Bacaan DOA Ketika Mengalami Kesulitan

Bacaan DOA Ketika Mengalami Kesulitan

 Bacaan DOA Ketika Mengalami Kesulitan



Saat tertimpa musibah dan mengalami kesulitan, Sebagai seorang muslim bersikap sabar dan kuat adalah sesuai dengan apa yang dicontohkan Rasulullah dan dengan keyakinan, bahwa Allah telah mentaqdirkan apa-apa yang Dia kehendaki.

قدَّرَ اللهُ وَمَا شَاءَفَعَلَ

"Allah telah mentaqdirkannya dan apa yang Dia kehendaki Dia lakukan".

“Mu’min yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah dari mu’min yang lemah dan semuanya baik. Berusahalah untuk meraih apa yang bermanfaat bagimu, mintalah pertolongan kepada Allah dan jangan lemah, jika menimpamu sesuatu hal, jangan katakan seandainya aku lakukan ini dan itu, akan tetapi katakanlah: “Allah telah mentaqdirkannya dan apa yang Dia kehendaki Dia lakukan”, karena ucapan “seandainya” akan membuka (memberi peluang bagi) perbuatan setan”.[1]

bacaan doa ketika mengalami kesulitan

DOA MENGHADAPI KESULITAN

اللهمَّ لاَ سَهلَ إِلاَّ مَا جَعَلْتَهُ سَهلاً ، وَأَنْتَ تَجْعلُ  الحَزَنَ سَهْلاً إِذَا شِئْتَ

Allahumma laa sahla illaa maa ja'altahu sahlan wa anta taj'alul hazana sahlan idzaa syi'ta

“Ya Allah tidak ada sesuatu yang mudah kecuali jika Engkau jadikan mudah, dan Engkau menjadikan suatu yang sulit menjadi mudah, jika Engkau kehendaki jadi mudah. [2]

 

DOA TERHINDAR DARI KESULITAN DAN PENDERITAAN

>بِسْمِ الله عَلَى نَفْسِىْ وَمَالِى وَدِينِى اَللّهُمَّ رَضِنِى بِقَضَا ئِكَ وَبَارِكْ لِى فِيمَا قُذِرَلِي حَتىَّى لاَاُحِبَّ تَعْجِيلَ مَااَخَّرْتَ وَتَأخِيرَ مَاعَجَّلْتَ

Bismillaahi 'alaa nafsii wamaalii wa diinii. Allaahumma radhdhinii biqadhaa-ika wa baarik lii fiimaa quddriralil hatta laa uhibba ta'jiila maa akhkharta wa ta'khiira maa 'ajjalta.

Artinya :
"Dengan menyebut nama Allah atas diriku, hartaku, dan agamaku ya Allah berilah aku rasa ridha terhadap putusan-Mu dan berkatilah segala apa yang Engkau berikan kepadaku, sehingga aku tiada suka mempercepat apa yang Kau lambatkan dan memperlambat apa yang Engkau cepatkan."


Catatan Kaki

[1] H.R; Muslim: 4/2052.
[2] HR. Ibnu Hibban No. 979, Maqdisi dalam Dziya’ No.1684