Cerita Anak Tentang Kisah Nabi Yaqub AS
Dalam Cerita dan kisah Nabi Ibrahim terdapat dua garis keturunan yang melahirkan para Nabi, Yaitu Ismail dan Ishak. Ismail lahir dari ibunya Hajar sedangkan Ishak lahir dari ibunya sarah. Kisah periwayatan Nabi Ishak AS tidak sebanyak Nabi Ismail AS di dalam Alquran. Hanya berkisar mengenai berita kelahirannya. Mengenai dakwahnya disinggung meneruskan ajaran agama yang dibawa ayahnya Nabi Ibrahim AS.
Nabi Ishak menikah dengan wanita Haran (Irak) bernama Rifqah (Ribka, Rafiqah), Rifqah adalah putri Betuel bin Nahor. Nahor sendiri adalah saudara Ibrahim dan dikaruniai dua orang putra, yang pertama Ish (Esau) dan yang kedua Yaqub, yang kemudian Yaqub diangkat menjadi Nabi. Ish sangat disayangi oleh ayahnya Ishak sedangkan Yaqub lebih disayang oleh ibunya. Nabi Ishak dan keluarganya tinggal di Palestina.
Pada saat usia lanjut. Nabi Ishak tak dapat melihat. Ia sering dilayani oleh anaknya yang pertama yaitu Ish. Ish memang pandai berburu, terutama berburu kijang.. Sedangkan Yaqub lebih senang berada dirumah untuk mempelajari ilmu-ilmu agama dan hakikat.
Perpecahan antara Ish dan Yaqub
Pada suatu hari Rifqah ibunya Yaqub meminta Yaqub untuk menyiapkan hidangan untuk ayahnya, karena saat itu Ish sedang pergi berburu dan belum kembali. Yaqub pun menuruti apa yang diminta oleh ibunya.
Sesudah melayani ayahnya, kemudian ayahnya mendoakan anaknya, ada riwayat lain yang mengatakan bahwa hal ini tidak diketahui oleh Nabi Ishak, yang memang matanya sudah tidak bisa melihat, Nabi Ishak mengira bahwa yang melayaninya tersebut adalah Ish(Esau) bukannya Yaqub. Kemudian Nabi Ishak mendoakan:
"Mudah-mudahan engkau menurunkan Nabi-nabi dan Raja."
Doa Nabi Ishak dikabulkan oleh Allah, dan Allah pun menghendaki dari garis keturunan Yaqub lahirlah Nabi-nabi berikutnya.
Mengetahui bahwa Yaqub telah didoakan dengan doa yang terbaik oleh ayahnya Ishak, Ish pun menjadi iri dan dendam terhadap Yaqub. Padahal kejadian tersebut adalah siasat dari ibunya Rifqah. Sedangkan Yaqub hanya menuruti apa yang diperintah oleh ibunya.
Ish menganggap Yaqub telah lancang mendahului apa yang telah menjadi tugas kebiasaan dirinya melayani ayahnya.
Sejak kejadian tersebut akhirnya terjadi perpecahan antara Ish dan Yaqub, bahkan Ish mengancam akan membunuh Yaqub. Ancaman itu dilakukan agar keturunan Yaqub kelak, tidak ada yang akan menjadi Nabi-nabi atau raja.
Yaqub Hijrah
Untuk menghindari perpecahan dan ancaman yang akan dilakukan oleh Ish(Esau) kepada Yaqub, maka ibunya, Rifqah, meminta Yaqub untuk pergi ke tempat saudara Ishak yang bernama Laban bin Batwih, di negeri Faddan Araam wilayah Irak. Mengetahui rencana kepergian Yaqub, Ishak berpesan agar jangan menikah dengan wanita dari daerah Palestina, karena mereka kebanyakan wanita yang tidak beriman. Ishak menyarankan untuk Yaqub mencari Istri dari keturunan Nabi Ibrahim yang berada di Mesopotamia.
Rifqah pun berpesan kepada Yaqub agar jangan berjalan di malam hari dan di siang hari digunakan untuk beristirahat, hal tersebut agar menghindari rencana pembunuhan yang dilakukan Ish pada Yaqub. Oleh sebab itu anak keturunan Yaqub disebut Israil yang artinya "Yang berjalan dimalam hari (berjalan malam)".
Pernikahan Yaqub
Sesampainya ditempat tujuan, di Irak. Pamannya atau Laban bin Batwih berkata kepada Yaqub: "Kau boleh untuk tinggal disini, dan engkau akan kunikahkan dengan putriku. Namun dengan syarat, engkau harus menggembalakan ternakku yang banyak selama tujuh tahun lamanya. Dan itu adalah mahar untuk menikahi putriku."
Yaqub pun menyetujui yang ditawarkan oleh pamannya, begitu juga dengan syaratnya. Sesudah tujuh tahun bekerja, Yaqub menikah denganputri pamannya yang bernama Layya.
Setelah menikahi Layya, Labban pun mengajukan putrinya lagi yang kedua yang bernama Rahil kepada Yaqub untuk dinikahi, dengan mahar yang sama seperti sebelumnya. Yaqub pun bersedia dan menyanggupi permintaan pamannya Laban. Pada saat itu menikahi kakak beradik belum ada hukum yang melarang. Baru setelah jaman Umat Nabi Muhammad SAW, melarang menikahi kakak beradik sekaligus, kecuali salah satu telah meninggal.
Yaqub adalah suami yang adil terhadap kedua istrinya, kakak beradik Layya dan Rahil, Yaqub juga menyayangi keduanya. Tak berapa lama kemudian, keduanya menyarankan kepada Yaqub untuk memperistri dua orang perempuan jariah yaitu pelayan dari Layya dan Rahil, yang mengurus segala keperluan kakak beradik tersebut. Yaqub menyetujui dan mempunyai 4 orang istri.
Keturunan Yaqub
Dari ke empat orang istri tersebut, Yaqub di Karuniai 12 orang anak. Semua anaknya lahir di Irak, kecuali Bunyamin yang lahir di Kan'an
- Anak dari istrinya Layya ada 6 orang yaitu Rawbin, Syam'un, Lawi, Yahuza, Yasakir dan Zabulon
- Anak dari istrinya Rahil ada 2 orang yaitu Bunyamin dan Yusuf
- Anak dari istrinya pelayannya Layya ada 2 orang yaitu Jad dan Asyir
- Anak dari istrinya Pelayannya Rahil ada 2 orang yaitu Dan dan Naftali
Selama beberapa belas tahun, Ya'qub akhirnya kembali ke Palestina dengan membawa semua keluarganya.
Sekembalinya Yaqub ke Palestina lambat laun pun pertikaian antara Ish(esau) dan Yaqub mereda dan mereka rukun kembali, kemudian Nabi Ishak AS wafat, diusia 180 tahun. Esau dan Ya'qub memakamkannya di Gua Makhpela bersama Ibrahim, Sarah, dan Ribka.