
Fastabiqul Khairat (Berlomba Dalam kebaikan) Dengan bersegera
Fastabiqul Khairat (Berlomba untuk melakukan kebaikan) Dengan bersegera

Fastabiqul Khairat dalam perkara ibadah artinya berlomba-lomba dalam mengerjakan amal kebaikan, hal yang demikian ditujukan untuk mendapat ridho dan rahmatnya Allah. Banyak sekali kisah-kisah ketakwaan para sahabat Nabi yang mengorbankan semuanya, baik harta, waktu, tenaga bahkan nyawa mereka untuk amal ibadah demi tegaknya Islam.
Allah dan Rasul-Nya memerintahkan kepada kita untuk berlomba-lomba dalam mengerjakan amal kebaikan (Fastabiqul Khairat ), dalam bentuk amalan apapun yang menuju ridhonya Allah. Dengan waktu yang sesegera mungkin tanpa ada penundaan, " Dan bersegeralah kamu...".
Allah Ta'ala berfirman
(Fastabiqul Khairat ) "Maka berlomba-lombalah kamu (dalam berbuat) kebaikan." (QS. al-Baqarah: 148)
"Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa" (QS. Ali Imran: 133)
Dan Bersegeralah Dalam Kebaikan
Bersegera, artinya dengan tidak menunda-nunda apa yang menjadi hak Allah dari kewajiban hambanya. seperti yang dikatakan dalam hadis, konsekuensi dari penundaaan Fastabiqul Khairat adalah bencana yang menimpa pada dirinya.
1. Dari Abu Hurairah ra, ia berkata,
"Sesungguhnya Rasulullah bersabda, Bergegaslah kalian mengerjakan amal-amal saleh, karena (kalau tidak) akan terjadi bencana, laksana malam yang gelap gulita, yaitu di pagi hari seseorang masih beriman tetapi pada sore harinya ia sudah kafir, atau pada sore hari ia masih beriman tetapi pada pagi harinya ia sudah kafir. Ia rela menukar agamanya dengan sedikit keuntungan duniawi." (HR. Muslim)[1]
Contoh Fastabiqul khairat pada kisah Nabi yang teringat, bahwa beliau masih menyimpan sepotong emas, padahal beliau sedang mengerjakan shalat ashar. Setelah selesai dengan bersegera, beliau menyedekahkan sepotong emas tersebut, hingga para sahabat terheran melihatnya.
2. Dari Abu Sirwa'ah alias Uqbah Ibnul Harits ra, ia berkata,
"Saya shalat ashar di belakang Nabi di Madinah. Selesai salam, beliau cepat-cepat bangkit dan melangkahi pundak para sahabat menuju ke kamar salah seorang istrinya, Para sahabat terkejut melihat hal itu. Beliau bersabda,
'Aku ingat sepotong emas, dan aku tidak ingin terganggu karenanya. Itulah sebabnya aku menyuruh untuk membagi-bagikannya. " (HR. Bukhari)[2]
Dalam riwayat lain disebutkan, . Aku meninggalkan sepotong emas yang harus aku dermakan tertinggal di rumah. Aku tidak ingin emas itu menginap di tempatku, "
3. Dari Jabir ra, ia berkata,
" Pada perang Uhud ada seseorang bertanya kepada Nabi,
"Menurut Anda, jika nanti saya terbunuh di mana tempat saya? Beliau menjawab, Di surga." "Setelah melemparkan biji-biji kurma yang ada di tangannya ia lalu maju berperang dengan gigih sampai akhirnya ia terbunuh." (Muttafaq alaih)[3]
4. Dari Abu Hurairah ra, ia bercerita, Seseorang datang kepada Nabi dan bertanya,
"Wahai Rasulullah, sedekah apakah yang paling besar pahalanya? Beliau menjawab, Kamu bersedekah pada saat dirimu sehat, tamak terhadap harta, takut miskin, dan berangan-angan ingin kaya Dan kamu tidak meninggalkan sedekah itu sehingga ruh sampai di tenggorokan. Kamu berkata untuk si fulan sekian, si fulan sekian, dan harta itu telah menjadi milik si fulan. (Muttafaq alaih)[4]
5. Dari Anas ra, ia bertutur,
"Ketika perang Uhud, Rasulullah mengambil sebuah pedang seraya bersabda, "Siapa yang bersedia menerima pedang ini? Maka setiap orang mengangkat tangannya seraya berkata, 'Saya, saya. Beliau bersabda lagi, Siapa yang bersedia menerimanya dengan penuh tanggung jawab? Semua orang terdiam.
Kemudian Abu Dujanah berkata, 'Saya mau menerimanya dengan penuh tanggung jawab.
Kemudian pedang itu diberikan kepada Abu Dujanah. Pedang itu digunakan olehnya untuk memenggal leher orang-orang musyrik." (HR. Muslim)[5]
6. Dari Zubair bin Adi, ia berkata,
"Kami menemui Anas untuk mengadukan penderitaan yang kami hadapi atas kekejaman al-Hajjaj. Anas berkata, "Bersabarlah, karena nanti akan datang suatu masa di mana penderitaan lebih berat lagi sampai kalian bertemu dengan Tuhan kalian (meninggal dunia). Saya mendengar hal itu dari Nabi kalian." (HR. Bukhari)[6]
7. Dari Abu Hurairah ra, sesungguhnya Rasulullah bersabda,
"Bersegeralah kalian beramal sebelum tibanya tujuh hal. Kalian ini hanya sedang menunggu kemiskinan yang membuat lupa, kekayaan yang menimbulkan kesombongan, sakit yang mengakhiri segalanya, atau umur tua yang membuat lemah pikiran,atau kematian yang datangnya tiba- tiba, atau menunggu datangnya Dajjal padahal ia adalah sejelek-jelek yang orang yang ditunggu, atau menunggu datangnya hari kiamat padahal kiamat adalah sesuatu yang sangat dahsyat dan sangat mengerikan." (HR.Tirmidzi)[7] Hadits ini derajatnya hasan menurut Tirmidzi.
"Sesungguhnya pada peristiwa perang Khaibar Rasulullah bersabda, "Aku akan menyerahkan panji ini kepada seseorang yang mencintai Allah dan Rasul-Nya, dan Allah akan memberikan kemenangan melalui tangannya.
Umar berkata, 'Saya tidak begitu antusias menjadi komandan kecuali hari ini. Maka aku pun berusaha menampakkan diri dengan harapan supaya dipanggil oleh beliau.
Tetapi beliau memanggil Ali bin Abu Thalib dan menyerahkan panji itu kepadanya seraya bersabda, "Majulah ke depan dan jangan menoleh ke belakang sebelum Allah memberi kemenangan kepadanmu.
Ali menuruti perintah itu seraya berkata, Wahai Rasulullah, siapa yang harus aku perangi.
Beliau menjawab, "Perangilah orang-orang kafir sampai mereka mau bersaksi bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah. Jika mereka telah bersaksi, berarti terpelihara harta dan darah mereka kecuali dengan haknya. Adapun perhitungan amal mereka terserah kepada Allah." (HR. Muslim)[8]
Catatan Kaki
[1]Muslim, Kitab: Iman 1/110 No 118
[2]Al-Bukhari, Kitab: Adzan 11/392 No. 851
[3]Al-Bukhari, Kitab: Peperangan-peperangan VV/410 No 4046, Muslim, Kitab: Kepemimpinan III/ 1509 No.1899
[4]Al-Bukhari, Kitab: Zakat 3/334 No 1419, Muslim, Kitab: Zakat 2/716 No 1032
[5]Muslim, Kitab: Keutamaan-keutamaan Sahabat IV/I917 No 2470
[6]Al-Bukhari, Kitab: Fitnah-fitnah XIl/22 No 7068
[7]At-Tirmidzi, Kitab: Zuhud IV/552 No. 2306
[8]Muslim, Kitab: Keutamaan-keutamaan Sahabat IV/1871 No. 2405.