Tokoh Perawi Hadis : Imam Tirmidzi
September 09, 2020
0
Imam At-Tirmidzi mengabdikan seluruh hidupnya untuk belajar dan mempelajari Hadits. Dia banyak bepergian dan belajar di bawah ulama Hadis terbesar, seperti Imam Al-Bukhari yang meninggalkan pengaruh besar pada hidupnya.
Para ulama berbeda pendapat apakah ia dilahirkan buta atau tidak, tetapi pandangan yang benar adalah bahwa ia tidak dilahirkan demikian tetapi ia kehilangan penglihatannya di masa tuanya karena studi Hadis yang melimpah.
Namun menurut Ibn Katsir bahwa kebutaan terjadi padanya setelah dia bepergian dalam pencarian ilmu(Hadits), menulis, mengajar dan menyusun (buku-buku Hadits).
Ia menimba ilmu hadis dari beberapa ulama besar, di antaranya Imam Bukhari, Imam Muslim, dan Imam Abu Daud al-Sijistānī., Qutaibah bin Sa'id, Ishak bin Musa, Mahmud bin Gailan, Said bin Abdur Rahman, Aḥmad ibn Ḥanbal, Muhammad bin Basysyar, Ali bin Hajar, Ahmad bin Muni', dan Muhammad bin al- Musanna.
Hadis bukanlah satu-satunya pengetahuan yang diperoleh Imam Tirmidzi, ia adalah seorang ulama yang berpengalaman dalam cabang ilmu lain, seperti Fiqh, Sejarah Islam, bahasa Arab dan ilmu-ilmu lainnya. Dia terkenal karena pemahaman dan deduksinya yang sangat baik terhadap keputusan Fiqih dari Hadits.
Ulama besar Abu Al-Hasan An-Nadawi berkata:
Sebagai ulama hadis, ia terkenal saleh, takwa, jujur, sangat teliti dan kuat hafalannya. Kemuliaan dan keluasan ilmunya ini mendapat pengakuan dan pujian dari Al-Hakim Abu 'Abdullah.
Di antara keenam karyanya itu yang paling populer adalah al-Jami' (Sunan at Tirmidzi) - yang disebutjuga oleh para ulama as-Sahih Tirmidzi.
Konon, setelah kitab tersebut selesai disusun, Imam Tirmidzi memperlihatkannya kepada beberapa ulama. Katanya,
Dalam kitab alJami' ini, Imam Tirmidzi tidak hanya meriwayatkan hadis sahih saja, melainkan juga hadis hasan, daif, garib, dan mu'allal dengan menerangkan kelemahannya.
Setelah kehidupan yang penuh dengan pencarian ilmu, perjalanan untuk menceritakan Hadits dan mengajar dan menjelaskan Hadits, Imam At-Tirmidzi meninggal pada hari Senin tanggal 13 Rajab, 279 H (892 M) di Bugh (sebuah desa terletak di kota kelahirannya Tirmidh) di usia 68.
Imam Tirmidzi (209-279 H/824-892 M)
Nama lengkapnya Abu Isa Muhammad bin Musa bin ad-Dahhak as- Sulami at-Tirmidzi. la dilahirkan di kota Tirmiz (sekarang wilayah Surxondaryo di Uzbekistan). Kakeknya berasal dari Marw. la senang mempelajari ilmu hadis serta telah hafal Alquran sejak kecil dan kemampuannya yang tak tertandingi dalam menghafal hadis. Sebagaimana imam-imam hadis yang lain, ia pun mempelajari hadis di berbagai negeri, di antaranya Hijaz, Irak, dan Khurasan.Para ulama berbeda pendapat apakah ia dilahirkan buta atau tidak, tetapi pandangan yang benar adalah bahwa ia tidak dilahirkan demikian tetapi ia kehilangan penglihatannya di masa tuanya karena studi Hadis yang melimpah.
Namun menurut Ibn Katsir bahwa kebutaan terjadi padanya setelah dia bepergian dalam pencarian ilmu(Hadits), menulis, mengajar dan menyusun (buku-buku Hadits).
Ia menimba ilmu hadis dari beberapa ulama besar, di antaranya Imam Bukhari, Imam Muslim, dan Imam Abu Daud al-Sijistānī., Qutaibah bin Sa'id, Ishak bin Musa, Mahmud bin Gailan, Said bin Abdur Rahman, Aḥmad ibn Ḥanbal, Muhammad bin Basysyar, Ali bin Hajar, Ahmad bin Muni', dan Muhammad bin al- Musanna.
Hadis bukanlah satu-satunya pengetahuan yang diperoleh Imam Tirmidzi, ia adalah seorang ulama yang berpengalaman dalam cabang ilmu lain, seperti Fiqh, Sejarah Islam, bahasa Arab dan ilmu-ilmu lainnya. Dia terkenal karena pemahaman dan deduksinya yang sangat baik terhadap keputusan Fiqih dari Hadits.
Ulama besar Abu Al-Hasan An-Nadawi berkata:
“Dia (At-Tirmidzi) adalah orang pertama yang memulai apa yang disebut sekarang“ Fiqh Komparatif ”dan dia memiliki jasa besar yang harus diakui oleh komunitas Muslim. Usahanya menyelamatkan banyak warisan Islam dari sekolah Fiqh dari kerugian. ”
Murid Imam Tirmidzi
Selain banyaknya Ia menimba ilmu, namun ia juga mengajarkan kelimuan pada Banyak perawi Hadits. Mereka belajar pada Imam At-Tirmidzi dan mengambil hadis darinya, termasuk:- Abu Al-Abbas Muhammad ibn Ahmad Al-Mahbubi Al-Mirwazi
- Abu Said Ash-Shashi
- Abu Dharr Muhammad ibn Ibrahim At-Tirmidzi
- Abu Muhammad Al-Hasan Al-Qattan
- Abu Hamid Ahmad ibn Abdullah Al-Mirwazi
- Abu Bakar Ahmad ibn Aamer As-Samarqandi
- Ahmad ibn Yusuf An-Nasafi
- Al-Hasan bin Yusuf Al-Farabri
- Ar-Rabi ibn Hayyan Al-Bahili
- Dan banyak lagi.
Sebagai ulama hadis, ia terkenal saleh, takwa, jujur, sangat teliti dan kuat hafalannya. Kemuliaan dan keluasan ilmunya ini mendapat pengakuan dan pujian dari Al-Hakim Abu 'Abdullah.
"Saya mendengar Umar bin 'Ak berkata: Imam Bukhari wafat dan tidak meninggalkan ulama penggantinya di Khurasan seperti Abu Isa at-Tirmidzi dalam bidang ilmu, kekuatan hafalannya, wara' dan kezuhudannya.
Kitab-kitab yang ditulis oleh Imam Tirmidzi,
Kitab alJami' (Al-Jami Al-Mukhtasar min As-Sunan an Rasulillah) yang disebut juga Sunan at-Tirmidzi;- Kitab al-illat (Al-Ilal Al-Kubra)
- Kitab at-Tarikh (Al-Asmaa wa Al-Kuna)
- Kitab as-Syama'il an-Nabawiyah wa Al-Fa-dail Al-Mustafawiyyah
- Kitab az-Zuhud (Al-Ilal As-Sughra) dan
- Kitab al-Asma wal Kuna.
Di antara keenam karyanya itu yang paling populer adalah al-Jami' (Sunan at Tirmidzi) - yang disebutjuga oleh para ulama as-Sahih Tirmidzi.
Konon, setelah kitab tersebut selesai disusun, Imam Tirmidzi memperlihatkannya kepada beberapa ulama. Katanya,
"Setelah kitab itu selesai aku susun, aku memperlihatkannya kepada ulama di Hijaz, Irak, dan Khurasan, mereka menerimanya dengan gembira."
Dalam kitab alJami' ini, Imam Tirmidzi tidak hanya meriwayatkan hadis sahih saja, melainkan juga hadis hasan, daif, garib, dan mu'allal dengan menerangkan kelemahannya.
Setelah kehidupan yang penuh dengan pencarian ilmu, perjalanan untuk menceritakan Hadits dan mengajar dan menjelaskan Hadits, Imam At-Tirmidzi meninggal pada hari Senin tanggal 13 Rajab, 279 H (892 M) di Bugh (sebuah desa terletak di kota kelahirannya Tirmidh) di usia 68.