Doa Abu Ad Darda Agar Menjauhkan Dari Melarat

Doa Abu Ad Darda Agar Menjauhkan Dari Melarat

 DO'A Abu 'Ad Darda'  r.a.
 

doa abu ad darda untuk menjauhkan dari melarat
image source : muslim.sg


 

Abu 'Ad Darda'  r.a. adalah salah satu sahabat Nabi sebagai orang terakhir di wilayahnya yang menjadi seorang Muslim. Ketika kejadian Abdullah ibn Rawahah saudara 'Ad Darda'  r.a. membakar semua berhala-berhala miliknya.
 

Namun karena kejadian tersebut, akhirnya 'Ad Darda'  mendapatkan hidayah untuk membaiat dirinya terhadap Islam.

Dikatakan kepada Abu 'Ad Darda'  r.a. : "Telah terbakar rumahmu dan api telah jatuh kedalam rumah. Maka sahut Abu 'Ad Darda'  r.a. : "Allah tidak akan membiarkan demikian! "Kemudian, dikatakan lagi kepadanya, sampai tiga kali. Dan Abu 'Ad Darda'  r.a. selalu menjawab: "Allah tiada akan membiarkan demikian"

Kemudian datanglah kepadanya seorang yang datang dengan cepat. seraya berkata: "Wahai Abu 'Ad Darda' , Sesungguhnya api itu ketika mendekati rumahmu, lalu padamlah ia!"  Abu 'Ad Darda'  r.a. Menjawab : "Aku sudah tahu yang demikian itu!" Lalu ia ditanyakan: "Tiada kami ketahui, yang mana diantara kedua perkataanmu itu, yang lebih mena'jubkan?" Maka berkata Abu 'Ad Darda'  r.a.: 

"Sesungguhnya aku mendengar Rasulu'llah ﷺ bersabda: "Barangsiapa membaca kalimat-kalimat ini pada malam atau siang hari. niscaya tidak ada sesuatu pun yang dapat mendatangkan melarat kepadanya. 

Dan aku telah membaca kalimat-kalimat itu, yaitu



اللهم أنت ربي لا إله إلا أنت عليك توكلت وأنت رب العرش العظيم لا حول ولا قوة إلا بالله العلي العظيم ما شاء الله كان وما لم يشأ لم يكن أعلم أن الله على كل شيء قدير وأن الله قد أحاط بكل شيء علما وأحصى كل شيء عددا اللهم إني أعوذ بك من شر نفسي ومن شر كل دابة أنت آخذ بناصيتها إن ربي على صراط مستقيم

Allaahumma anta rabbii-laa ilaaha illaa anta, 'alaika tawa'kkaltuu wa anta ra'bbu'l-'arsyil-adhiim. Laa haula walaa qu'wwata i'llaa bi'llaa-hil-'aliyyil-adzim. Maasyaa Allahu kaana wa maa lam yasya'lam yakun, a' lamu a'nna'llaaha a'laa ku'lli syai-in qadiir. Wa a'nna'llaaha qad ahaatha bi ku'lli syai-in 'ilmaa. Wa ahshaa ku'lla syai-in 'adadaa, Allaahu'mma in'nii a'uudzu bika misyarri nafsii wa min sya'rri ku'lli daab-batin anta aa-khidzun bi naashi-atihaa, i'nna ra'bbii alaa shiraa-thin mustaqiim". 

Artinya:
"Wahai Allah Tuhanku; Engkau Tuhanku,tiada yang disembah selain Engkau, kepada Engkau, aku menyerahkan diri. Engkau yang mempunyai 'Arasy yang agung. Tiada daya dan upaya, selain dengan Allah yang mahatinggi, lagi mahaagung. Apa yang dikehendaki Allah, adalah ia dan apa yang tidak dikehendakiNya, maka tidak adalah ia. Aku mengetahui, bahwa Allah mahakuasa atas tiap-tiap sesuatu. Dan sesungguhnya Allah meliputi ilmuNya dengan segala sesuatu dan dapat menghinggakan bilangan tiap-tiap sesuatu. Wahai Allah Tuhanku! Sesungguhnya aku berlindung dengan Engkau daripada kejahatan diriku dan daripada kejahatan tiap-tiap yang melata, dimana Engkau yang menguasainya. Sesungguhnya Tuhanku itu diatas jalan yang lurus"[1]

Catatan Kaki

[1] Dirawikan Ath-Thabrani