Tokoh Perawi Hadis Nabi : Imam An Nasai
Maret 01, 2021
0
Imam an-Nasai merupakan salah satu Imam perawi hadis yang telah diakui tingkat kebenarannya, dan hasil karyanya yaitu kitab Sunan an-nasai termasuk salah satu kitab yang lebih diakui (al-kutub as-Sittah) oleh umat Islam diseluruh dunia.
Imam an-Nasa'i memiliki empat istri tetapi sejarawan hanya menyebutkan hanya mempunyai satu putra yang bernama Abdul Kareem, seorang Sunan dari ayahnya.
Nasa' atau Nisa adalah permukiman kuno Parthia, yang terletak di dekat desa Bagir, 18 km barat daya Ashgabat - Turkmenistan, sebuah wilayah di Asia Barat yang terkenal dengan banyak pusat pembelajaran Islamnya.
Nisa digambarkan oleh beberapa orang sebagai kursi pertama pemerintah pusat Parthia. Di tanah kelahirannya inilah ia menghadiri pertemuan dan lingkaran pengetahuan, yang dikenal sebagai "halqas".
Sejak dini ia belajar menghafalkan AlQuran dan mempelajari ilmu-ilmu dasar dari guru-guru madrasah di negerinya. Selain itu, ia senang mengembara untuk menuntut ilmu hadis, ia memulai perjalanannya dengan perjalanan pertamanya ke Qutaibah.
Usianya belum genap lima belas tahun, ketika ia pergi ke Hijaz, Irak dan Mesir untuk menimba ilmu hadis dari ulama-ulama di negeri yang dikunjunginya tersebut di mana dia akhirnya menetap.
Guru-gurunya, antara lain, ialah Qutaibah, Ishaq bin Rahawaih, al- Haris bin Miskin, Ali bin Khasram, Imam Abu Daud, dan Imam at Tirmizi.
An-Nasai adalah ulama hadis terkemuka pada masanya.la menetapkan syarat sangat ketat dalam penerimaan hadis dan sangat hati-hati dalam mengkritik para perawi. Itu tercermin dari pujian Abu Ali an-Naisaburi. Yang meriwayatkan hadis kepada kami adalah seorang Imam hadis yang telah diakui oleh ulama, bernama Abdur Rahman an- Nasai. Syarat yang dipakai Nasai lebih ketat dibanding syarat yang digunakan oleh Muslim al-Hajjaj."
Selain ulama ahli hadis, Imam an-Nasa'i juga seorang ahli fiqih. Itu bísa disimak dari pengakuan Daraqutni, "Di Mesir, Nasai adalah orang yang paling ahli di bidang fikih pada masanya, dan paling mengetahui tentang hadis dan perawinya.
Tentang mazab fikih yang dianut oleh Nasa'i bisa dilihat dari pengakuan Ibnu Asir al-Jazairi yang menulis dalam pembukaan Jamiul Usulnya, "Nasa'i bermazab Syafi ie dan mempunyai kitab manasik yang ditulis berdasarkan mazab Syafi,i."
2) Kitab As-Sunanus Sughra (terkenal dengan nama al-Mujtaba)
3) Kitab Al-Khasa 'is
4) Kitab Pada ilus Sahabah dan
5) Kitab Al-Manasik
Imam an-Nasai (215-303 H/839.915 M)
Nama lengkapnya Abu Abdur Rahman Ahmad bin Ali bin Syu'aib bin Ali bin Sinan bin Bahar al-Khurasani al-Qadi. Ia lahir dan dibesarkan di Nasa', Turkmenistan bagian wilayah dari Khurasan.Imam an-Nasa'i memiliki empat istri tetapi sejarawan hanya menyebutkan hanya mempunyai satu putra yang bernama Abdul Kareem, seorang Sunan dari ayahnya.
Nasa' atau Nisa adalah permukiman kuno Parthia, yang terletak di dekat desa Bagir, 18 km barat daya Ashgabat - Turkmenistan, sebuah wilayah di Asia Barat yang terkenal dengan banyak pusat pembelajaran Islamnya.
wilayah Nasa - Turkmenistan |
Nisa digambarkan oleh beberapa orang sebagai kursi pertama pemerintah pusat Parthia. Di tanah kelahirannya inilah ia menghadiri pertemuan dan lingkaran pengetahuan, yang dikenal sebagai "halqas".
Sejak dini ia belajar menghafalkan AlQuran dan mempelajari ilmu-ilmu dasar dari guru-guru madrasah di negerinya. Selain itu, ia senang mengembara untuk menuntut ilmu hadis, ia memulai perjalanannya dengan perjalanan pertamanya ke Qutaibah.
Usianya belum genap lima belas tahun, ketika ia pergi ke Hijaz, Irak dan Mesir untuk menimba ilmu hadis dari ulama-ulama di negeri yang dikunjunginya tersebut di mana dia akhirnya menetap.
Guru-gurunya, antara lain, ialah Qutaibah, Ishaq bin Rahawaih, al- Haris bin Miskin, Ali bin Khasram, Imam Abu Daud, dan Imam at Tirmizi.
An-Nasai adalah ulama hadis terkemuka pada masanya.la menetapkan syarat sangat ketat dalam penerimaan hadis dan sangat hati-hati dalam mengkritik para perawi. Itu tercermin dari pujian Abu Ali an-Naisaburi. Yang meriwayatkan hadis kepada kami adalah seorang Imam hadis yang telah diakui oleh ulama, bernama Abdur Rahman an- Nasai. Syarat yang dipakai Nasai lebih ketat dibanding syarat yang digunakan oleh Muslim al-Hajjaj."
Selain ulama ahli hadis, Imam an-Nasa'i juga seorang ahli fiqih. Itu bísa disimak dari pengakuan Daraqutni, "Di Mesir, Nasai adalah orang yang paling ahli di bidang fikih pada masanya, dan paling mengetahui tentang hadis dan perawinya.
Tentang mazab fikih yang dianut oleh Nasa'i bisa dilihat dari pengakuan Ibnu Asir al-Jazairi yang menulis dalam pembukaan Jamiul Usulnya, "Nasa'i bermazab Syafi ie dan mempunyai kitab manasik yang ditulis berdasarkan mazab Syafi,i."
Di antara karya an-Nasa'i adalah:
1) Kitab As-Sunnanul Kubra2) Kitab As-Sunanus Sughra (terkenal dengan nama al-Mujtaba)
3) Kitab Al-Khasa 'is
4) Kitab Pada ilus Sahabah dan
5) Kitab Al-Manasik