Beberapa Macam Doa Iftitah Sholat

Beberapa Macam Doa Iftitah Sholat

 

macam doa iftitah sholat
image source : middleeasteye.net


DOA IFTITAH SHALAT

Terdapat beberapa macam doa iftitah yang dapat dibaca pada saat shalat wajib maupun sunnah, yang semua bacaan telah dicontohkan oleh Rasulullah saw.

Doa Iftitah 1

اللَّهُمَّ بَاعِدْ بَيْنِي وَبَيْنَ خَطَايَايَ، كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ المَشْرِقِ وَالمَغْرِبِ، اللَّهُمَّ نَقِّنِي مِنَ الخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ، اللَّهُمَّ اغْسِلْ خَطَايَايَ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالبَرَدِ
 

Allahumma baaid bainii wa baina  khothoyaaya kamaa baatdta baiinal masyriki wal magrhribi, Allahumma naqinii min khothooyaa kama yunaqqos tahubul abtyaddhzu minad danas. Allahummaghsil khothoyaaya bilmaai watsalji wal barad.

“Ya Allah jauhkanlah antara aku dan dosa-dosaku sebagaimana Engkau jauhkan antara timur dan barat, ya Allah bersihkan aku dari dosa-dosaku sebagaimana dibersihkannya baju putih dari kotoran, ya Allah basuhlah aku dari dosa-dosaku dengan air, es dan embun.”[1]

Doa Iftitah 2

اَللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ ِللهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلا إِنِّىْ وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِيْ فَطَرَالسَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضَ حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ إِنَّ صَلاَتِيْ وَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ لاَشَرِيْكَ لَهُ وَبِذلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ


Allaahu Akbaru kabira wal hamdu lillahi kathira, wa subhanallahi bukratan wa asila. Innii wajjahtu wajhiya lillazi fatharas samaawaati wal ardha haniifa muslimaw wa maa anaa minal mushrikiin. Inna salaati wa nusuki wa mahyaya wa mamati lillahi Rabbil ‘aalamiin. Laa syariikalahu wa bidzaalika umirtu wa ana minal muslimiin.

    “Allah Maha Besar dengan sebesar-besarnya. Segala puji yang sebanyak-banyaknya bagi Allah. Maha Suci Allah pada pagi dan petang hari. Aku menghadapkan wajahku kepada Tuhan yang telah menciptakan langit dan bumi dengan segenap kepatuhan dan kepasrahan diri, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang menyekutukan-Nya. Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidup dan matiku hanyalah kepunyaan Allah, Tuhan semesta alam, yang tiada satu pun sekutu bagi-Nya. Dengan semua itulah aku diperintahkan dan aku adalah termasuk orang-orang yang berserah diri (muslim).”
 

Doa Iftitah 3

Atau yang lebih pendek tanpa Innii Wajjahtu...


أللَّ‍هُ أَكْبَرْ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً

ALLOHU AKBAR KABIIROW WAL_HAMDU LILLAAHI KATSIIROW WASUB_HAANALLOHI BUKRO-TAW WA'ASHIILA.
Alloh Maha Besar dengan segala kebesarannya. Segala puji bagi Alloh. Maha Suci Alloh dipagi dan petang hari
(HR. An-Nasa'iy II/125)

Doa Iftitah 4

سُبْحَاَنكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِ كَ تَبَارَكَ اسْمُكَ وَتَعَالَى جَدُّكَ وَلاَ إِلَهَ غَيْرُكَ

Subhaanakallumma wa bihamdika tabaa rokasmuka wa ta'aalaa jadduka walaa ilaha ghoiruka

“Mahasuci Engkau ya Allah dengan memuji-Mu, Mahatinggi nama-Mu, dan Mahatinggi kekuasaan-Mu, tidak ada Ilaah kecuali Engkau.”[2]

 

Doa Iftitah 5


وَجَّهْتُ وَجْهِىَ لِلَّذِى فَطَرَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ حَنِيفًا (مُسْلِمًا) وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ إِنَّ صَلاَتِى وَنُسُكِى وَمَحْيَاىَ وَمَمَاتِى لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ لاَ شَرِيكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِينَ اللَّهُمَّ أَنْتَ الْمَلِكُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ. أَنْتَ رَبِّى وَأَنَا عَبْدُكَ ظَلَمْتُ نَفْسِى وَاعْتَرَفْتُ بِذَنْبِى فَاغْفِرْ لِى ذُنُوبِى جَمِيعًا إِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلاَّ أَنْتَ وَاهْدِنِى لأَحْسَنِ الأَخْلاَقِ لاَ يَهْدِى لأَحْسَنِهَا إِلاَّ أَنْتَ وَاصْرِفْ عَنِّى سَيِّئَهَا لاَ يَصْرِفُ عَنِّى سَيِّئَهَا إِلاَّ أَنْتَ لَبَّيْكَ وَسَعْدَيْكَ وَالْخَيْرُ كُلُّهُ فِى يَدَيْكَ وَالشَّرُّ لَيْسَ إِلَيْكَ أَنَا بِكَ وَإِلَيْكَ تَبَارَكْتَ وَتَعَالَيْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ
 

“Aku hadapkan wajahku kepada Dzat yang menciptakan langit dan bumi dalam kondisi lurus kepada kebenaran, dan saya bukan termasuk orang orang yang menyekutukan Allah. Ya Allah Engkau adalah Raja, tidak ada ilaah yang berhak disembah kecuali Engkau. Engkau adalah Rabbku, dan saya adalah hamba-Mu, aku zalimi diriku sendiri, dan aku mengakui dosaku, maka ampunilah aku akan dosaku semua, tidak ada yang mengampuni dosa kecuali Engkau. Ya Allah tunjuki aku kepada akhlak yang baik, tidak menunjuki akhlak yang baik kecuali Engkau, paling dariku akhlak yang buruk, tidak memalingkan akhlak buruk dariku kecuali Engkau. Aku sambut panggilan-Mu, aku indahkan panggilan-Mu, semua kebaikan ada di tangan-Mu, keburukan tidak dinisbahkan kepada-Mu, aku dengan-Mu, dan kepada-Mu. Engkau Mahaberkah, Mahatinggi, aku mohon ampun kepada-Mu, dan bertaubat kepada-Mu.”[3]

Doa Iftitah 6

Atau yang Lebih singkat dari doa di atas, doa iftitah ini diriwayatkan oleh Ibnu Majah.

إِنِّى وَجَّهْتُ وَجْهِىَ لِلَّذِى فَطَرَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ حَنِيفًا وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ إِنَّ صَلاَتِى وَنُسُكِى وَمَحْيَاىَ وَمَمَاتِى لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ لاَ شَرِيكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا أَوَّلُ الْمُسْلِمِينَ



(Innii wajjahtu wajhiya lilladzii fathoros samaawaati wal ardlo haniifaaw wamaa ana minal musyrikiin. Inna sholaatii wa nusukii wamahyaaya wa mamaati lillaahi robbil ‘aalamiin. Laa syariikalahu wabidzaalika wa ana awwalul muslimiin)

Artinya:
Sesungguhnya aku hadapkan wajahku kepada Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam keadaan tunduk dan aku bukanlah dari golongan orang-orang musyrik. Sesungguhnya shalatku, sembelihanku, hidupku dan matiku hanya untuk Allah Tuhan semesta alam. Tidak ada sekutu bagiNya. Dan dengan yang demikian itu lah aku diperintahkan. Dan aku adalah orang yang pertama berserah diri.

Catatan Kaki

[1] Dari Abu Hurairah ra., adalah Rasulullah jika membuka shalat diam sejenak, maka aku berkata, “Ayah dan ibuku (menjadi tebusanmu) wahai Rasulullah apa yang kau katakan dalam diammu antara takbir dan qiraah (membaca Al-Qur›an)?” Beliau bersabda, “Aku membaca Allahumma ba’id bainii wa baina khathaayaaya ….” (HR. Ibnu Abi Syaibah No.1/309, Nasai dalam Sunani No. 60, Ibnu Khuzaimah No.1651, Ibnu Hibban No.1506)

[2] Dari Aabi Sa›id ra. adalah Nabi saw. jika iftitah shalat membaca, “Subhaanakallahumma wa bihamdika...” (HR.Baihaqi dalam sunan kubra:1/261)
[3] Dari Ali ra., sesungguhnya Nabi saw. jika memulai shalat, takbir kemudian membaca, “Wajjahtu wajhiya…” dan jika rukuk membaca, “Allahumma laka raka’tu, wa bika aamantu wa laka aslamtu...” dan jika mengangkat kepalanya dari rukuk membaca, ”Sami’allaahuliman hamidahu…” dan jika sujud membaca, “Allahumma laka sajadtu, wa bika aamantu...” (HR. Baihaqi dalam Syu’abul Iman No.2986, Abu ‘Awanah dalam Mustakhraj No.1277, Abu Dawud No. 760, Turmudzi No.3749. Berkata Turmudzi ini hadits hasan shahih)