
Doa Rukuk Sholat Sesuai Hadis Ali dan Auf bin malik
Salah satu cara untuk meraih kekhusukan dalam sholat, adalah memahami kandungan doa yang dibaca, Rasulullah saw. banyak memberikan contoh dalam setiap kondisi dan keadaan dalam bacaan sholat.

Berikut adalah bacaan doa rukuk dalam sholat berdasar pada hadis yang diriwayatkan oleh Ali bin Abi Thalib ra. dan Auf bin Malik ra.
Doa Rukuk berdasarkan Hadits Ali bin Abi Thalib
Dari Ali bin Abi Thalib dari Rasulullah .. dan apabila Beliau rukuk Beliau membaca: "Allahumma laka raka'tu wa bika aamantu wa laku aslamtu khasya'a laka sam'i wa bashari wa mukhkhi wa 'adhmi wa 'ashao wa mas taqallat bihi qadami - (Ya Allah, kepada-Mu aku rukuk, kepada-Mu aku beriman, kepada-Mu aku berserah diri. Pendengaran, penglihatan, otak, tulang, dan urat sarafku -tunduk kepada-Mu)".[1]
Lafal "khasya'a laka sam'i wa basharir maksudnya: pendengaran dan penglihatanku tunduk kepada-Mu. Pendengaranku tidak bisa mendengarkan kecuali apa yang Engkau izinkan dan penglihatanku tidak bisa memandang kecuali apa yang Engkau izinkan. Dua panca indera ini disebutkan secara khusus, karena apabila pendengaran dan penglihatan bisa khusyu', maka dengan sendirinya gangguan-gangguan menjadi sedikit. Selain itu, ilmu naqli (ilmu yang tertulis) dan ilmu 'aqli (ilmu yang didapat dalam proses analisis pikiran) mudah terserap dengan keduanya.
Lafal "mukhkhi, wa 'adhmi, wa 'ashabi" sebutan untuk tubuh seluruhnya, karena tiga anggota tubuh ini berperan sebagai penegak tubuh. Jadi, maksudnya adalah seluruh tubuhku tunduk kepada-Mu, baik secara lahir maupun batin. Hal ini semua dimaksudkan untuk mubalaghah dalam tunduk dan patuh kepada Allah [2]
Doa Rukuk berdasarkan Hadits Auf bin Malik Al-Asyja'l
Dari Auf bin Malik A-Asyja'i dia berkata: aku berdiri (untuk shalat) bersama Rasulullah pada suatu malam ... kemudian Beliau rukuk lama seperti berdirinya. Beliau membaca dalam rukuknya: "Subhana dzil jabarut wal malakut wal kibriya' wal adhamah (Maha Suci Dzat yang memiliki kekuatan, kerajaan, kesombongan, dan keagungan)[3]
Lafal "dzil jabarut", asalnya al jabr yang bermakna kekuatan. Lafal ini salah satu sifat Allah. Kata lain yang juga pecahan dari al jabr adalah al Jabbar. Maknanya adalah Allah mampu memaksa hamba-hamba-Nya dengan kekuatan untuk melakukan perintah dan larangan sekehendak Nya.
Laral "wal malakut" asalnya al mulk. Maksudnya: Allah Pemilik segala sesuatu. Al malakut itu bentuk mubalaghah, seperti rahamut dan rahabut,
Catatan Kaki
[1] Shahih Muslim, Muslim: Kitab Shalah Al-Musafirin Wa Qashruha, Bab ad Du-a Fi Shalah al Lail Wa Qiyamuh, no. 771. Matan yang ada dalam dua tanda kurung riwayat Shahih lbnu Hibban, Ibnu Hibban, no. 1901. Shahih Ibni Khuzaimah, Ibnu Khuzaimah, no. 607,
[2] Al-Minhal Al'Adzb Al-Maurud Wa Syarh Sunan Abi Dawud, as Sabki, 5/170, Al ilm Al-Hayyib Fi Syarh al Kalim ath Thayyib, al 'Aini, hal, 280. Syarh Hishn Al Muslim, karya Syaikh Sa'id bin Ali bin Wahf al Qahthani, hal. 201- 202.
[3] Sunan Abi Dawud, Abu Dawud: Kitab ash-Shalah, Bab Ruku'ih Wa Sujudih, no. 873. As Sunan al Kubra, An Nasa-i, Kitab al Imamah, Bab Nau' Akhar Min adz Dzikr Fi Ar-Ruku', no. 1049.