

[1] Shahih Bukhari hadis nomor 419 (Lihat: Fathul Bari Ibnu Hajar)