Tauhid Hadir Karena Tegaknya Islam
7 minute read
0
KATA TAUHID berasal dari bahasa Arab, bentuk masdar (kata dasar dari fiil) dari kata wahhada yuwahhidu yang secara etmologis, berarti keesaan. Yakni percaya bahwa Allah SWT itu satu, Dengan demikian dimaksudkan tauhid di sini, tidak lain adalah tauhidullah (mengesakan Allah SWT). Jadi pernyataan/pengakuan, bahwa Allah SWT itu esa atau satu: LAA ILAAHA ILLA ALLAH (tiada Tuhan selain Allah).
Mempelajari tauhid, menurut para ulama, hukumnya wajib bagi setiap muslim. Rasulullah saw. sendiri diperintah oleh Allah SWT mengajak umat manusia kepada ajaran tauhid. Firman Allah SWT.
Katakanlah (hai Muhammad!) bahwa Allah Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang kepada-Nya bergantung segala sesuatu. la tiada beranak, dan tidak diperanakkan, serta tak satu pun yang setara dengan-Nya." (Q.S. ALIkhlas: 1-4).
Oleh karena itu, semasa hidupnya Rasulullah saw. berjuang keras mengajak kaum kafir dan musyrik kepada ajaran tauhid. Pendidikan ketauhidan yang disampaikan oleh Rasulullah saw. kepada para pengikutnya disertai contoh konkrit, bagaimana seharusnya sikap hidup manusia bertauhid, tercermin dalam tutur-kata, sikap hidup dan perilaku beliau sehari-hari.
Ajaran tauhid tidak saja wajib dipelajari, melainkan juga harus diyakini dan dihayati dengan benar. Berpegang teguh pada ajaran tauhid akan melahirkan keyakinan, bahwa segala sesuatu yang ada di alam semesta ini adalah ciptaan Allah SWT, dan dalam urusan-Nya serta akan kembali kepada-Nya. Ajaran tauhid ini sangat positif bagi hidup dan kehidupan, sebab tauhid mengandung sifat-sifat:
1. Melepaskan jiwa manusia dari kekacauan dan kegoncangan hidup yang dapat membawanya ke dalam kesesatan.
2 Sebagai sumber dan motivator perbuatan kebajikan dan keutamaan
3 Membimbing umat manusia ke jalan yang benar dan mendorongnya mengerjakan ibadat penuh ikhlas.
4 Membawa manusia kepada keseimbangan dan kesempurnaan
Ajaran tauhid ini oleh Allah SWT tidak hanya diturunkan kepada Nabi Muhammad, melainkan juga kepada nabi/rasul terdahulu, mulai dari Nabi Adam as. sampai Nabi Isa as. Ini disebutkan dalam semua kitab Injil. Dalam Injil Yahya ps. 17 ayat 3 disebutkan secara gamblang: Inilah hidup yang kekal, yaitu agar mereka mengenal Engkau, Allah yang Esa dan benar dan Yesus Kristus yang telah hidup lahir batin Engkau suruhkan itu."
Juga dalam Injil markus Ps. 12 ayat 28-32 tersurat percakapan Nabi Isa as. dengan seorang muridnya ahli Taurat yang menjelaskan bahwa Allah itu Maha Esa. Lebih jelasnya kami kutüpkan ayat-ayatnya di Sini:
28) Maka datanglah seorang ahli Taurat; setelah didengarnya bagaimana mereka itu berbalah-balah sedang diketahuinya bahwa Yesus telah memberikan jawab yang baik, lantas ia pula menyoal, katanya: Hukum yang manakah dikatakan yang terutama sekali?"
29) Maka jawab Yesus kepadanya: "Hukum yang terutama inilah: Dengarlah olehmu hai Israil, adapun Allah Tuhan kita ialah Tuhan Yang Esa"
30) Maka hendaklah Engkau mengasihi Allah Tuhanmu sengan sebulat-bulat hatimu dengan segenap jiwamu, dengan sepenuh akal budimu, dan dengan segala kuatmu.
31) Dan yang kedua inilah: "Hendaklah Engkau mengasihi Sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Maka tiada hukum lain yang lebih besar daripada kedua hukum ini."
32) Lantas kata ahli Taurat itu kepadanya: "Ya Guru amat benarlah Segala kata Guru, bahwa Allah itu Esa adanya dan tiada yangg lain melainkan Allah."
Lalu siapakah yang merubah ajaran Nabi Isa as? Bagaimanakah asal-usul penuhanan Isa almasih dalam agama Kristen? Orang yang pertama kali merubah ajaran Isa as adalah Saul, seorang Yahudi. Dalam masalah ini,
Dedy Suardi dalam bukunya Vibrassi Tauhid (cet. 1, Remaja Rosdakarya, Bandung: 1993) mengkisahkannya secara menarik.
Berikut Kutipannya :
Oknum yang paling merusak ajaran Tauhid yang disyiarkan Nabi Isa as ialah seorang bangsa Yahudi bernama Saul keturunan suku Benyamin yang dikenal dengan Paulus. Gemblengan hidup ala Romawi dan asahan pikir ala Yunani telah menumbuhkannya menjadi manusia rai gedeg yang doyan mengubah-ngubah kebenaran. Dia pribadi adalah penganut paham Farisi(Farusyn) yang amat fanatik, yaitu paham yang dicetuskan oleh golongan yang amat anti kepada ajaran Nabi Isa as. Tatkala Nabi Isa menyiarkan pengajarannya, Paulus sendiri termasuk penentang yang paling kejam dan keras. Bahkan tatkala Isa Almasih telah tak ada lagi di Palestina, Pauluslah yang menangkapi dan membasmi para pengikut Almasih yang lari ke Damsyik.
Namun, bukan Paulus namanya kalau dia tak punya akal bulus membuat orang-orang Nasrani keceplus. Hal tersebut dibuktikan oleh menyusupnya Paulus ke tengah-tengah orang Nasrani setelah usainya tugas yang diporsikan oleh pihak Yahudi dan pemerintahan Romawi kepadanya. Dengan penuh daya tipu, Paulus berusaha meyakinkan orang-orang Nasrani yang didatanginya bahwa ia telah memeluk agama Nasrani. Tatkala orang-orang Nasrani bertanya kepadanya:
"Mengapa Tuan datang ke tempat kami, padahal kami telah tahu bakwa Tuan amat benci pada pengajaran yang kami anut?"
Saul (Paulus) mengibul bahwa tatkala dia pergi ke Damsyik, dia telah melihat di tengah hari cahaya memancar dari langit yang membuat ia gemetar kemudan didengarnya suara dari langit: Wahai Saul, apa sebab engkau aniaya aku, engkau lawan murid-muridku... sebenarnya akulah yang kauaniaya!" Lantas aku menyahut: "Siapakah engkau ini, ya Tuhan?" Maka terdengarlah olehku suara sabda Tuhan: "Akulah Yesus yang telah Engkau aniaya itu. Sukarlah bagimu sekarang ini.. menghindarkan dosa!"
Selanjutnya Saul mengibul di antara orang-orang Nasrani yang bengong mendengar kibulan Saul. "Aku segera kembali dari Damsyik dengan sadar dan bertaubat dan terus menuju tempat ini guna bergabung dengan kalian!"
Mula-mula kelompok Nasrani tak suka bahkan tak percaya omongan Paulus, namun berkat kepintarannya berbicara dan bergaul dengan mereka, akhirnya kelompok Nasrani itu menaruh kepercayaan penuh kepada Paulus Dalam penyusupannya yang rapi itu Paulus mendalami agama Nasrani secara mendalam seraya ditablighkannya kepada khalayak, bukan saja di Palestina, namun hingga ke negeri jauh seperti Antiogia, bahkan sampai ke negeri Roma.
Selanjutnya, setelah orang banyak menganggap Paulus benar-benar seorang pendeta tulen yang bertugas menyampaikan ajaran Almasih, secara ber tahap disisipkanlah perubahan-perubahan ke dalam agama Nasrani yang ia tablighkan. Sisipan itu di antaranya ialah sebuah pengukuhan bahwa Isa Almasih itu bukan manusia biasa, namun anak Tuhan! Dan Paulus tak kepalang mengibul; dengan menandaskan bahwa tujuan utama Isa Almasih diturunkan ke bumi ialah untuk menebus dosa Nabi Adam dan Siti Hawa serta segenap keturunannya.
Akan tetapi pengertian "anak Allah", menurut Isa Almasih sendiri, bukan dalam arti yang sebenarnya. Sebab Allah SWT tidak beranak dan tidak diperanakkan. Arti "anak Allah" tersebut sebagaimana yang dijelaskan dalam Injil, hanyalah sebutan bagi mereka yang mendamaikan sesama manusia. Tersurat dalam Injil Matius pasal V:3 ayat (9) "Berbahagialah segala orang yang mendamaikan 0rang, karena mereka itu akan disebut anak-anak Allah."
1. Hal-halyang berkaitan dengan Allah SWT (mabda).diantaranya masalah takdir.
2. Hal-hal yang berkaitan dengan utusan Allah sebagai penghubung antara manusia dengan Allah, ialah Malaikat, Nabi/Rasul dan Kitab-kitab Suci.
3. Hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan yang akan datang termasuk masalah surga dan neraka.
Ilmu tauhid memiliki beberapa nama sesuai dengan aspek pembahasan yang ditonjolkan.
1. Dinamakan ilmu tauhid oleh karena pokok bahasannya dititik beratkan kepada keesaan Allah SWT.
2. Dinamakan pula ilmu ushuluddin karena pokok bahasan utamanya dasar-dasar agama yang merupakan masalah esensial dalam Islam.
3. Dinamakan ilmu kalam karena bahasan utamanya tentang keberadaan Tuhan dan segala sesuatu yang berkaitan dengan-Nya dengan menggunakan argumentasi-argumentasi filosofis dan logika.
Sebagai suatu ilmu, tauhid dibagi menjadi:
1. Tauhid rububiyah, yakni kepercayaan orang-orang muslim bahwa alam semesta dan seisinya ini diciptakan oleh Allah SWT, serta senantiasa diawasi dan dipelihara oleh-Nya.
2. Tauhid uluhiyah atau tubudiyah, yakni tekad orang-orang muslim dalam meniatkan ibadah, pujian, dan amal perbuatannya semata-mata guna mengabdi kepada Allah SWT. Sebagaimana terucap dalam doa Iftitah ketika shalat. "Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanya untuk Allah pemelihara semesta alam"
3. Tauhid sifat, yakni pemahaman dan penghayatan orang-orang muslim terhadap sifat-sifat Allah SWT,
4. Tauhid qauli atau amali, yakni tauhid tidak hanya diyakini hati, melainkan juga harus diikrarkan dengan lisan dan dibuktikan dengan amal perbuatan.
Mempelajari tauhid, menurut para ulama, hukumnya wajib bagi setiap muslim. Rasulullah saw. sendiri diperintah oleh Allah SWT mengajak umat manusia kepada ajaran tauhid. Firman Allah SWT.
Katakanlah (hai Muhammad!) bahwa Allah Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang kepada-Nya bergantung segala sesuatu. la tiada beranak, dan tidak diperanakkan, serta tak satu pun yang setara dengan-Nya." (Q.S. ALIkhlas: 1-4).
Oleh karena itu, semasa hidupnya Rasulullah saw. berjuang keras mengajak kaum kafir dan musyrik kepada ajaran tauhid. Pendidikan ketauhidan yang disampaikan oleh Rasulullah saw. kepada para pengikutnya disertai contoh konkrit, bagaimana seharusnya sikap hidup manusia bertauhid, tercermin dalam tutur-kata, sikap hidup dan perilaku beliau sehari-hari.
Ajaran tauhid tidak saja wajib dipelajari, melainkan juga harus diyakini dan dihayati dengan benar. Berpegang teguh pada ajaran tauhid akan melahirkan keyakinan, bahwa segala sesuatu yang ada di alam semesta ini adalah ciptaan Allah SWT, dan dalam urusan-Nya serta akan kembali kepada-Nya. Ajaran tauhid ini sangat positif bagi hidup dan kehidupan, sebab tauhid mengandung sifat-sifat:
1. Melepaskan jiwa manusia dari kekacauan dan kegoncangan hidup yang dapat membawanya ke dalam kesesatan.
2 Sebagai sumber dan motivator perbuatan kebajikan dan keutamaan
3 Membimbing umat manusia ke jalan yang benar dan mendorongnya mengerjakan ibadat penuh ikhlas.
4 Membawa manusia kepada keseimbangan dan kesempurnaan
Ajaran tauhid ini oleh Allah SWT tidak hanya diturunkan kepada Nabi Muhammad, melainkan juga kepada nabi/rasul terdahulu, mulai dari Nabi Adam as. sampai Nabi Isa as. Ini disebutkan dalam semua kitab Injil. Dalam Injil Yahya ps. 17 ayat 3 disebutkan secara gamblang: Inilah hidup yang kekal, yaitu agar mereka mengenal Engkau, Allah yang Esa dan benar dan Yesus Kristus yang telah hidup lahir batin Engkau suruhkan itu."
Juga dalam Injil markus Ps. 12 ayat 28-32 tersurat percakapan Nabi Isa as. dengan seorang muridnya ahli Taurat yang menjelaskan bahwa Allah itu Maha Esa. Lebih jelasnya kami kutüpkan ayat-ayatnya di Sini:
28) Maka datanglah seorang ahli Taurat; setelah didengarnya bagaimana mereka itu berbalah-balah sedang diketahuinya bahwa Yesus telah memberikan jawab yang baik, lantas ia pula menyoal, katanya: Hukum yang manakah dikatakan yang terutama sekali?"
29) Maka jawab Yesus kepadanya: "Hukum yang terutama inilah: Dengarlah olehmu hai Israil, adapun Allah Tuhan kita ialah Tuhan Yang Esa"
30) Maka hendaklah Engkau mengasihi Allah Tuhanmu sengan sebulat-bulat hatimu dengan segenap jiwamu, dengan sepenuh akal budimu, dan dengan segala kuatmu.
31) Dan yang kedua inilah: "Hendaklah Engkau mengasihi Sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Maka tiada hukum lain yang lebih besar daripada kedua hukum ini."
32) Lantas kata ahli Taurat itu kepadanya: "Ya Guru amat benarlah Segala kata Guru, bahwa Allah itu Esa adanya dan tiada yangg lain melainkan Allah."
Lalu siapakah yang merubah ajaran Nabi Isa as? Bagaimanakah asal-usul penuhanan Isa almasih dalam agama Kristen? Orang yang pertama kali merubah ajaran Isa as adalah Saul, seorang Yahudi. Dalam masalah ini,
Dedy Suardi dalam bukunya Vibrassi Tauhid (cet. 1, Remaja Rosdakarya, Bandung: 1993) mengkisahkannya secara menarik.
Berikut Kutipannya :
Oknum yang paling merusak ajaran Tauhid yang disyiarkan Nabi Isa as ialah seorang bangsa Yahudi bernama Saul keturunan suku Benyamin yang dikenal dengan Paulus. Gemblengan hidup ala Romawi dan asahan pikir ala Yunani telah menumbuhkannya menjadi manusia rai gedeg yang doyan mengubah-ngubah kebenaran. Dia pribadi adalah penganut paham Farisi(Farusyn) yang amat fanatik, yaitu paham yang dicetuskan oleh golongan yang amat anti kepada ajaran Nabi Isa as. Tatkala Nabi Isa menyiarkan pengajarannya, Paulus sendiri termasuk penentang yang paling kejam dan keras. Bahkan tatkala Isa Almasih telah tak ada lagi di Palestina, Pauluslah yang menangkapi dan membasmi para pengikut Almasih yang lari ke Damsyik.
Namun, bukan Paulus namanya kalau dia tak punya akal bulus membuat orang-orang Nasrani keceplus. Hal tersebut dibuktikan oleh menyusupnya Paulus ke tengah-tengah orang Nasrani setelah usainya tugas yang diporsikan oleh pihak Yahudi dan pemerintahan Romawi kepadanya. Dengan penuh daya tipu, Paulus berusaha meyakinkan orang-orang Nasrani yang didatanginya bahwa ia telah memeluk agama Nasrani. Tatkala orang-orang Nasrani bertanya kepadanya:
"Mengapa Tuan datang ke tempat kami, padahal kami telah tahu bakwa Tuan amat benci pada pengajaran yang kami anut?"
Saul (Paulus) mengibul bahwa tatkala dia pergi ke Damsyik, dia telah melihat di tengah hari cahaya memancar dari langit yang membuat ia gemetar kemudan didengarnya suara dari langit: Wahai Saul, apa sebab engkau aniaya aku, engkau lawan murid-muridku... sebenarnya akulah yang kauaniaya!" Lantas aku menyahut: "Siapakah engkau ini, ya Tuhan?" Maka terdengarlah olehku suara sabda Tuhan: "Akulah Yesus yang telah Engkau aniaya itu. Sukarlah bagimu sekarang ini.. menghindarkan dosa!"
Selanjutnya Saul mengibul di antara orang-orang Nasrani yang bengong mendengar kibulan Saul. "Aku segera kembali dari Damsyik dengan sadar dan bertaubat dan terus menuju tempat ini guna bergabung dengan kalian!"
Mula-mula kelompok Nasrani tak suka bahkan tak percaya omongan Paulus, namun berkat kepintarannya berbicara dan bergaul dengan mereka, akhirnya kelompok Nasrani itu menaruh kepercayaan penuh kepada Paulus Dalam penyusupannya yang rapi itu Paulus mendalami agama Nasrani secara mendalam seraya ditablighkannya kepada khalayak, bukan saja di Palestina, namun hingga ke negeri jauh seperti Antiogia, bahkan sampai ke negeri Roma.
Selanjutnya, setelah orang banyak menganggap Paulus benar-benar seorang pendeta tulen yang bertugas menyampaikan ajaran Almasih, secara ber tahap disisipkanlah perubahan-perubahan ke dalam agama Nasrani yang ia tablighkan. Sisipan itu di antaranya ialah sebuah pengukuhan bahwa Isa Almasih itu bukan manusia biasa, namun anak Tuhan! Dan Paulus tak kepalang mengibul; dengan menandaskan bahwa tujuan utama Isa Almasih diturunkan ke bumi ialah untuk menebus dosa Nabi Adam dan Siti Hawa serta segenap keturunannya.
Akan tetapi pengertian "anak Allah", menurut Isa Almasih sendiri, bukan dalam arti yang sebenarnya. Sebab Allah SWT tidak beranak dan tidak diperanakkan. Arti "anak Allah" tersebut sebagaimana yang dijelaskan dalam Injil, hanyalah sebutan bagi mereka yang mendamaikan sesama manusia. Tersurat dalam Injil Matius pasal V:3 ayat (9) "Berbahagialah segala orang yang mendamaikan 0rang, karena mereka itu akan disebut anak-anak Allah."
Ilmu Tauhid
Definisi ilmu tauhid sangat beragam, dan tidak ada kesepakatan di antara para ahli dalam hal ini, Akan tetapi secara sederhana, ilmu tauhid adalah pengetahuan yang membahas tentang ke-esa-an Tuhan dan sifat-sifat-Nya. Ruang lingkup pembahasan dalam ilmu tauhid, adalah:1. Hal-halyang berkaitan dengan Allah SWT (mabda).diantaranya masalah takdir.
2. Hal-hal yang berkaitan dengan utusan Allah sebagai penghubung antara manusia dengan Allah, ialah Malaikat, Nabi/Rasul dan Kitab-kitab Suci.
3. Hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan yang akan datang termasuk masalah surga dan neraka.
Ilmu tauhid memiliki beberapa nama sesuai dengan aspek pembahasan yang ditonjolkan.
1. Dinamakan ilmu tauhid oleh karena pokok bahasannya dititik beratkan kepada keesaan Allah SWT.
2. Dinamakan pula ilmu ushuluddin karena pokok bahasan utamanya dasar-dasar agama yang merupakan masalah esensial dalam Islam.
3. Dinamakan ilmu kalam karena bahasan utamanya tentang keberadaan Tuhan dan segala sesuatu yang berkaitan dengan-Nya dengan menggunakan argumentasi-argumentasi filosofis dan logika.
Sebagai suatu ilmu, tauhid dibagi menjadi:
1. Tauhid rububiyah, yakni kepercayaan orang-orang muslim bahwa alam semesta dan seisinya ini diciptakan oleh Allah SWT, serta senantiasa diawasi dan dipelihara oleh-Nya.
2. Tauhid uluhiyah atau tubudiyah, yakni tekad orang-orang muslim dalam meniatkan ibadah, pujian, dan amal perbuatannya semata-mata guna mengabdi kepada Allah SWT. Sebagaimana terucap dalam doa Iftitah ketika shalat. "Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanya untuk Allah pemelihara semesta alam"
3. Tauhid sifat, yakni pemahaman dan penghayatan orang-orang muslim terhadap sifat-sifat Allah SWT,
4. Tauhid qauli atau amali, yakni tauhid tidak hanya diyakini hati, melainkan juga harus diikrarkan dengan lisan dan dibuktikan dengan amal perbuatan.