Dongeng Pemuda Dan Sekeping Uang Emas

Dongeng Pemuda Dan Sekeping Uang Emas

Dongeng Pemuda Dan Sekeping Uang Emas

 

Dongeng Pemuda Dan Sekeping Uang Emas
 

Disebuah desa, terdapat seorang pemuda yang hidup bermalas-malasan. Ia menghidupi dirinya hanyalah dari pemberian orang tuanya.


Hingga beranjak dewasa, pemuda itu mempunyai keinginan untuk menikah dengan seorang gadis, agar dapat selalu menemani dalam kehidupannya sehari-hari dan mempunyai anak setelahnya.
Kemudian la mengungkapkan keinginannya untuk menikah itu kepada ayahnya.


Mendengar keinginan anaknya, ayahnya sangatlah mengerti karena usia anaknya tersebut sudah cukup untuk memiliki keluarga sendiri. Namun yang dikhawatirkan ayahnya ialah dengan dirinya mampu menafkahi keluarganya kelak, sedangkan ia tidaklah bekerja dan hanya menyia-nyiakan waktunya belaka.


Tetapi sang ayah tidaklah kehilangan akal, ia mencoba merencanakan sesuatu pada anaknya, dan berkata pada anaknya mengenai keinginannya itu.


"Baiklah, Nak. Kau boleh menikah, Namun ada syarat yang harus kau penuhi, yaitu jika kau bisa memberi sekeping uang emas pada ayah dan uang itu harus dari hasil kerjamu" kata sang ayah.


Anak laki-laki itu tersenyum. "Ah, syaratnya mudah" pikirnya. 


Padahal, Ia tidaklah mengerti akan maksud dari  perkataan ayahnya, yang dipikirnya hanyalah memberi sang ayah sekeping uang emas, entah darimana datangnya.


Keesokan harinya dengan gembira, anak laki-laki itu memberikan sekeping uang emas kepada ayahnya dari hasil pinjamannya.


Sang ayah mengetahui akan hal itu, lalu mengambil keping emas itu dan membuangnya ke sungai.
Dengan heran anaknya bertanya pada ayahnya, "Bagaimana, Ayah? Aku boleh menikah sekarang?" tanya si anak laki-laki.


"Tidak, Anakku. Aku memintamu untuk mendapatkan sekeping uang emas itu dari hasil jerih payahmu sendiri. Aku tahu, kalau Kau tidak mendapatkan uang emas tadi dengan bekerja, kan?" kata ayahnya.


Anak laki-laki itu sangat terkejut karena ayahnya mengetahui bahwa ia tidak bekerja untuk mendapatkan uang itu. Tapi, tetap saja ia tidak mau bekerja.


la kembali meminjam sekeping uang emas dari ibunya untuk diberikan pada ayahnya.
Ayah lagi-lagi membuang uang emas itu kesungai. 

"Itu bukan hasil kerjamu. Kau belum boleh menikah, pergilah untuk mencari kerja karena hanya itu satu-satunya syarat yang harus kamu penuhi" kata sang ayah.


Dengan sedih ia berlalu, dan Anak laki-laki itu akhirnya mencoba untuk bekerja, sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh ayahnya.


Setelah seminggu bekerja keras banting tulang, akhirnya ia mendapatkan sekeping uang emas. Dengan sukacita, ia segera menemui ayahnya untuk memberikan uang emas itu.


Saat ayahnya hendak membuang uang emas itu ke sungai seperti sebelumnya, anak laki-laki itu dengan segera mencegah dan memohon sambil memegang kaki ayahnya. 

"Jangan, Ayah. Jangan kau lakukan hal itu, janganlah kau buang uang emas itu seperti sebelumnya. Aku mendapatkan uang itu dengan jerih payah dan keringatku sendiri."



Ayahnya tersenyum karena rencana awal untuk merubah anaknya telah berhasil, 


"Kau sekarang boleh menikah, Anakku. Kau sudah tahu nilai uang hasil jerih payahmu sendiri dan kau akan menggunakan uangmu dengan bijaksana." Ujar ayahnya kepada anak laki-lakinya.


Anak laki-laki itu pun menikah dan hidup bahagia dengan istrinya.

Pembelajaran

Pesan Moral dari Dongeng Anak ini adalah bekerja keraslah untuk mendapatkan sesuatu yang kamu inginkan. Dengan begitu, capat atau lambat kamu akan memetik hasilnya dan otomatis kamu akan menghargai hasil jerih payahmu itu. Lalu, berhematlah dengan apa yang kamu punyakarena suatu saat pasti akan membutuhkannya.