Manusia Sebagai Khalifah Di Muka Bumi

Manusia Sebagai Khalifah Di Muka Bumi

Manusia Sebagai Khalifah Di Bumi

 

Manusia Sebagai Khalifah Di Muka Bumi



Kita sering mendengar ucapan bahwa manusia adalah sebagai khalifah di bumi. Dan bagaimana hubungannya manusia sebagai khalifah dengan Tuhan Nya?

 

Ketetapan Allah, Manusia Sebagai Khlaifah 


وَاِذۡ قَالَ رَبُّكَ لِلۡمَلٰٓٮِٕكَةِ اِنِّىۡ جَاعِلٌ فِى الۡاَرۡضِ خَلِيۡفَةً ؕ قَالُوۡٓا اَتَجۡعَلُ فِيۡهَا مَنۡ يُّفۡسِدُ فِيۡهَا وَيَسۡفِكُ الدِّمَآءَۚ وَنَحۡنُ نُسَبِّحُ بِحَمۡدِكَ وَنُقَدِّسُ لَـكَ‌ؕ قَالَ اِنِّىۡٓ اَعۡلَمُ مَا لَا تَعۡلَمُوۡنَ

Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, "Aku hendak menjadikan khalifah di bumi." Mereka berkata, "Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?" Dia berfirman, "Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." (QS. Al Baqarah : 30)


Manusia sebagai khalifah di bumi adalah untuk mengerjakan tugas yang sudah ditetapkan, yaitu menjalankan sunah-sunah Nya. Manusia tidak bisa membuat apa yang dibuat Allah.


Tugas-tugas yang ditetapkan dalam sunnah-sunnahnya adalah sebagai wakil yang dibaiat untuk menjaga dan melestarikan bumi, tugas yang dijalankan merupakan hakikat dari penghambaan seorang hamba kepada Tuhannya.

"Dunia ini cantik dan hijau. Sesungguhnya Allah menjadikan kamu khalifah dan Allah mengamati apa yang kamu lakukan, karena itu jauhilah godaan wanita dan dunia. Sesungguhnya fitnah pertama yang menimpa bani Israil adalah godaan kaum wanita." (HR. Ahmad)


Sebagai Khalifah di bumi, dan dengannya bumi itu dijadikan kendaraannya untuk menuju Allah. Apakah dengan kendaraan itu dia meraih kebaikan dan dapat selamat dari kejahatan ataukah sebaliknya.

"Janganlah kalian mencaci maki dunia. Dia adalah sebaik-baik kendaraan. Dengannya orang dapat meraih kebaikan dan dapat selamat dari kejahatan." (HR. Adailami).

Tugas Untuk menjaga dan mengembangkan

Manusia menjalankan tugas sebagai khalifh tatarannya hanya bisa mengembangkan saja. Sebagai contoh:


Seorang petani menanami lahan. Tanaman tumbuh. Lalu kita tanyakan pada petani itu:Apakah dia yang menarik tanaman itu dari akar sehingga naik dan menjadi besar?" Tentu jawabannya: Tidak!.Petani mencangkul tanah dan meletakkan bibit, kemudian menyirami dengan air, Dipelihara lahan dan bibit tanaman saban hari, tapi dia tidak tahu apa proses yang terjadi antara bibit itu dengan lahan. Dia hanya tahu bahwa bibitnya menjadi tanaman dan berkembang subur. Sang petani menanam itu di lahan milik Allah, dengan air milik Allah dan kekuatan serta kemampuan yang Allah berikan kepadanya.


Untuk menyadarkan manusia akan status dan kebesaranNya, Allah mengatakan:


"Maka apakah kamu memperhatikan apa yang kamu tanam? Kamukah yang menumbuhkan ataukah kami yang menumbuhkannya?" (AI Waaqi'ah 63-64) 


Manusia hanya menanam dan mengolah, yang menumbuhkan Allah. Apabila manusia yakin kalau dia yang menumbuhkan, maka coba buat bibit yang bukan bibit dari Allah. Kemudian tanam di tanah yang bukan milik Allali. Siram dengan air yang bukan dari Allah. Jika Anda bisa melakukan itu semua, berarti Anda betul-betul yang menumbuhkannya.


Diberinya manusia pangan secara teratur. Lalu, jangan mengira kalau makanan yang dimakannya itu semata-mata dari tanaman usaha Nya.


Firman Nya


"Kalau kami kehendaki, pastilah kami jadikan dia kering dan hancur, maka jadilah kamu heran tercengang 


Kita kaji tentang persoalan kehidupan. Maka kita akan sepakat mengatakan bahwa tidak ada satu makhluk pun yang dapat hidup abadi.


Sudah keputusan Allah, bahwa yang namanya mahluk, akan mati