Keluh Kesah Adalah Ciri Dari Yang Tak Bersyukur

Keluh Kesah Adalah Ciri Dari Yang Tak Bersyukur

Kita sering memikirkan sesuatu yang tidak ada, sehingga lupa mensyukuri yang sudah ada. Jiwa kita mudah terguncang hanya karena kerugian materi mendera, padahal kita masih memegang kunci kebahagiaan. Allah masih melimpahkan nikmat dan karunia-Nya, Maka berhati-hatilah dengan keluhan, Supaya kita tidak menjadi orang yang lupa bersyukur.

 

Keluh Kesah Adalah Ciri Dari Yang Tak Bersyukur

Lihatlah doa cucu Rasulallah Shallallahu alauhi wa sallam, Ali Zainal Abidin, ketika beliau sakit? Dengan penuh khusyu', doa pun dipanjatkan



"Ya Allah, aku tidak. tahu mana yang harus aku syukuri di antara sehat dan sakitku? Mana di antara kedua waktu itu yang paling patut aku sampaikan pujian kepada-Mu? Apakah waktu sehat ketika Engrau senangkan aku dengan rezeki-Mu yang baik dan Engkau giatkan aku dengan rezeki itu untuk memperoleh ridha dan karunia-Mu dan Engkau kuatkan aku untuk  melaksanakan ketaatan kepada-Mu? Atau waktu sakitku ketika Engkau bersihkan dosaku dan meringankan dosa-dosa yang memberati punggungku, menyucikan diriku dari liputan kesalahan, mengingatkan aku untuk bertaubat kepada-Mu, dan menyadarkan aku untuk menghapus kekhilafan dan melalaikan syukur atas nikmat-Mu?



Kita tidak pernah tahu bagaimana Allah mendidik kita, dengan kesusahan, dengan kekurangan, atau dengan kelebihan? Jadi, ketika kesulitan sedang melilit, tidakkah kita yakin dengan janji Allah Subhanahu wa Ta ala bahwa bersama kesusahan itu ada kemudahan? Bahwa Allah akan memberi kelapangan sesudah kesempitan, yang tentu saja harus melalui ketetapan-Nya yang bersitat umum dan konsisten? Bahwa setiap kesulitan pasti disusul oleh kemudahan selama yang bersangkutan bertekad untuk menanggulanginya


Bandingkanlah dengan generasi-generasi awal kaum Mukminin, yang hidup pada masa-masa awal Kerasulan, lahimya Islam. Mereka merasakan keras dan pedihnya kehidupan. Pernah pula kelaparan, miskin, diusir, disakiti, bahkan dibunuh. Tapi karena semua itu, mereka menjadi orang-orang pilihan. Mereka bahkan mendapat predikat istimewa sebagai generasi terbaik yang pernah ada di planet ini.


"Yang demikian itu ialah karena mereka ditimpa kehausan, kepayahan, dan kelaparan di jalan Allalh, dan tidak (pula) menginjak sesuatu tempat yang membangkitkan amarah orang-orang kafir, dan tidak menimpakan sesuatu bencana kepada musuh, melainkan dituliskan bagi mereka dengan yang demikian itu suatu amal shalih. Sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik." (At-Taubah: 120)


Kita sering memikirkan sesuatu yang tidak ada, sehingga lupa mensyukuri yang sudah ada. Jiwa kita mudah terguncang hanya karena kerugian materi mendera, padahal kita masih memegang kunci kebahagiaan. Allah masih melimpahkan nikmat dan karunia-Nya. Maka berhati-hatilah dengan keluhan, supaya kita tidak menjadi orang yang lupa bersyukur.


"Jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan sanggup menghitungnya." (lbrahim: 34)

Watak Dasar Manusia Bekeluh Kesah

Sudah menjadi watak dasar manusia jika gampang melontarkan keluhan. Fenomena ini dapat kita tangkap akhir-akhir ini ketika tarif dasar listrik dan BBM naik, harga-harga sembako melambung, buku-buku sekolah mahalnya bukan main. Keluhan itu keluar bukan saja dari tukang becak atau buruh kasar, tapi juga dari pegawai yang notabene punya gaji tetap, termasuk dari anggota DPR. Ini membuktikan bahwa keluhan bukan lagi milik orang miskin saja.


Allah berfirman, 

"Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir, Apabila ia ditimpa kesusahan, ia berkeluh kesah. Dan apabila in mendapat kebaikan, ia amat kikir." (Al-Ma'aarij: 19-21)

 

Begitu mudahnya manusia mengeluh, apalagi jika sedang ditimpa kesusahan atau kesulitan. Ketika sakit, ketika miskin, ketiga gagal, Padahal persentase sakit, kekurangan harta, gagal, mungkin hanya sebaglan kecil dari keseluruhan tahapan hidup. Masilh banyak nikmat-nimat lain yang seringkali terabaikan begitu saja ketika sedang ditimpa kesusahan, seakan-akan kita menjadi manusia yang paling sUsah dan paling sengsara di dunía.


Yang pasti-dan hal itu hendaknya selalu kita sadari-bahwa Allah menguji manusia dengan banyak hal: kelebihan dan kekurangan; kesempatan maupun kesempltan. Jadi wajar saja jika sesekali tubuh kita terasa sakit, sesekali kita perlu kekurangan uang, kadang-kadang pula Kita perlu merasakan kegagalan.
 

"Dan demikianlah telah Kami uji sebagian mereka (orang-orang yang kaya) dengan sebagian mereka (orang-orang miskin)." (Al-An aam: 53)


Ujian kesulitan ini juga merupakan kunci untuk mendapatkan surga sebagaiman orang-orang Mukmin terdahulu juga telah melewatinya.


"Apakah kamu mengira bahwa kamu akan ke surga, padahal belum datang kepadamu cobaan sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan Serta goncangan (dengan bermacam-macam cobaan)" (A1-Baqarah: 214)

Sosok-sosok Toladan

Sungguh benar, setiap kesulitan dan ketidakberuntungan ternyata tidak sia-sia. yang tampak berbahaya mungkin membawa manfaat. Buktinya, fatwa-fatwa Ibnu Taimiyah banyak ditulis ketika beliau berada dalam penjara, Ibnu Atsir menulis

buku-bukunya yang mempesona seperti  Jami' al-Ushul dan An-Nihayah dalam keadaan tidak bisa berjalan. Ibnu Qayyim menulis bukunya, Zaadul-Ma'ahad, saat berada dalam perjalanan. Banyak pula ulama yang lahir dari bekas budak seperti Atha',Said bin Jubair, Qatadah, Al Bukhari, At-Tirmidzi, dan Abu Hanifah,  


Banyak Cendekiawan-yang karena luasnya pengetahuan mereka diibaratkan seperti samudera-yang buta, misalnya Abdullah bin Abbas, Qatadah, Ummi Maktum, Al-Amasy, dan Yasid bin Harun.


Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? "Jangan kamu kira bahwa berita itu buruk bagimu, bahkan ia adalah baik bagimu. (An-Nuur: 11)


 

Seorang bijak, Bazerjamhar, pernah bertutur,"Kesulitan yang datang sebelum kemudahan itu laksana rasa lapar yang datang sebelum adanya makanan,


Sehingga letak kesulitan itu akan tepat beriringan dengan datangnya kemudahan setelah itu, dan makanan akan terasa lezat dimakan ketika bersama rasa lapar.


Sementara Azdasyir mengatakan. "Kesulitan adalah celak yang dapat Anda pakai melihat sesuatu yang tidak bisa Anda lihat dengan kenikmatan."


Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang Kamu dustakan? Berhati- hatilah dengan keluhan.

 


Referensi :
HIDAYATULLAH » DESEMBER / 2005