Mengenal Kita-Kitab Suci Terdahulu Sebelum Alquran

Mengenal Kita-Kitab Suci Terdahulu Sebelum Alquran


SETIAP nabi dan rasul menerima wahyu (pengetahuan tentang hukum syara sebagai pedoman hidup) dari Allah SWT. Wahyu-wahyu tersebut kemudian ada yang ditulis dan dikumpulkan dalam bentuk suhuf (semacam brosur kecil), ada pula yang dibukukan menjadi kitab.

KITAB-KITAB SUCI TERDAHULU

Beberapa nabi dan rasul yang memiliki suhuf, ialah:
1) Nabi Adam as. memiliki 10 suhuf,
2) Nabi Syits as. memiliki 60 suhuf
3) Nabi Idris as. memiliki 30 suhuf
4) Nabi Ibrahim as. memiliki 30 suhuf
5) Nabi Musa as. memiliki 10 suhuf, diterima sebelum memperoleh Kitab Taurat.

Empat nabi dan rasul yang mempunyai kitab.
1. Nabi Musa as. mempunyai Kitab Taurat.
2. Nabi Daud as. mempunyai Kitab Zabur
3. Nabi Isa as. (disebut juga Yesus Kristus) mempunyai Kitab Injil
4. Nabi Muhammad saw. mempunyai Kitab A-Quran/Al-Furqan.

Percaya kepada kitab-kitab Allah SWT merupakan Rukun Iman Keempat. Oleh karena itu, selain percaya kepada Al-Quran, seorang muslim wajib mempercayai pula bahwa Allah SWT pernah menurunkan kitab-kitab suci yang lain kepada nabi dan rasul Sebelum Nabi Muhammad saw.

Kitab Taurat

Kitab Taurat adalah kumpulan firman-firman Allah SWT yang diwahyukan kepada Nabi Musa as, Firman Allah SWT

"Dan sesungguhnya Kami telah mendatangkan Alkitab (Taurat) kepada Musa." (Q.S. A-Baqarah: 87). 

Dan Kami berikan kepada Musa kitab Taurat dan Kami jadikan kitab Taurat itu petunuk bagi Bani Israil. " (QS. Al-Israa': 2).

Kata Taurat berasal dari bahasa lbrani yang berarti syariat atau hukum. Kitab Taurat itu sendiri memang diturunkan dalam bahasa Ibrani. Nama Taurat disebut dalam Al-Quran sebanyak delapan belas kali. Isi pokok kitab ini adalah "sepuluh firman/hukum" Allah SWT yang diterima oleh Nabi Musa di puncak gunung Thursina.

Intisari dari sepuluh firman/hukum yang ditetapkan olehAllah SWT tersebut sebagai berikut:

1. Keharusan mengakui ke-Esa-an Allah.
2. Larangan menyembah patung dan berhala, karena Allah SWT tidak dapat diserupakan dengan mahluk-mahluk-Nya baik yang ada di langit, di bumi maupun di air.
3. Larangan menyebut Tuhan Allah SWT dengan sia-sia.
4. Memuliakan hari Sabtu
5. Mengohormati ayah-ibu.
6. Larangan membunuh sesama manusia.
7. Larangan berbuat zina.
8. Larangan mencuri
9. Larangan menjadi saksi palsu. sgut Judoeib) as sal ids
10. Larangan berkeinginan memiliki atau menguasai hak orang lain

Selain kesepuluh firman Allah tersebut, Nabi Musa as. juga menerima wahyu lain tentang cara melaksanakan shalat, berqurban, upacara, dan lain sebagainya. Dalam menyiarkan ajaran tersebut Nabi Musa as., dibantu oleh saudaranya, Nabi Harun as.

Taurat menurut keyakinan umat Yahudi yang juga diyakini Umat Kristen, terdiri dari lima kitab.

1. Kitab Kejadian yang mengisahkan kejadian alam semesta Kejadian Adam dan Hawa serta dikeluarkannya mereka dari surga. dan turunnya Adam dan sejumlah Nabi sampai Yusuf as.

2. Kitab Keluaran yang mengisahkan tentang kepergian Bani Israil dari Mesir yang dipimpin Nabi Musa as., dan keberadaan mereka selama 40 tahun di Semenanjung Sinai.

3. Kitab Imamat yang berisi kumpulan hukum/syariat dalam agama Yahudi.

4. Kitab Bilangan yang menerangkan tentang jumlah keturunan Bani Israil pada zaman Nabi Musa as.

5. Kitab Ulangan yang berisi pengulangan kisah kepergian Bani Israil dari Mesir dan pengulangan kumpulan peraturan.

Hanya saja, yang patut disesalkan, isi kitab Taurat telah dirobah oleh para pemuka Yahudi beberapa waktu setelah Nabi Musa as. wafat. Sebagian besar firman Allah SWT dalam kitab tersebut mereka gelapkan, sebagaimana telah diberitakan oleh Allah SWT dalam Al-Quran.

Dan mereka tidak menghormati Allah dengan penghormatan yang semestinya dikala nereka berkata:

"Allah tidak menurunkan sesuatu pun kepada manusia.". Katakanlah: "Siapakah yang menurunkan kitab (Taurat) yang dibawa oleh Musa sebagai cahaya dan petunjuk bagi manusia, kamu jadikan kitab itu lembaran-lembaran kertas yang bercerai-berai, kamu perlihatkan (sebagiannya) dan kamu sembunyikan sebagian besarnya, padahal telah diajarkan kepadamu apa yang kamu dan bapak-bapak kamu tidak mengetahuinya. "Katakanlah: Allah (telah menurunkannya) ", kemudian (sesudah kamu menyampaikan Al-Quran kepada mereka), biarkanlah mereka bermain-main dalam kesesatannya. (Q.S. Al-An'aam: 91).

Di antara isi Kitab Taurat yang diubah adalah tentang kerasulan Muhammad dan sifat-sifatnya. Firman Allah SWT Apakah kamu masih mengharapkan mereka akan percaya kepadamu, padahal sebagian dari mereka mendengar firman Alah, lalu mereka mengubahnya setelah mereka memahaminya, sedang mereka mengetahui," (Q.S. A-Baqarah: 75).

Setelah adanya perubahan isi dalam kitab Taurat tersebut, masihkah kita wajib mempercayainya? Di sini perlu kiranya penulis kutipkan cara menyikapi kitab Taurat seperti yang diterangkan dalam Ensiklopedi Islam Indonesia karya Tim Penulis IAIN Syarif
Hidayatullah, Jakarta: Djambatan, 1992.

...Oleh karena itu keimanan umat Islan dengan Taurat sebagai satu di antara kitab-kitab suci yang diwahyukan sebelum Al-Quran, sudah cukup dalam bentuk membenarkan berita AlQuran dan hadis Nabi, bahwa dulu Nabi Musa menerima firman-firman Tuhan, yang dinamakan dengan Taurat. Sebagian firman-firman yang disampaikan kepada Musa itu disebutkan dalam Al-Quran dan apa yang disebutkan A-Quran itu tentu dipercaya sebagai bagian dari kandungan Taurat.

Kitab Zabur

Kitab Zabur adalah kumpulan firman-firman Allah SWT yang diwahyukan kepada Nabi Daud as, raja Bani Israil ketika kaum itu mencapai zaman keemasannya di Kanaan sekitar 400 tahun setelah meninggalkan tanah Mesir. Firman Allah SWT. Dan Kami berikan (kitab) Zabur kepada Daud." (Q.S. Al Israa': 55).

Kitab Zabur berisi mazmur (nyanyian pujian kepada Tuhan) yang melukiskan tentang segala nikmat Ilahi yang terlimpah serba ada. Kitab ini sama sekali tidak mengandung hukum-hukum atau syariat, karena Nabi Daud as. diperintahkan oleh Allah SWT mengikuti peraturan yang dibawa oleh Nabi Musa as.

Nyanyian pujian dalam Kitab Zabur antara lain, Mazmur: 146

1) besarkanlah olehmu akan Allah. Hai Jiwaku pujilah Allah.

2) maka aku akan memuji Allah seumur hidupku, dan aku akan nyanyi pujian-pujian kepada Tuhanku selama aku ada.

3) janganlah kamu percaya pada raja-raja atau anak-anak Adam yang tiada mempunyai pertolongan.

4) maka putuslah nyawanya dan kembalilah ia kepada tanah asalnya dan pada hari itu hilanglah segala daya upayanya.

5) Maka berbahagialah orang yang memperoleh Ya'qub sebagal penolongnya dan yang manaruh harap kepada Tuhan Allah

6) Yang menjadikan langit, bumi dan laut serta segala isinya, dan yang menaruh setia sampai selamanya.

7) Yang membela orang yang teraniaya dan yang memberi makan orang yang lapar. Bahwa Allah membuka rantai orang yang terpenjara.

8) dan Allah membukakan mata orang buta, Allah menegakkan orang yang tertunduk, dan Allah mengasihi orang yang benar.

9) maka Allah memelihara orang dagang serta ditetapkannya anak yatim dan perempuan bujang, tetapi jalan orang jahat itu dibalikkannya.

10) bahwa Allah akan berkerajaan kelak sampai selama-lamanya dan Tuhanmu, hai Zion! Zaman berzaman. Besarkanlah Allah olehmu.

Kitab Injil

Injil yang asli (sebelum dirubah sebagian isinya) adalah kitab yang berisi firman-firman Allah SWT yang diwahyukan kepada Nabi Isa as. (orang Barat menyebutnya Yesus Kristus), putra dari Mariam.
Kata Injil semula dari bahasa Yunani euangelion (berarti kabar gembira) kemudian masuk ke dalam bahasa Arab menjadi Injil.

Makna dari kabar gembira yang dimaksud adalah karena Nabi Isa as. menggembirakan para umatnya dengan berita akan kedatangan Muhammad saw sebagai utusan Allah SWT yang terakhir untuk Seluruh alam. Nabi Isa as. mengajarkan Injil kepada para pengikutnya hanya selama tiga tahun, sejak usia 30 sampai usia 33 tahun saat diangkat/diselamatkan oleh Allah SWT dari pengejaran Kaum Yahudi yang ingin menyalibnya.

Dalam berdakwah Isa almasih dibantu oleh dua belas orang muridnya yang dalam Islam dikenal dengan sebutan Hawariyun (murid-murid Nabi Isa yang sangat setia). Mereka ialah:

1) Andreas
2) Simon Petrus
3) Barnabas
4) Matius
5) Yahya bin Zabdi
6) Ya'kub bin Zabdis beepo 0e ap na
8) Yahuda
9) Bartholomeus
10) Pilipus
11) Ya'kub bin Alpius
12) Yahuda Iskariot

Isi yang terkandung dalam Injil iní berbeda dengan kitab-kitab terdahulu. Kitab Taurat mengajarkan tentang Tauhíd (ke-Esaan Allah SWT, dan Kitab Zabur mengajarkan pujian (zikir dan doa) kepada Allah SWT, sedangkan Injil mengajarkan tentang pembersihan jiwa-raga dari kekotoran (nafsu duníawi). Dengan kata lain, Injil mengajak manusia untuk hidup zuhud, yakni pola hidup yang tidak mengutamakan hal-hal yang bersifat duniawi.

Seperti halnya Nabi Daud as. yang tidak berniat mengubah hukum dalam kitab Taurat, Nabi Isa as. pun tidak mengubahnya Firman Allah SWT. Dan Kami utus Isa ibnu Maryam mengikuti jejak mereka (para nabi bani Israil), demi membenarkan kitab yang sebelumnya, yakni: Taurat. Dan Kami telah memberikan kepadanya kitab Injil, yang mengandung petunjuk dan cahaya, dan membenarkan kitab sebelumnya, dan sebagai petunjuk orang-orang yang bertakwa." (Q.S. A-Maidah: 46).

Sebagaimana diterangkan dalam Surat Al-Maidah ayat 46 tersebut di atas, umat Islam mempercayai sepenuhnya bahwa Injil merupakan kitab dari Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Isa as. Akan tetapi umat Kristen berpendapat, Injil adalah kisah atau laporan yang disusun oleh para pengikut Isa Almasih tentang kehidupan Isa Almasih, termasuk tentang pengajarannya kepada Bani Israil atau Bangsa Yahudi agar mereka beragama secara benar.

Inji-injil yang ada sekarang ini adalah karya pengarang injil beberapa waktu lamanya setelah Nabi Isa as. wafat. Pada mulanya beredar puluhan Injil, namun dalam Symodes (muktamar gereja-gereja) di Nicaea-suatu tempat di Asia Kecil, dekat Konstantinopel pada  tahun 325 M yang diadakan oleh Kaisar Constantinus diputuskan hanya empat injil yang sah.

1. Injil Matius karya Santo Matius yang disebut juga Lewi anak Alpius, seorang Yahudi yang mula-mula bekerja sebagai pegawai pemungut pajak

2. Injil Markus karya Markus bin Maryam. Sesungguhnya Markus adalah nama gelar, sedangkan namanya sendiri adalah Yohana atau Yahya. Semula ia seorang beragama Yahudi, kemudian masuk Kristen di tangan Petrus. Riwayat lain mengatakan bahwa penulis Injil Markus adalah guru Markus, ialah Petrus.

Markus adalah kemenakan dari Barnabas, yang juga penulis Injil Berdua mereka mengembara (untuk berdakwah) mengabarkan Injil ke Roma, Afrika Utara dan akhirnya menetap di Mesir. la meninggal dunia karena dibunuh oleh para penyembah berhala pada tahun 62 M.

Markus, menurut Ibnu Batrik yang juga penulis Masehi, tidak mengakui ketuhanan Yesus. Pahamnya ini diikuti oleh pemeluk agama Nasrani di daerah dakwahnya seperti Afrika Utara, Mesir, dan Habsy. Itulah sebabnya Najasi, Raja Habsyi pada masa Nabi Muhammad saw. juga percaya sepenuhnya bahwa Isa anak Maryam bukanlah Tuhan, melainkan Nabi dan Rasul sebagaimana Nabi-Nabi dan Rasul-Rasul Tuhan yang lain.

3. Injil Lukas dikarang oleh Lukas, seorang tabib kelahiran Antiokia, Yunani Sumber lain mengatakan, bahwa ia seorang tukang gambar. Ja murid Paulus, dan keduanya tidak pernah bertemu dengan Yesus. Dengan demikian baik Yahya maupun Paulus bukanlah murid Yesus.

4. Injil Yahya. Menurut Encyclopedia Britanica Injil Yahya ditulis pada tahun 100 M dan Kitab wahyunya tahun 96 M oleh seorang ketua Gereja bernama Yahya atau John the Presbyter yang tinggal di Episus. Jelaslah bahwa Injil Yahya bukan karya Yahya bin Zabdi - murid Yesus, sebab ia terbunuh pada tahun 70 M.

Prof. Stadlein menegaskan bahwa Injil Yahya dikarang oleh seorang mahasiswa dari perguruan Iskandariyah pada abad kedua masehi. Pendapat inilah yang cukup beralasan. Mengapa?
Injil Yahya mengajarkan ketuhanan Yesus, di mana ajaran tersebut mula-mula datang dari mazab lskandariyah yang kemudian disahkan oleh Kongres Nicea pada tahun 325 M semasa Kaisar Constantinus.

Yang jelas Injil Yahya sengaja ditulis untuk menegaskan tentang ketuhanan Yesus. Tentang sejarah penulisan Injil Yahya ini lebih lengkap dan jelas diterangkan dalam buku Kuliah Aqidah Lengkap karya Drs. Hurnaidi Tatapangarsa (terbitan Bina Imu, Surabaya).


Bahwa Injil Yahya mengajarkan ketuhanan Yesus memang dapat dimaklumi, sebab ia ditulis oleh pengarangnya memang untuk tujuan itu atas desakan dari orang-orang di sekitarnya.

Seorang penulis Masehi dari Libanon, Jeriis Zuwen mengatakan:S esungguhnya Syirbantus dan Abisu beserta pengikut mereka di waktu mengajarkan agama Masehi berpendapat bahwa Al-Masih tidak lain adalah seorang manusia dan dia tidak ada sebelum ibunya Maryam. Oleh karena itu pada tahun 96 berkumpullah semua pendeta Asia dan lain-lain di tempat Yahya. Mereka mengharapkan agar Yahya menulis tentang Al-Masih dan menyerukan sebuah Injil yang belum ditulis oleh ahli-ahli Injil yang lain serta ditulisnya dengan cara tersendiri tentang ketuhanan Al Masih."

Penulis Masehi lainnya, Yusuf Al-Dubai Al-Khaurt menerangkan pula. "Sesungguhnya Yahya mengarang Injilnya pada penghabisan hidupnya atas permohonan pendeta-pendeta Asia,. Sebabnya adalah karena di sana terdapat beberapa golongan yang mengingkari ketuhanan AL-Masih. Mereka meminta kepadanya agar ditegaskan ketuhanan Al-Masih itu dan disebutkan apa-apa yang ditinggalkan oleh Matius, Markus dan Lukas dalam Injil-injil mereka."

Jadilah Injil Yahya adalah satu-satunya Injil-di antara keempat Injil - yang iakui sah oleh kalangan gereja, yang secara tegas mengajarkan ketuhanan Yesus.

Injil-injil selain yang keempat itu dinyatakan sebagai injil Apocrypha (injil-injil yang tidak sah, yang dilarang terbit dan harus dimusnahkan). Inji-injil yang dinyatakan tidak sah tersebut, antara lain:

1. Injil Andreas
2. Injil Apeles
3. Injil Barnabas
4. Injil Duabelas
5. Injil Ebionea
6. Injil lbrani
1. Injil Marcion
8. Injil Maria
9. Injil Mathias
10. Injil Nicodemus
11. Injil Orang-orang Mesir
12. Injil Philip
13. Inil Thomas
14. Injil Yakobus
15. Injil Yudas Iskariot.

Sebagai umat Islam, bagaimanakah seharusnya kita menyikapi keempat Injil (karya Matius, Markus, Lukas, dan Yahya) yang ada sekarang ini? Umat Islam cukuplah mempercayai bahwa Allah SWT pernah menurunkan Kitab Injil kepada nabi Isa as. Akan tetapi Injil yang murni atau benar-benar berisi kumpulan firman Allah SWT kini sudah tidak ada lagi. Maka kita sebagai umat Islam dilarang mempercayai isi keempat Injil tersebut.

Ditegaskan dalam Ensiklopedi Islam ndonesia karya Tim Penulis  IAIN Syarif Hidayatullah, Jakarta: Djambatan, 1992.

Berdasarkan keterangan Al-Quran dan dengan menganologikan lnjil dengan Al-Quran, maka umat Islam memandang bahwa lnjil yang seharusnya menjadi pegángan umat Kristen haruslah satu versi seperti AlQuran; ia haruslah merupakan himpunan murni firman-firman Tuhan yang diwahyukan kepada Nabi Isa Almasih dan kemudian ia sampaikan kepada para pengikutnya. Injil itu seharusnya berbahasa Aramea, karena Nabi Isa Almasih dan kaumnya Berbahasa Aramea.

Di antara semua Injil yang tersebut di atas baik yang sah maupun tidak - sesungguhnya Injil Barnabas yang menarik perhatian, terutama bagi umat Islam. Isi Injil Barnabas banyak persamaannya dengan yang diberitakan dalam Al-Quran. Sebab dalam kitab tersebut, antara lain, diterangkan juga

1) Yesus tidak disalib, yang disalib sebenarnya Yudas Iskariot yang telah diserupakan oleh Tuhan - rupa dan suaranya-dengan rupa dan suara Yesus. Sedang Yesus sendiri loncat bersama malaikat dan terus diangkat ke hadirat Allah (Pasal 215, 216, dan 217).

2) Yesus bukan anak Allah, bukan pula Tuhan, tetapi seorang Rasul (utusan) Allah.

3) Bahwa putra Nabi Ibrahim as. yang akan disembelih karena perintah Allah SWT adalah Ismail, bukan Ishaq seperti yang tersebut dalam Perjanjian Lama yang ada sekarang ini.

4) Mesias (yang dimaksudkan di sini "pembebas dunia" atau "juru selamat") atau Almasih yang dinanti-nantikan itu bukan Yesus, akan tetapi Muhammad nabi dan Rasul Allah yang terakhir.

Hanya saja, yang patut disesalkan, Injil Barnabas oleh Pihak Gereja digolongkan sebagai Injil yang tidak sah, sehingga ditarik dari peredaran dan dimusnahkan. Tetapi pada tahun 1709, Cremer Toland, seorang penasihat Raja Prusia menemukan naskah tertua Injil Barnabas dalam bahasa Italia yang semula tersimpan rapi perpustakaan seorang terkemuka di Amsterdam. Dari naskah berbahasa Itali itulah dibuat terjemahannya ke bahasa lain seperti bahasa Inggris, Sepanyol dan Arab.

Penerjemahan Injil Barnabas dari Bahasa Itali ke Bahasa Arab dilakukan oleh Dr. Khalil Saadah pada tahun 1908, dan dimuat dalam majalah AL Manar Mesir. Dari Injil Barnabas berbahasa Arab itilah, Husein Abubakar dan Abubakar Basymeleh menerjemahkannya ke dalam bahasa Indonesia.