
Kisah Nabi Musa : Balasan Penyembah Patung Anak Sapi
Kisah Nabi Musa : Balasan Penyembah Patung Anak Sapi (QS. Al-Baqarah : 54)
Kisah dalam Nabi Musa as. saat beliau pergi ke Gunung Thursina untuk berkhalwat dan menerima wahyu dari Allah SWT. Nabi Musa kemudian menitipkan umatnya kepada saudaranya Nabi Harun as. untuk menjaga mereka tetap dalam ketauhidan kepada Allah semata.

Dan muncullah sosok samiri yang mengajak umat Musa as. untuk menciptakan sesembahan yang terbuat dari emas, dengan wujud anak sapi.
Walaupun Nabi Harun as. berusaha mengingatkan dan mencegah perbuatan syirik tersebut, ritual tersebut tetaplah berjalan, sampai akhirnya Musa kembali pada umatnya.
Balasan Penyembah Patung Anak Sapi
وَاِذۡ قَالَ مُوۡسٰى لِقَوۡمِهٖ يٰقَوۡمِ اِنَّكُمۡ ظَلَمۡتُمۡ اَنۡفُسَکُمۡ بِاتِّخَاذِكُمُ الۡعِجۡلَ فَتُوۡبُوۡآ اِلٰى بَارِٮِٕكُمۡ فَاقۡتُلُوۡٓا اَنۡفُسَكُمۡؕ ذٰ لِكُمۡ خَيۡرٌ لَّـكُمۡ عِنۡدَ بَارِٮِٕكُمۡؕ فَتَابَ عَلَيۡكُمۡؕ اِنَّهٗ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيۡمُ
Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada kaumnya, "Wahai kaumku! Kamu benar-benar telah menzhalimi dirimu sendiri dengan menjadikan (patung) anak sapi (sebagai sesembahan), karena itu bertobatlah kepada Penciptamu dan bunuhlah dirimu. Itu lebih baik bagimu di sisi Penciptamu. Dia akan menerima tobatmu. Sungguh, Dialah Yang Maha Penerima tobat, Maha Penyayang. (QS. Al-Baqarah : 54)
Tafsir Jalalain
وَاِذۡ قَالَ مُوۡسٰى لِقَوۡمِهٖ
Ingatlah ketika Musa berkata kepada kaumnya yang menyembah anak sapi.
kaumku, kalian telah menyakiti diri kalian sendiri dengan menjadikan anak sapi sebagai tuhan.
فَتُوۡبُوۡآ اِلٰى بَارِٮِٕكُمۡ
Maka bertobatlah kalian kepada Pencipta kalian karena sudah menyembah anak sapi.
فَاقۡتُلُوۡٓا اَنۡفُسَكُمۡؕ
sebagai tebusannya, hendaklah orang yang tidak bersalah membunuh orang yang bersalah di antara kalian.
ذٰ لِكُمۡ
Pembunuhan tersebut.
خَيۡرٌ لَّـكُمۡ
Lebih baik bagi kalian di sisi Tuhan kalian. Karena itu, Dia akan menuntun kalian untuk melakukan itu dan mengirimkan awan hitam agar masing-masing dari kalian tidak melihat satu sama lain, sehingga tidak ada rasa Kasihan di antara kalian. Tercatat yang tewas di antara mereka kurang lebih ada tujuh puluh ribu orang.
عِنۡدَ بَارِٮِٕكُمۡؕ فَتَابَ عَلَيۡكُمۡؕ
Fatäba alaikum bermakna Alah menerima tobat kalian.
Kisah Nabi & Rasul
Ketika Musa As. menjumpai dan melihat kaumnya menyembah patung anak sapi, segera ia menuju saudaranya, Harun As. Musa memegang rambut dan janggut Harun sambil menariknya.
Harun berkata, Wahai putra lbuku, janganlah engkau tarik janggutku dan jangan tarik pula kepalaku. Aku Sungguh khawatir engkau akan berkata kepadaku, Engkau telah memecah belah Bani Israil dan tidak memelihara amanatku
Kemudian Musa As. meninggalkan Harun As. dan menemui Samiri seraya berkata,
Musa berkata, "Apakah yang mendorongmu (berbuat demikian), wahai Samiri"
Ia menjawab, "Aku mengetahui Sesuatu yang tidak mereka ketahui, jadi aku ambil segenggam tanah dari jejak sang utusan (Jibril) lalu aku melemparkannya ke dalam api, demikianlah nafsuku membujukku."
Musa berkata, "Pergilah kau! Maka sesungguhnya di dalam kehidupan dunia ini engkau hanya dapat berkata, janganlah menyentuh aku (terkucilkan)"
Kemudian Musa pun mengambil patung anak sapi tersebut, la mendinginkannya dengan sebuah alat pendingin lalu membakarnya dan menghamburkannya ke dalam laut. Ketika Musa melemparkan lembaran-lembaran, ia pergi untuk beberapa minggu dan meminta kepada Bani Israil untuk bertobat. Akan tetapi Allah enggan untuk menerima tobat mereka. Sampai akhirnya Musa mengatakan kepada mereka,
"Wahai kaumku! Kamu benar-benar telah menzalimi dirinmu sendiri dengan menjadikan (patung) anak sapi (sebagai sesembahan), karena itu bertobatlah kepada Penciptamu dan bunuhlah dirimu..."
Maka saling bunuhlah orang-orang yang menyembah patung anak sapi itu dengan yang tidak menyembahnya. Orang yang terbunuh dari dua kelompok ini menjadi syahid, dan yang terbunuh di antara mereka sebanyak tujuh puluh ribu orang.
Lalu Musa As. dan Harun As. berdiri memohon ampunan kepada Allah, dan Allah memaafkan keduanya. Musa pun memerintah kaumnya agar berhenti dari peperangan.
Lantas Musa As. bermaksud membunuh Samiri tetapi Allah memerintahkan supaya meninggalkannya. Musa berkata, 'Sesungguhnya Dia itu Maha Pengasih.' Dan Musa melaknatnya. [1]
Hadis Al-Arba'in An-Nawawi
Dari Ibnu Abbas Ra., sesungguhnya Rasulullah Saw. bersabda,
Sesungguhnya Allah memaafkan dari umatku sesuatu yang dilakukan karena salah, lupa, dan sesuatu yang dipaksakan kepadanya (HR Ibnu Majah, Al Baihaqi, dan lain-lain sebagai hadis hasan).
Sabda Nabi Saw., "Salah, lupa, dan sesuatu yang dipaksakan kepadanya." Masalah-masalah ini dikabarkan olen Nabi Saw. kepada kita bahwa Allah Swt. telah memuliakan umat Islam dengan kerasulannya dalam masalah ini. Pemahaman terbalik dari hadis itu, "Sesungguhnya Allah tidak memaafkan dari suatu umat nabi lain sesuatu yang dilakukan sekalipun karena salah, lupa atau dipaksakan kepadanya."
Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada kaumnya, "Wahai kaumku! Kamu benar-benar telah menzalimi dirimu sendiri dengan menjadikan patung anak sapi (sebaga sesembahan), karena itu bertobatlah kepada Penciptamu dan bunuhlah dirimu, Itu lebih baik bagimu disisi Penciptamu. Dia akan menerima tobatmu. Sungguh, Dialah Yang Maha Penerima tobat, Maha Penyayang.(Q5 Al Baqarah, 2:54)
Berbeda dengan tobat umat Muhammad, dimana Allah menjadikan bentuk tobat umat ini hanya dengan memenuhi syarat-syarat, menyesali perbuatan maksiat yang telah dilakukannya, berniat tidak akan kembali mengulangi perbuatan maksiat itu untuk Selama-lamanya, dan membenci dosa sebagaimana la benci un tuk dilemparkan ke dalam neraka. [2]
Hadis Nabawi
Dari lbnu Abbas Ra., ia berkata,
"Rasulullah Saw bersabda, Kabar (yang terdengar) itu tidaklah sama seperti yang disaksikan. Sesungguhnya Allah mengabarkan kepada Musa tentang apa yang diperbuat oleh kaumnya teradap (patung) anak sapi. Musa saat itu tidak melemparkan lauh-lauh (lembaran-lembaran yang bertuliskan isi Taurat), namun setelah menyaksikannya sendiri apa yang mereka perbuat, Musa melemparkan lauh-lauh itu hingga pecah. "[3]
Nasihat& Pelajaran
Begitu banyak Bani Isräil dibicarakan dalam Al-Qur'an, agar kisahnya dapat dijadikan pelajaran dan ibrah. Allah telah memberikan nikmat yang begitu banyak kepada mereka namun kenikmatan itu dibalas dengan pengingkaran, Kebaikan dibalas dengan kemaksiatan, cahaya iman dibalas dengan kekufuran.
Musa As. berusaha untuk menyelamatkan Bani Isral dari kelaliman, kemaksiatan, dan kedurhakaan. Musa As. menyeru mereka untuk menyembah Allah dan menaati-Nya. Tetapi seruan Musa As malah dingkarinya. Mereka tidak menyadarinya bahwa Allah-lah yang telah menyelamatkan mereka dari kejaran Firaun dan bala tentaranya.
Bahkan Samiri mendakwakan dirinya, "Aku mengetahui sesuatu yang tidak mereka ketahui." Oleh sebab keingkaran, kemaksiatan, dan kedurhakaan mereka, maka Allah mengazabnya dengan azab yang sangat pedih. Hal seperti ini bukan hanya berlaku bagi Bani Isräil, namun siapa pun yang melakukan kedurhakaan, kemaksiatan, dan keingkaran, niscaya Allah akan mengazabnya. [4]
Catatan Kaki
[1](lbnul Asir Al-Jazari, Al-Kämil fit Tarikhi, Jilid 1: 146-147)
[2](Atiyyah bin Muhammad Salim, Syarhu'l Arbaina An-Nawawiyyah, Juz 81, t.t.: 2)
[3](HR Ahmad dalam Musnadnya, 1/215, 271, Ibnu Hibban dalam sahihnya, (6213), Ibnu Ady dalam Al-Kamil (7/2596), Al-Hakim, (2/321, 380). (Abu'l Fida Al-Qurasyi, Qisasu'l Anbiyā, 1422 H2002 M: 327: Sahih AlJämi: 5374).
[4](lbnul Asir Al-Jazari, Al-Kamil fit Tarikhi, Jilid 1: 146-147).