Kisah KeIslaman Shuhaib r.a Sahabat Nabi

Kisah KeIslaman Shuhaib r.a Sahabat Nabi

Islamnya Shuhaib ra

 

kisah keislaman shuhaib sahabat nabi

 


Suhaib r.a, telah masuk Islam bersama-sama dengan Ammar r.a. Pada masa tersebut, Rasulullah ﷺ sering berada di tempat sahabat Arqam. Kedua orang ini telah datang kepada Nabi Muhammad saw bergantian. Mereka bertemu di pintu rumah Arqam. Mereka saling mengetahui maksud kedatangannya, yaitu untuk memeluk Islam dan berusaha mengambil manfaat dari kehidupan Rasulullah ﷺ

la pun masuk Islam. Setelah masuk Islam - yang ketika itu masih sangat sedikit pemeluknya dan merupakan jama'ah yang lemah -ia telah menampakkan keislamannya. Akhirnya Ia menerima berbagai macam siksaan. 

Berbagai macam penderitaan menimpa dirinya. Akhirnya berkeinginan untuk pergi berhijrah. Tetapi orang-orang kafir Quraisy sangat tidak senang apabila ia ikut berhijrah, karena ia dapat hidup dengan tentram. Karena itulah jika mereka mendengar ada orang yang mau berhijrah, mereka akan berusaha segera menangkapnya, agar ia tidak bisa lepas dari penyiksaan mereka. 

Sementara itu rencana Shuhaib r.a. sudah diketahui oleh orang-orang kafir Quraisy. Mereka pun mengirimkan satu rombongan untuk menangkapnya. Shuhaib r.a. memiliki panah yang ia sembunyikan. la berkata kepada orang-orang kafir Quraisy yang mengejarnya, "Dengar, kalian tahu bahwa aku adalah orang yang paling mahir memanah di antara kalian. Selama masih tersisa anak panah pada diriku, kalian tidak dapat mendekatiku. Kalian tetap tidak bisa menangkapku. Jika panah-panah ini habis, aku akan menggunakan pedangku untuk melawan kalian. Pedang ini selalu berada di tanganku sehingga kalian tidak dapat berbuat apa pun. Untuk itu, jika kalian mau, sebagai ganti jiwaku aku akan memberitahu tempat harta kekayaanku yang berada di Mekah dan kedua sahaya perempuanku, kalian boleh mengambil semuanya.

Orang-orang kafir menyetujui usul ini, dan Shuhaib pun memberikan seluruh harta kekayaannya. Berkenaan dengan kejadian ini, turunlah ayat Al-Qur'an:


وَمِنَ النَّاسِ مَنۡ يَّشۡرِىۡ نَفۡسَهُ ابۡتِغَآءَ مَرۡضَاتِ اللّٰهِ‌ؕ وَ اللّٰهُ رَءُوۡفٌ ۢ بِالۡعِبَادِ
 

"Dan di antara mamusia ada yang menjual dirinya karena hendak mencari keridhaan Allah. Dan Allah amat Penyayang kepada hamba-hamba-Nya. (Q.S Al-Baqarah : 207)
 

Ketika peristiwa ini terjadi, Rasulullah ﷺ sedang berada di Quba
Ketika ia melihat Shuhaib ra. datang, ia bersabda, "Perdagangan yang sangat bermanfaat, wahai Shuhaib." 


Shuhaib r.a. pernah bercerita, "Suatu saat Rasulullah ﷺ sedang memakan buah kurma dan aku menyertai beliau makan, ketika itu salah Satu mataku sedang sakit. Kemudian Rasulullah ﷺ bersabda, 'Hai Shuhaib matamu sedang sakit, tetapi engkau makan kurma. Aku menjawab, Rasulullah ﷺ aku makan dengan sebelah mataku yang sehat, Mendengar jawaban ini Rasulullah ﷺ tertawa."


Shuhaib r.a. adalah orang yang senang berkorban sehingga sahabat Umar r.a. sendiri berkata, "Engkau telah berlebih-lebihan wahai Shuhaib."


Shuhaib menjawab, "Saya tidak membelanjakannya untuk hal yang sia-sia."
Ketika Umar ra. hampir mendekati ajalnya, ia telah berwasiat agar Shuhaib mengimami shalat jenazahnya.


Sumber

Himpunan Fadhilah Amal - Maulana Muh. Zakariyya, Al-Kandahlawi Rah.a.