Larangan Banyak Dan Gemar Bercerita

Larangan Banyak Dan Gemar Bercerita

larangan banyak bercerita
source image : imb.org

Diriwayatkan dari Auf bin Malik al-Asyja'i ra, ia berkata, aku mendengar Rasulullah saw bersabda: 

"Janganlah bercerita[1] kecuali amir, atau orang-orang yang diijinkan bercerita oleh amir atau orang yang sombong.[2]"[3]


Diriwayatkan dari Amru bin Syu' aib, dari ayahnya, darı kakeknya (yakni 'Abdullah bin Amru ra), bahwa Rasulullah saw bersabda:


"Janganlah bercerita di hadapan manusia kecuali amir, orang yang diijinkan bercerita oleh amir atau orang yang cari muka.[4]


Diriwayatkan dari Khabbab , dari Rasulullah, beliau bersabda:


"Sesungguhnya setelah Bani Israil mengalamı kebinasaan, mereka suka mengobral cerita."[5]

Kandungan Bab

Menyampaikan cerita atau nasihat merupakan kewajiban imam (pemimpin). Seorang amir atau pemimpin boleh melakukannya sendiri dan boleh pula mengangkat orang lain untuk melakukannya. Adapun selain amir atau orang yang diizinKan amir untuk bercerita, maka pelakunya termasuk ke dalam golongan orang-orang yang Sombong dan riya', wal 'iyaadzu billah.


Gemar bercerita dan menyampaikan hikayat dapat mengurangi kualitas fiqh dan ilmu yang berguna; padahal dengan kedua perkara itulah orang-orang dapat mengenal agama mereka dan dapat menuntun mereka beramal shalih. Jika sedikit fiqih dan ilmu yang berguna yang mereka miliki, maka mereka akan membuat-buat cerita dan hikayat serta hadits-hadits palsu. Dan ini merupakan awal kesesatan seseorang dari manhaj yang haq. Kondisi seperti ini banyak Kita jumpai pada orang-orang sekarang ini. Banyak sekali di antara mereka yang berprofesi sebagai tukang cernta, khususnya di kalangan Jama'ah Tablıgh, sebuah aliran dakwah sufi, yang tidak mengenal ilmu kecuali kisah-kisah Israailliyaat, kisah-kisah sufi, hikayat dan cerita-cerita bohong


Gemar bercerita akan membuahkan sifat suka mengobral kata dan meninggalkan amal. lni merupakan karakter orang-orang yang binasa yang meninggalkan amal shalih, mereka lebih suka mengumbar cerita yang tidak jelas asal usulnya.


Catatan Kaki

[1] Yaitu menyampaikan cerita, berita atau nasıhat. Maksudnya perbuatan itu hanya dilakukan oleh ketiga jenis orang tersebut, yang pertama, yaitu amir, yang kedua orang yang diben ijin bercerita dan yang ketiga orang yang jatuh dalam larangan tersebut, sebab dikhawatirkan ia akan menambah-nambahi atau mengurang-nguranginya.

[2] Yakni orang yang angkuh, takabbur dan mengejar kekuasaan.

[3] Hadits shahih, diriwayatkan oleh Abu Dawud (3665), Ahmad (VI/22-23, 27, 28, 29) dari beberapa jalur riwayat. Saya katakan: "Secara keseluruhan hadits ini shahih."

[4] Hasan lighairihi, diriwayatkan oleh Ibnu Majah (5753) dan ad-Darnmi (/319) dengan sanad dha'if, di dalamnya terdapat perawi bernama "Abdullah bin Amir, akan tetapi hadits sebelumnya menguatkan hadits ini.

[5] Shahih, diriwayatkan oleh ath-Thabrani dalam al-Kabiür (3705) dan Abu Nu'aim dalam al-Hilyah (IV/362) dengan sanad hasan, perawinya seluruhnya tsiqah kecuali al-Ajlah bin 'Abdillah bin Hajiyyah al-Kindi, dia adalah perawi shaduq.
Ada beberapa jalur lainnya yang disebutkan oleh 'Abdul Haq al-Asybilı dalam al-Ahkaamush Shughra (/8), riwayat ini beliau nisbatkan kepada al-Bazzar, namun di dalamnya terdapat perawi bernama Syarik bin Abdillah, 12 adalah perawi yang jelek hafalannya akan tetapi haditsnya bisa dijadi kan penguat. Secara keseluruhan hadits ini shahıh. Wallaahu a'lam.