Cerita NABI SHALIH AS dan Mukjizat Unta betina
Nabi Shalih adalah keturunan Nabi Nuh AS. Menurut silsilah beliau adalah putra ubaid bin Tsamud bin 'Amir bin Iram bin Sam bin Nuh A. Nabi Shalih diutus ketengah-tengah bangsa Tsamud yang hidup dibekas reruntuhan kaum Aad, Kaumnya Nabi Hud AS.
Dalam daftar 25 nabi, Shalih biasanya berada di urutan kelima, setelah Hud dan sebelum Ibrahim AS. Nabi Shalih berdakwah di Al-Hijr yang saat ini dikenal sebagai Madain Shalih, yakni Kota-kota Nabi Saleh AS, antara Arab Saudi dan Suriah. Kaum Tsamud terkenal memiliki ilmu batu dan bangunan yang andal. Namun, di sisi lain mereka menyembah berhala.
Hal ini sesuai dengan Surat Al-A'raf ayat 73.Bangsa Tsamud ternyata lebih pandai daripada kaum Aad. Mereka mampu membangun lagi jaringan irigasi yang lebih sempurna guna mengairi lahan pertanian dan perkebunan. Mereka juga membangun tempat tinggal yang jauh lebih baik dan indah serta megah di bukit-bukit. Mereka hidup makmur dan berlomba-lomba dalam kemegahan.
AJAKAN NABI SHALIH PADA KAUMNYA
Seperti kaum Aad. Ternyata bangsa Tsamud menyembah berhala. mereka juga gemar melakukan dosa, kemaksiatan dan kerdurhakaan.
Allah mengutus Nabi Shalih AS ke tengah-tengah mereka. Berkata Nabi Shalih kepada kaumnya:
"Hai kaumku, sembahlah Allah. Tidak ada Tuhan selain Dia. Janganlah kamu menyekutukan-Nya dengan sesembahan yang lain. Allah telah menciptakan kamu dari tanah. Dialah yang menjadikanmu bisa membangun dengan menyediakan sarana-sarananya. Maka sudah selayaknya kalian memohon ampun atas perbuatan dosa kalian. Bertaubatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku amat dekat (rahmatNya) dan memperkenankan do'a hambaNya.
Namun kaum Tsamud tidak menghiraukan ajakan Nabi Shalih. Mereka bahkan mendustakan Nabi Shalih dan menganggap Nabi Shalih sebagai pembual belaka.
Bagi Nabi Shalih, dakwah adalah tugasnya. Ia tidak mengharapkan upah dari kaumnya, ia hanya menyampaikan. Maka tanpa putus asa dengan sabar dan telaten ia tetap melancarkan dakwah untuk menyembah Allah dan meninggalkan kekufuran.
Nabi Shalih dituntut kaumnya mengeluarkan mukjizat, Jika Nabi Shalih giat melakukan dakwah. Kaum Tsamud juga semakin berusaha menandingi dan memalingkan perhatian umat Nabi Shalih. Mereka mencari berbagai upaya agar Nabi Shalih diremehkan seluruh bangsa Tsamud.
Pada suatu ketika, kaum Tsamud menemui Nabi Shalih. "Hai Shalih, kalau engkau memang benar seorang nabi, maka datangkanlah suatu keajaiban. Jika engkau tidak bisa mengeluarkan mukjizat berarti kau seorang pembohong." Demikian kata kaum Tsamud.
Menghadapi tuntutan demikian tak ada jalan lain bagi Nabi Shalih kecuali memohon kepada Allah agar memberikan mukjizat kepadanya.
Allah mengabulkan do'a Nabi Shalih. Pada suatu hari Nabi Shalih mengajak kaumnya untuk pergi ke kaki gunung. Orang-orang kafir itu mengikuti Nabi Shalih. Bukan karena mempercayai Nabi Shalih melainkan berharap agar Nabi Shalih tak bisa mengeluarkan mukjizat. Dengan demikian mereka dapat mengolok-olok dan menghina Nabi Shalih.
Tetapi betapa terkejut orang-orang kafir itu, tak lama setelah mereka berkumpul di kaki gunung, Tiba-tiba tampaklah seekor unta betina keluar dari bongkahan batu besar, yang bagus rupanya. Unta itu besar dan gemuk. Belum pernah mereka melihat unta sebagus itu.
Tetek Unta itu penuh dengan susu. Nabi Shalih berpesan kepada umatnya: "Inilah unta mukjizat dari Tuhanku. Unta ini boleh kalian peras susunya setiap hari. Susunya tidak akan habis-habis. Tetapi perhatikan pesanku ini, Unta ini harus dibiarkan bebas berkeliaran, tidak seorangpun boleh mengganggunya.
Unta ini juga berhak meminum air sumur bergantian dengan penduduk. Jika hari ini unta ini minum, maka tak seorangpun daari penduduk boleh mengambil air sumur. Sebaliknya besok para penduduk boleh mengambil air sumur dan si unta tidak minum air itu sedikitpun jua.
Kaum Tsamud setuju dengan perjanjian itu. Hari itu pula unta mukjizat langsung menuju sumur dan meminum airnya. Para penduduk mengambil tempat susu memeras susu itu bergantian.
Dan kepada kaum Tsamud, (Kami utus) saudara mereka Shaleh. Dia berkata, 'Wahai kaumku! Sembahlah Allah! Tidak ada tuhan (sembahan) bagimu selain Dia. Sesungguhnya telah datang kepadamu bukti yang nyata dari Tuhanmu. Ini (seekor) unta betina dari Allah sebagai tanda untukmu. Biarkanlah ia makan di bumi Allah, janganlah disakiti, nanti akibatnya kamu akan mendapatkan siksaan yang pedih.' — Al-A'raf (7): 73
KERDURHAKAAN KAUM TSAMUD
Sejak munculnya unta yang membawa berkah air susu, masyarakat dari orang-orang yang beriman bertambah kuat dan tebal imannya. Sedangkan orang-orang kafir semakin iri dan menaruh dendam kepada Nabi Shalih. Mereka tetap berusaha mematahkan dakwah yang dilancarkan Nabi Shalih.
Orang-orang itu kemudian mengadakan sayembara. Siapa yang berani membunuh unta Nabi Shalih maka mereka akan mendapat hadiah berupa gadis cantik.
TERBUNUHNYA UNTA BETINA
Tersebutlah, dua orang pemuda nekad mengikuti sayembara itu. Mereka sudah sepakat akan menikmati hadiah perempuan cantik itu bersama-sama. Sungguh mesum niat dua orang pemuda itu. Demikianlah ketika unta itu baru saja minum di salah satu sumur penduduk, salah satu dari dau orang pemuda itu melepaskan anak panah, tepat mengenai kaki unta, Unta itu berlari kesakitan.
Namun seorang lagi yang sudah siap dengan pedang di tangan segera membunuh unta tersebut. Dan mereka mendapat hadiah gadis yang dijanjikan.
Setelah unta itu mati, Orang-orang kafir itu menantang Nabi Shalih, "Hai Shalih, Unta yang kamu banggakan sudah kami bunuh. Kenapa tidak ada balasan siksaan bagi kami?, Kalau memang benar engkau utusan Allah tentunya kau dapat mendatangkan siksaan yang kau ancamkan kepada kami!".
Lalu Nabi Shalih berkata: "Kalian telah benar-benar berbuat dosa, sekarang kalian boleh bersenang-senang atas apa yang kalian lakukan selam tiga hari, lewat dari itu maka datanglah ancaman yang dijanjikan Allah kepadamu.
Waktu tiga hari itu sebenarnya kesempatan yang diberikan bagi bangs Tssamud untuk bertobat menyadari kesalahannya. Tapi mereka malah mengejek Nabi Shalih dengan mengatakan Nabi adalah pembual belaka.
Belum sampai tiga hari berselang, mereka kembali mendatangi Nabi Shalih dengan mengatakan: "Hai Shalih, kenapa tidak kau percepat datangnya siksa itu kepada kami?"
Jawab Nabi Shalih: "Wahai kaum Tsamud, mengapa kau minta segera didatangkannya siksa, bukannya kebaikan dan penyesalan yang kau minta? kenapa kalian tidak meminta ampun kepada Allah atas apa yang telah kalian lakukan, Niscaya Allah akan memberi ampunan-Nya.
PERENCANAAN PEMBUNUHAN NABI SHALIH AS
Diam-diam mereka merasa takut atas ancaman Nabi Shalih, Bukankah ucapan Nabi Shalih selalu terbukti kenyataannya, dan mereka memang mengakui atas sifat jujur yang dimiliki Nabi Shalih, namun karena kesombongan yang telah menutupi hati-hati mereka menjadi ingkar.
Bagaimana kalau siksa itu benar-benar datang, kegelisahan menghantui pikiran mereka. Maka untuk mencegah datangnya siksa yang dijanjikan, sehari sebelum masa tiga hari habis, mereka mengadakan pertemuan untuk berencana membunuh Nabi Shalih agar siksa itu lenyap bersama terbunuhnya Nabi Shalih.
SAAT ADZAB PUN DATANG
Tetapi Allah lah yang memegang semua kehendak, tidak ada daya dan upaya kecuali milik Allah. Allah lah yang berkehendak siapa hamba-hambanya yang mendapat perlindungan dan siapa yang mendapat siksa atas apa yang mereka perbuat. Allah berkehendak melindungi Nabi Shalih.
Esok harinya terjadilah peristiwa yang mengerikan itu, sebelum rencana licik dijalankan oleh kaum Tsamud, datang petir menyambar disegala penjuru, menggelegar dan meledak membelah angkasa. Bangsa Tsamud disambar petir habis satu persatu.
Bukan hanya langit yang murka mendatangkan bencana, namun Bumi pun diperintahkan untuk terjadi gempa yang sangat dahsyat, untuk menghancurkan kemegahan kaum Tsamud yang dibangun dari kesombongan dan kedurhakaan kepada Allah, memporak porandakan tempat tinggal mereka yang megah dan besar.
Tidak ada seorang pun dari kaum yang ingkar itu ada yang selamat. Hanya Nabi Shalih dan para pengikutnya saja yang terhindar dari malapetaka. Musnah sudah suatu peradaban tinggi dari bangsa yang kuat dan perkasa. itulah adzab bagi kaum yang durhaka.
Ayat - ayat yang berhubungan dengan NABI SHALIH AS
Kisah NABI SHALIH AS dan/atau kaum Tsamud disebutkan dalam surah Al-A'raf (7): 73-79, Hud (11): 61-68, Al-Hijr (15): 80-84, Al-Isra' (17): 59, Asy-Syu'ara' (26): 141-159, An-Naml (27): 45-53, Fushshilat (41): 17-18, Al-Qamar (54): 23-32, dan Asy-Syams (91): 11-15.
Baca cerita nabi lain : Cerita Pilihan 25 Nabi dan Rasul Allah