Mengenalkan 7 putra - putri Rasulullah pada anak

Mengenalkan 7 putra - putri Rasulullah pada anak

Cerita Islam untuk anak yang mengisahkan tentang Nabi Muhammad SAW adalah cerita yang paling baik untuk menjadi kisah tauladan dan acuan pendidikan perkembangan anak. Terutama mengenai aqidah dan akhlaknya.

Di antara nabi dan rasul yang Allah cintai, Muhammad-lah yang memiliki kedudukan yang paling tinggi di antara utusan-utusan-Nya yang lain. Tak ada kata yang lengkap untuk mengambarkan keistimewaan Rasulullah. Dilain sisi Beliau hanyalah seorang manusia juga yang diberi keturunan, berapa anak anak nabi muhammad ? jawabnya adalah 7.

 
putra putri rasulullah untuk cerita anak
source: bentangpustaka.com


berikut 7 putra-putri Rasulullah yang bisa disampaikan dalam cerita untuk anak.

1. Al-Qasim

Ini adalah putra Muhammad Shallallahu 'alihi wa sallam dar Khadijah. Ia juga dikenal dengan sebutan At-Tahir. Setelah kelahiran Al -Qasim, Rasulullah sering dipanggil Abu Qasim, terutama oleh Khadijah. Namun Al-Qasim meninggal saat masih kecil, ketika masih zaman jahilyiah.
Selebihnya, menurut cerita Muhammad Husain Haekal dalam buku sejarah Hidup Muhammad, tak ada peninggalan lain yang patut dicatat tentang anak Rasulullah ini.

Baca juga : 10 Tokoh Manusia unggul dalam cerita Islam


2. Abdullah

Abdullah Ini juga anak atau putra Rasulullah dari Khadijah. Mendapat julukan Ath-Thayyib. Ia juga meninggal saat masih kecil di zaman jahiliyah. Juga tak ada peninggalan yang patut dicatat dalam cerita tentang Abdullah.
Sebagian ahli ginekologi mengatakan putra Rasulullah dari Khadijah hanya dua orang, yaitu Abdullah dan Al-Qasim. Namun sebagian lagi mengatakan tiga orang, ada pula yang mengatakan empat orang.


Kematian Al-Qasim dan abdullah meninggalkan kesedihan mendalam di hati Rasulullah dan istrinya. Apalagi, pada zaman itu, anak laki-laki begitu dipuja, sementara anak perempuan biasa dikubur hidup-hidup. Menjaga keturunan laki-laki pada masa itu sama halnya seperti menjaga hidup.


Karena rasa kehilangan itu, ketika didatangkan seorang budak  bernama Zaid bin Haritsah, Rasulullah meminta kepada Khadijah untuk membelinya dan memerdekakannya. Zaid kemudian menjadi anak angkat Rasulullah. Malah ada penduduk Makkah yang menyebut Zaid dengan sebutan Zaid bin Muhammad. Ketika dewasa Zaid menjadi salah seorang pengikut Rasulullah yang setia dan sahabat terpilih.



Zainab

Anak atau Putri sulung Rasulullah. Menurut cerita Ia dipersunting oleh Abu Al-'Ash bin Rabi' bin 'Abd Syams. Ibunda Abu Al-'Ash adalah seorang pemuda yang dihargai masyarakat karena kejujuran dan kesuksesannya dalam berniaga. Dari perkawinan ini, Zainab mendapatkan dua orang anak, yang perempuan bernama Umammah dan yang laki-laki bernama Ali.

Ketika Muhammad diangkat menjadi Nabi dan Rasul, Zainab mengajak suaminya untuk memeluk Islam. Sayang, ajakan itu ditolak. Sementara Zainab yang telah beriman, diharuskan hijrah dari Makkah ke Madinah. Ia pun terpaksa berpisah dengan sang suami yang tak mau ikut hijrah.


Saat meletus perang Badar (17 Ramadhan tahun 2H atau 13 maret 624), Abu Al-' Ash malah ikut bergabung dengan kaum musyrikin Makkah melawan Rasulullah. Dalam perang tersebut, kaum musyrikin kalah dan Abu Al'Ash tertawan.


Rasulullah menemui menantunya. Karena tetap tak mau beriman, Rasulullah memintanya untuk bercerai dengan Zainab. Akhirnya,bercerailah pasangan ini.
Beberapa waktu kemudian,  Abu Al-' Ash mendapat hidayah dan masuk Islam hingga akhir hayat. Pada masa pemerintahan Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq, dia kembali menikahi Zainab secara Islam.Zainab wafat pada tahun 8H.



Ruqaiah

Putri kedua Rasulullah dari Khadijah. Ia dipersunting oleh Utbah bin Abu Lahab sewaktu masa jahiliyah. Di masa Islam, turunlah firman Allah subhanahu wa Ta'ala, "Celakalah kedua tangan Abu Lahab dan dia akan binasa." (Al-Lahab:1). Saat itu juga Ruqaiah dicerai oleh Uthbah atas perintah ayahnya, Abu Lahab.

Ruqaiah kemudian dinikahi oleh Utsman bin Affan, dan ikut bersama suaminya hijrah ke Abessina (sekarang Eritrea). Setelah itu mereka kembali dan menetap di Madinah.
Dari perkawinannya dengan Utsman, Ruqaiah dianugerahi seorang putra bernama Abdullah. Ruqiah meninggal di Madinah pada tahun ke-2 H.



Ummi Kultsum

Putri ketiga Rasulullah dari Khadijah. Ia dipersunting oleh Utaibah bin Abu Lahab pada masa jahiliyah. Sama seperti kakaknya, Ruqaiah, Ummi Kultsum pun dicerai oleh Utaibah atas perintah Abu Lahab setelah turunnya ayat diatas.

Setelah Ruqaiah wafat pada tahun 2 H, Utsman bin Affan menikahi Ummi Kultsum. Itulah sebabnya Utsman mendapat julukan Zun Nuraini (memiliki dua cahaya) karena telah menikahi dua putri Rasulullah.
Setelah menikah. Utsman mengajak Ummi Kultsum hijrah ke Madinah. Putri Rasulullah ini wafat di Madinah pada tahun ke 9H.



Fatimah

Putri bungsu Rasulullah dari Khadijah. Dia lahir delapan tahun sebelum hijrahnya Muhammad ke Madinah. Sifat-sifat Fatiah mirip sekali dengan sang ayah. Karena itu Rasulullah sangat mencintai putrinya ini. Sampai-sampai Rasulullah bersabda, "Fatimah adalah bagian dariku. Barangsiap menyakitinya, maka ia telah melukaiku. Barangsiapa membuatnya gembira, maka ia telah membahagiakanku."

Fatimah menikah dengan Ali bin Abu Thalib pada usia 18 tahun. Dari perkawinan ini lahirlah lima orang anak, yakni Hasan, Husain, Muhsin, Ummi Kultsum, dan Zainab.


Selain dikenal sebagai wanita yang baik dan dermawan, Fatimah juga wanita jenius dan pandai berbicara. Sepeninggal ayahnya, Fatimah kerap mendatangi rumah-rumah kaum Muhajirin dan Anshar untuk berdakwah. Diwaktu-waktu lain, dia sering berbincang-bincang tentang Islam dengan para wanitayang berkunjung kerumahnya.


Fatimah meninggal pada usia 28 tahun, 6 bulansetelah wafatnya Rasulullah. Ia dimakamkan oleh Ali, suaminya, di Jaat ul-Baqi', Madinah.



Ibrahim

Ia adalah putra Rasulullah dari Mariah Qibtiah binti Syam'un (wafat 16H/637 M), seorang wanita asal Mesir yang dihadiahkan oleh Muqauqis, penguasa Mesir, kepada Rasulullah. Muhammad pun menikahinya.

Ketika anaknya lahir dari rahim Mariah, Rasulullah langsung memberinya nama Ibrahim. Sabda Rasulullah, "Dilahirkan untukku, pada malam ini, seorang putra, lalu aku memberikan nama baginya, nama ayahku, Ibrahim." (Riwayat Muslim).
Hadis diatas kemudian dipakai oleh sebagian ulama untuk menganjurkan memberi anak setelah kelahiran. Ibrahim meninggal dalam usia 18 bulan. Rasulullah berada didekatnya, sedih, sampai menitikkan air mata. Ia bersabda, "Mata boleh meneteskan air, hati boleh bersedih, tapi kita tidak boleh mengucapkan kalimat yang tidak diridhoi Allah."


Dalam sebuah hadits lain, Rasulullah berkata tentang Ibrahim. "Sekiranya dia(Ibrahim) terus hidup, niscaya dia menjadi nabi yang benar." (Riwayat Ibnu Majah).


Hadits tersebut dimanfaatkan oleh pengikut Ahmadiyah sebagai rujukan untuk meyakini bahwa Muhammad bukanlah Nabi terakhir. Namun, sebagian besar ulama mengatakan bahwa hadits ini sama sekali tak mengandung unsur kepastian karena ada ungkapan "seandainya". Hadits itu juga gugur oleh hadits-hadits lain yang menjelaskan secara mutawatir akan tertutupnya kenabian. Apalagi kemudian Rasulullah sendiri melarang kaum Muslimin untuk berandai-andai.


Pada saat Ibrahim meninggal, terjadilah gerhana matahari. Orang-orang langsung mengkaitkannya dengan kematian putra Rasulullah tersebut. Maka Rasulullah segera bersabda, "Sesungguhnya gerhana matahari dan bulan tidak terjadi karena kematian atau kelahiran seseorang, tetapi keduanya termasuk tanda-tanda kekuasaan Allah. Dengannya, Allah memperingatkan hamba-hamba-Nya." (Riwayat Bukhari dan An-Nasa'i).

Semoga kisah ini adalah cerita yang inspiratif bagi anak dalam wawasan Islam. Baca juga: Mengenalkan Alquran pada anak usia dini dengan Bercerita