KISAH NABI NUH A.S - Cerita Islam untuk anak

KISAH NABI NUH A.S - Cerita Islam untuk anak

Cerita Islam untuk anak tentang kisah Nabi Nuh. - Nabi Nuh adalah nabi keempat sesudah Nabi Adam A.S dan merupakan keturunan kesembilan.

kish nabi nuh dalam cerita islam untuk anak

Mengenai proses dan manfaat bercerita kepada buah hati baca juga: Mengenalkan Alquran pada anak usia dini dengan bercerita

AJAKAN NABI NUH KEPADA UMATNYA

Nabi Nuh menerima wahyu kenabian dalam masa kekosongan antara dua rasul. Dalam masa kekosongan itu biasanya manusia secara berangsur-angsur melupakan ajaran agama Allah. Mereka kembali menjadi musyrik, meninggalkan kebajikan, melakukan kemungkaran dan kemaksiatan.

Nabi Nuh diutus ketengah-tengah masyarakat yang sedang menyembah berhala. Berhala itu sebenarnya adalah patung-patung buatan mereka sendiri. Menurut mereka berhala itu mempunyai kekuatan gaib diatas manusia. Dan mereka menamakannya sesuai dengan selera mereka sendiri. Kadang-kadang mereka namakan Wadd dan Suwa kadang Yaguts dan kadang Ya'uq dan Nasr.

Nabi Nuh adalah orang yang cerdas dan sabar, Ia mengajak kaumnya untuk berpikir. Ia mengajak kaumnya melihat alam semesta ciptaan Allah. Langit dengan bulan, bintang dan mataharinya. Bumi dengan kekayaan yang ada diatas dan di bawahnya, berupa hewan tumbuhan dan air yang mengalir dalam sungai-sungai. Pergantian siang dan malam, semua itu menjadi bukti dan tanda kekuasaan dan keesan Allah.

Nabi Nuh juga memberikan kabar akan adanya berupa Surga dan kenikmatannya bagi mereka yang beramal shalh, dan balasa siksa neraka bagi mereka yang membangkang atas perintah Allah, yaitu mereka yang mungkardan bergelimang dalam dosa dan kemaksiatan.

Dakwah Nabi Nuh dilakukan dengan giat siang dan malam. Baik secara sembunyi-sembunyi maupun secara terang-terangan. Beliau termasuk orang yang cerdas, fasih berbicara, tajam pemikirannya, pandai berdiskusi, bersifat sabar dan tenang.

Nabi Nuh diangkat menjadi Rasul ketika berusia 450 tahun dan wafat pada usia 950 tahun, dengan demikian Nabi Nuh berdakwah kepada umatnya selama lima abad. Meski demikian pengikut Nabi Nuh yang beriman hanya sedikit yaitu kurang dari seratus orang.

Umat Nabi Nuh banyak yang ingkar. Jika Nabi Nuh mengajak untuk beribadah kepada Allah dan menegakkan Tauhid umatnya selalu menentang dan mengejeknya.

Para pengikut Nabi Nuh kebanyakan dari golongan fakir miskin dan kaum yang lemah, golongan bangsawan, orang-orang kaya dan kalangan terpandang dari masyarakatnya malah memusuhinya.

Pada suatu ketika orang-orang kafir hendak menipu Nabi Nuh. Mereka mengatakan bersedia mengikuti Nabi Nuh asalkan Nabi Nuh mau mengusir para pengikutnya yang terdiri dari kalangan yang lemah dan orang-orang miskin. Namun dengan tegas Nabi Nuh menolaknya.

Kaumnya berkata "Hai Nuh! Sesungguhnya kamu telah membantah dengan kami dan kamu telah memperpanjang bantahanmu terhadap kami, maka datangkanlah kepada kami adzab yang kamu ancamkan kepada kami jika kamu termasuk orang-orang yang benar.

Nabi Nuh menjawab "Hanya Allah yang akan mendatangkan adzab itu kepadamu dan jika dia menghendakinya, dan kamu sekali-kali tidak akan melepaskan diri. Tidaklah bermanfaat nasihatku kepadamu jika Allah ternyata hendak menyesatkanmu. Dia adalah Tuhanmu, Dan kepada-Nyalah kamu dikembalikan."

Demikian keterlaluannya kaum Nabi Nuh itu mengingkari ajaran Tuhan, mereka bahkan semakin mengejek dan menghina Nabi Nuh sebagai orang bodoh dan gila. Namun Nabi Nuh tetap melaksanakan tugasnya, sementara orang-orang kafir itu semakin keras menentangnya dengan berbagai car, bahkan mengancam dan berencana untuk membunuh Nabi Nuh A.S.


"Sungguh jika kamu tidak mau berhenti berdakwah," kata mereka "Maka kami akan merajammu beramai-ramai."

Baca juga : 10 Tokoh Manusia unggul dalam cerita Islam


NABI NUH BERPUTUS ASA DARI KAUMNYA

Setelah dakwah yang disampaikan menemui jalan buntu berkali-kali, dan pengikutnya tidak bertambah, maka Nabi Nuh mengadukan kaumnya itu kepada Allah


> وَ قَالَ نُوۡحٌ رَّبِّ لَا تَذَرۡ عَلَى الۡاَرۡضِ مِنَ الۡكٰفِرِيۡنَ دَيَّارًا‏
اِنَّكَ اِنۡ تَذَرۡهُمۡ يُضِلُّوۡا عِبَادَكَ وَلَا يَلِدُوۡۤا اِلَّا فَاجِرًا كَفَّارًا
رَبِّ اغۡفِرۡلِىۡ وَلِـوَالِدَىَّ وَلِمَنۡ دَخَلَ بَيۡتِىَ مُؤۡمِنًا وَّلِلۡمُؤۡمِنِيۡنَ وَالۡمُؤۡمِنٰتِؕ وَلَا تَزِدِ الظّٰلِمِيۡنَ اِلَّا تَبَارًا

"Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan seorangpun diantara orang-orang kafir itu tinggal diatas permukaan bumi, sesungguhnya jika Engkau biarkan merek tinggal, niscaya merekan akan menyesatkan hamba-hambaMu, dan mereka tidak akan melahirkan selain anak yang berbuat maksiat lagi sangat kafir.Ya Tuhanku, ampunilah aku, ibu bapakku, dan siapa pun yang memasuki rumahku dengan beriman dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan. Dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zhalim itu selain kehancuran." (Q.s Nuh)

Allah mengabulkan doa Nabi Nuh. Allah memberi petunjuk agar Nabih Nuh membuat kapal yang sangat besar. Dengan perahu itu Nabi Nuh dan kaumnya yang beriman akan selamat. Sedang kaumnya yang ingkar akan ditenggelamkan dengan banjir bah atau banjir yang sangat besar, sehingga tak seorangpun dari mereka ada yang selamat. Semuanya akan binasa.


Selagi Nabi Nuh dan pengikutnya membuat kapal diatas bukit, kaumnya yang ingkar mengolok-olok dan mengejeknya.

" Lihat! Nuh semakin gila saja, masak musim kemarau panas begini membuat perahu, diatas bukit lagi. Sungguh dia semakin gila."
 

Di antara mereka bahkan ada yang berani buang kotoran didalam kapal yang belum selesai dibuatnya itu. Tentu mereka lakukan ketika Nabi Nuh dan pengikutnya sedang tidak berada ditempat.


BANJIR BESAR MEMUSNAHKAN ORANG-ORANG KAFIR

Sesuai dengan wahyu Allah, Nabi Nuh mengajak kaumya memasuki kapal yang telah selesai dibuat. Nabi Nuh juga membawa berbagai pasang binatang kedalam kapanya itu.

Tidak berapa lama sesudah Nabi Nuh dan pengikutnya yang beriman memasuki kapal, maka langit yang tadinya cerah seketika berubah menjadi hitam pekat. Mendung tampak tebal sekali diiringi angin kencang yang mulai berhembus. Bersamaan dengan turunnya hujan lebat dari atas langit, air dalam tanah pun memancar pula ke permukaan.

Selama mereka hidup tak pernah mengalami hujan sedemikian lebatnya, bagaikan dicurahkan semua dari atas langit. Saat kepanikan kaumnya banjir pun mulai menghempas dan merendam rumah-rumah mereka.

PUTRA NABI NUH

Dari kejauhan Nabi Nuh melihat putranya Kan'an sedang berlari-larian menuju puncak gunung, Nabi Nuh pun kemudian memanggil anaknya itu.


" Hai anakku! kemarilah, Naiklah kekapalku maka kau akan selamat!" kata Nabi Nuh


" Tidak! Aku akan berlari keatas bukit sana, aku pasti akan selamat!" jawab putranya.


" Anakku, pada hari ini tidak seorangpun dapat menyelamatkan diri dari adzab Allah!" kata Nabi Nuh lagi.

Tapi Kan'an dengan sombongnya terus berlari, ia tak menghiraukan panggilan dan ajakan ayahnya. Ia mengira banjir itu hanya bencana alam biasa yang akan segera reda, maka ia terus berlari mendaki puncak gunung. Memang Kan'an tidak mau mengikuti ajaran ayahnya, ia lebih suka hidup bersama-sama orang-orang kafir yang membangkang, karena itu ia tak mau naik kapal yang telah dibuat oleh Nabi Nuh.

Nabi Nuh merasa sedih dan berduka, bagaimanapun Kan'an adalah putranya sendiri, maka ia memohon dan berdoa kepada Allah agar Kan'an diselamatkan.


Namun Allah menolak permintaan Nabi Nuh, karena Kan'an walaupun putra dari Nabi Nuh, namun ia adalah anak yang durhaka, tidak mau beriman.

Berdasarkan suatu riwayat kapal yang membawa Nabi Nuh dan para pengikutnya itu berlayar sema 40 hari, sesudah banjir itu mereda, Kapal Nabi Nuh terdampar disebuah puncak gunung yang dahulu disebut gunung Jody. Ternyata dizaman sekarang gunung Jody itu ada diwilayah Turki. Para Ilmuan telah menemukan fosil kapal Nabi Nuh tersebut.

Nabi Nuh dan pengikutnya diperintahkan turun dari kapalnya, demikian pula beraneka pasang binatang yang ada didalam kapal. Dengan demikian binasalah semua orang-orang kafir yang menentang Nabi Nuh dengan ajarannya. Hanya para pengikutnya yang hidup dan menempati bumi sebagai penghuninya.


Baca cerita nabi lain :Cerita Pilihan 25 Nabi dan Rasul Allah